Mengenal Sang Hyang Antaboga, Sosok Naga dalam Mitologi Jawa

Mengenal Sang Hyang Antaboga, Sosok Naga dalam Mitologi Jawa

Nur Umar Akashi - detikJogja
Sabtu, 17 Agu 2024 14:12 WIB
Wayang Antaboga, Anantaboga, atau Nagaraja. (Creative Commons/Tropenmuseum via Wikimedia Commons)
Ilustrasi Sang Hyang Antaboga Foto: Wayang Antaboga, Anantaboga, atau Nagaraja. (Creative Commons/Tropenmuseum via Wikimedia Commons)
Jogja -

Siapa yang tidak kenal naga? Hewan mitologi yang sering digambarkan menyemburkan api ini dikenal dalam pelbagai kebudayaan, termasuk Jawa. Sosok naga dalam budaya Jawa dikenal bernama Sang Hyang Antaboga.

Apa arti naga? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, naga adalah ular yang besar seperti berapi, bura, gentala, dan umbang. Sementara itu, Cambridge Dictionary mengartikannya sebagai hewan khayalan besar dan menakutkan, sering digambarkan dengan sayap, ekor panjang, dan api yang keluar dari mulutnya.

Dikutip dari laman Dragons and Mythical Beasts, beberapa kebudayaan menganggap naga sebagai hewan pembawa keberuntungan. Sementara itu sebagian lainnya menganggap naga adalah binatang buas yang ditakdirkan untuk ditaklukkan kesatria pemberani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai warga negara yang bangga akan kekayaan budaya Indonesia, sudah sepatutnya detikers mengulik lebih dalam tentang mitologi-mitologi naga, termasuk Sang Hyang Antaboga. Penasaran? Yuk, kenalan lebih jauh dengan Sang Hyang Antaboga melalui uraian berikut!

Asal-Muasal Sang Hyang Antaboga

Dirangkum dari buku The Pakubuwono Code oleh Agung Prabowo, dalam kisah Mahabharata dikenal adanya naga dan kaga. Naga adalah bangsa ular, sedangkan kaga merupakan bangsa burung. Kedua bangsa ini adalah keturunan dari Resi Kasyapa atau Sang Hyang Anantanaga.

ADVERTISEMENT

Dikisahkan, perkawinan Sang Hyang Anantanaga dengan Dewi Kadru atau Dewi Wasu menurunkan bangsa naga. Di sisi lain, perkawinannya dengan Dewi Winata melahirkan bangsa Kaga. Kabarnya, bangsa naga berjumlah lebih banyak dibanding bangsa Kaga, yakni mencapai ribuan.

Kedua bangsa ini begitu sering berselisih. Bahkan, bangsa naga pernah melakukan kelicikan yang membuat Dewi Winata, ibu bangsa Kaga, menjadi budak mereka. Kendati demikian, tidak semua naga jahat, seperti Sesa misalnya.

Sesa adalah putra tertua Dewi Kadru yang hidup bertapa untuk menyucikan diri. Dengan pertapaan tersebut, ia diangkat menjadi dewa para ular dengan gelar Sang Hyang Ananta. Atau, juga dikenal dengan nama lain, Sang Hyang Antaboga, Sang Hyang Anantaboga, dan Sang Hyang Nagasesa.

Karakteristik dan Kesaktian Sang Hyang Antaboga

Sosoknya dikenal mempunyai mata kedondong, memiliki mulut dan hidung serba lengkap, serta memakai mahkota topong. Selain itu, Sang Hyang Antaboga juga memiliki jamang dengan garuda membelakang, berjenggot, berbaju, berselendang, dan bersepatu.

Dalam keadaan normal, Sang Hyang Antaboga memiliki wujud manusia yang gagah. Namun, dalam keadaan triwikrama, ia dapat berubah wujud menjadi naga yang begitu besar. Tiap 100 tahun, kulitnya akan berganti.

Sang Hyang Antaboga diceritakan memiliki Aji Kawastrawan. Hal ini memampukannya untuk berubah wujud sesuai yang dikehendaki. Misalnya saja, Sang Hyang Antaboga pernah menjelma sebagai garangan putih (semacam musang atau cerpelai) tatkala menyelamatkan para Pandhawa.

Terakhir, dalam kisah pewayangan, Sang Hyang Antaboga dituturkan mampu menghidupkan orang mati yang kematiannya belum digariskan. Pasalnya, ia memiliki air suci bernama tirta amerta. Nantinya, air suci ini akan diwariskan kepada cucunya, yakni Antareja.

Keluarga dan Lokasi Istana Sang Hyang Antaboga

Sang Hyang Antaboga memiliki istri bernama Dewi Supreti. Dari pernikahannya dengan sang dewi, ia dikaruniai putri cantik jelita bernama Dewi Nagagini dan seorang putra bernama Bambang Naga Tatmala.

Lebih lanjut, dikutip dari buku Bharatayudha karya Gamal Komandoko, dalam peristiwa Bale Sigala-gala, putri Sang Hyang Antaboga, Dewi Nagagini, diperistri oleh Bratasena. Kelak, pernikahan Dewi Nagagini dengan Bratasena akan melahirkan seorang anak yang luar biasa sakti, Antareja.

Sebelumnya, Bima atau Bratasena bersama Pandhawa lainnya pergi ke Istana sang naga setelah mendapat wangsit dewata. Wangsit tersebut menunjuki mereka untuk mengikuti seekor musang putih sampai di dasar tanah. Di sanalah, para Pandhawa tiba di istana Sang Hyang Antaboga.

Dirujuk dari Jurnal Pendidikan Seni Rupa berjudul 'Tokoh Pewayangan Naga Sang Hyang Antaboga sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Kriya Logam' oleh Jafar Huda Cahyanto dan Indah Chrysanti Angge, Sang Hyang Antaboga bersemayam di bawah bumi lapis ketujuh.

Istananya dikenal dengan nama Saptapratala. Konon, istana di bawah bumi milik Sang Hyang Antaboga tersebut sangat indah. Bahkan, digambarkan keindahannya tidak kalah dengan istana para dewa di Suralaya.

Demikian informasi lengkap mengenai Sang Hyang Antaboga, naga mitologi Jawa yang konon bersemayam di bawah lapisan bumi ketujuh. Semoga dapat menambah cakrawala pengetahuan detikers, ya!




(sto/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads