Melacak Jejak Kapanewon Gondowulung yang Kini Hilang dari Peta Jogja

Toponimi

Melacak Jejak Kapanewon Gondowulung yang Kini Hilang dari Peta Jogja

Adji G Rinepta - detikJogja
Jumat, 22 Agu 2025 09:01 WIB
Ilustrasi peta Indonesia
Ilustrasi peta wilayah. Foto: Getty Images/iStockphoto/naruedom
Jogja -

Bagi warga Jogja dan Bantul tentu tidak asing dengan nama Gondowulung. Nama ini melekat pada markas Brimob hingga perempatan ring road sebelah selatan Terminal Giwangan. Ternyata, Gondowulung dulu adalah sebuah nama kapanewon atau kecamatan.

Nama Gondowulung juga terpampang di pos polisi lalu lintas di perempatan ring road tersebut. Namun menariknya, jika kita mencari Gondowulung di Google Maps kini, tidak ditemukan adanya daerah bernama Gondowulung.

Di aplikasi peta itu, langsung menunjuk ke markas Brimob Polda DIY di Jalan Imogiri Timur tepatnya di selatan perempatan pos polisi, jika kita memasukkan nama Gondowulung di kolom pencarian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pos lalu lintas Gondowulung di perempatan Ring Road Banguntapan, Bantul, DIY. Foto diunggah Jumat (22/8/2025).Pos lalu lintas Gondowulung di perempatan Ring Road Banguntapan, Bantul, DIY. Foto diunggah Jumat (22/8/2025). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja

detikJogja kemudian mencoba mencari arsip mengenai Gondowulung ini. Namun, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kurniawan mengatakan diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk mencari arsip mengenai Gondowulung.

Ia menuturkan, dari hasil pencarian arsip, ditemukan beberapa dokumen yang membuktikan adanya Kapanewon Gondowulung zaman dulu. Namun, pihaknya belum menemukan arsip mengenai hilangnya kapanewon itu.

ADVERTISEMENT

"Terus terang kalau kami harus butuh waktu yang tidak cepat untuk mencari tahu informasi semacam itu, apalagi arsip," ujarnya saat ditemui detikJogja di kantor DPAD DIY, Selasa (19/8/2025).

"Bisa juga itu (arsip mengenai hilangnya Kapanewon Gondowulung) bagian dari arsip yang belum diolah, karena memang banyak sekali (arsip yang belum diolah), sementara kita ini orangnya sangat terbatas," sambungnya.

Bukti arsip milik DPAD DIY yang menunjukan zaman dulu ada Kapanewon Gondowulung. Foto diunggah Jumat (22/8/2025).Bukti arsip milik DPAD DIY yang menunjukan zaman dulu ada Kapanewon Gondowulung. Foto diunggah Jumat (22/8/2025). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja

Arsiparis DPAD DIY, Ikra Widya mengatakan dari hasil pencariannya ditemukan beberapa arsip berupa dokumen administrasi mengenai Gondowulung yang telah diolah atau dirapikan.

Ia bilang, arsip-arsip itu menyebut nama Kapanewon Gondowulung yang ditemukan berasal mulai dari tahun 1953, 1957, 1960, 1973, dan 1975. Namun jumlahnya hanya sedikit dan hanya berupa arsip bukti administrasi pada zaman itu.

"Ada arsip tahun 57, disebutkan ada Kecamatan Gondowulung, ini arsip formasi kepala dukuh Kalurahan Tamanan, Kapanewon Gondowulung," papar Ikra.

"Arsip tahun 75 sudah pakai istilah kecamatan, kayaknya setelah tahun 70 itu pakainya istilah kecamatan, sebelum itu pakai istilah kapanewon," imbuhnya.

Ikra melanjutkan, pada arsip tahun 1953 dan 1959 tertulis mengenai daftar aset yang berada di dalam Kapanewon Gondowulung. Disebutkan di dalam Gondowulung ada Kelurahan Wonokromo, Pleret, Tamanan, Wirokerten, Jambitan, dan Potorono.

"Artinya kan berarti ada (Kapanewon Gondowulung)," terang Ikra.

Ikra menduga, arsip mengenai hilangnya Kapanewon Gondowulung bisa jadi berada di arsip-arsip yang belum diolah. Pasalnya, arsip yang ada di DPAD DIY adalah arsip sejak DIY bergabung dengan NKRI 1945 silam.

"Semua arsip yang tercipta semua ada di Kepatihan, jangan dibayangkan pengumpulan arsip itu teratur seperti sekarang. Kemudian tahun 94 baru dibentuk kantor Arsip Daerah," ungkap Ikra.

"Nah semua arsip diboyong ke kami, tapi belum rapi. Akhirnya terus kita olah, sayangnya ya itu tadi kita belum bisa mengolah secara optimal. Bisa jadi kemungkinan masih ada di harta karun di kita, ya ada tapi belum terolah," lanjutnya.

Markas Brimob Gondowulung

Meski Kapanewon Gondowulung sudah tidak ada sekarang, namun Markas Batalyon A Pelopor Satbrimob Polda DIY di Jalan Imogiri Timur hingga saat ini masih dikenal dengan Brimob Gondowulung.

Mantan Dukuh Nglebeng, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Sri Sugiyanti (60) mengaku sejak lahir pada 1965 tinggal dukuh yang berada di belakang markas Brimob. Ia hanya sekali pindah di tahun 1979, itu pun hanya bergeser tak jauh dari rumah masa kecilnya.

"Saya di sini sudah (kapanewon) Banguntapan (bukan Gondowulung). Saya lahir 65, lahir di sini, tapi nggak ngerti (kapan Gondowulung hilang). Kalau ada tangsi saya masih menangi. Jadi Brimob itu 70-an akhir lah," ujarnya saat ditemui detikJogja di kediamannya, Selasa (19/8).

Sri menceritakan, sebelum menjadi markas Brimob, lahan itu dahulu adalah tangsi atau pos polisi.

"Kalau sepengetahuan saya dulu ini tangsi, pos polisi, sebelum ada Brimob. Mungkin karena sini dulu ikutnya kecamatannya Gondowulung terus ikut (dinamai) Gondowulung atau gimana, mungkin lho ya," tuturnya.

Markas Batalyon A Pelopor Satbrimob Polda DIY di Jalan Imogiri Timur, Banguntapan, Bantul, DIY. Foto diunggah Jumat (22/8/2025).Markas Batalyon A Pelopor Satbrimob Polda DIY di Jalan Imogiri Timur, Banguntapan, Bantul, DIY. Foto diunggah Jumat (22/8/2025). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja

Terpisah, Pasiops Yon A Por, AKP Trijaka membenarkan jika dulu markas Brimob itu adalah pos polisi atau tangsi sebelum adanya kantor-kantor resor di kabupaten-kota.

"Waktu itu, di setiap kabupaten hanya ada satu resor. Nah di Gondowulung itu ada satu pospol, kalau orang di sekitar situ menyebutnya tangsi. Di situ diisi beberapa pos," jelas Tri saat dihubungi detikJogja, Rabu (20/8).

Tri menceritakan, setelah munculnya polres-polres, tangsi itu sempat tidak difungsikan. Hingga akhirnya muncul rencana pengalihan fungsi tangsi menjadi markas Brimob yang diinisiasi oleh pimpinan Polri.

"Tanah itu sebagian dari pembelian pospol dulu, kemudian perluasannya beli dari warga sekitar. Awalnya itu tanah yang tidak bisa ditanami sawah tetapi ditanami tebu, istilahnya tegalan," papar Tri.

"Tahun 1979 kalau nggak salah, itu dibeli polisi, kemudian dibangun jadi Brimob sampai sekarang. Kalau Pospol itu sejak tahun 50-an sampai tahun berapa gitu, (sempat) lama tidak dipakai karena berdirinya polres-polres," lanjutnya.

Dari informasi yang ia terima, karena nama Gondowulung sudah melekat di kawasan itu sejak era tangsi, maka hingga kini nama Gondowulung masih melekat di markas Brimob itu, termasuk di kalangan masyarakat sekitar.

"Waktu tangsi masih kecamatan Gondowulung. Kalau nggak salah (meliputi) Banguntapan, Pleret, Dlingo, sama Imogiri. Jadi dari dulu makannya orang nyebut Batalyon Jalan Imogiri itu nggak tahu, tahunya Batalyon Gondowulung. Dulu pospol yang membawahi wilayah Gondowulung," pungkasnya.




(rih/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads