Fenomena cek khodam belakangan ini viral di media sosial, khususnya di TikTok. Banyak netizen menonton video live cek khodam untuk mengikuti tren itu. Begini komentar dosen Sastra Jawa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Rudy Wiratama.
Untuk diketahui, khodam adalah istilah Arab yang secara harfiah berarti pelayan atau penjaga. Dalam dunia metafisik, khodam diyakini dari makhluk gaib yang dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai penjaga.
"Khodam dalam bahasa Arab artinya pelayan," kata Rudy kepada wartawan, Selasa (25/6/2024) pagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rudy, tren cek khodam ini merupakan fenomena sosial kebudayaan yang menarik. Sebab, ada kecenderungan masyarakat modern masih punya ketertarikan pada dunia metafisika dan spiritual.
"Fenomena cek khodam ini sebenarnya mencerminkan kondisi mental kaum muda yang membutuhkan validasi, dan sangat rentan," ujar dia.
"Di satu sisi memang ada positifnya, yakni mengenal tokoh-tokoh mitologi nusantara," sambung Rudy.
Akan tetapi, menurut Rudy, tren cek khodam di media sosial ini lebih banyak hal negatifnya ketimbang sisi positifnya.
"Namun lebih banyak mudharat atau negatifnya. Sebab hal ini menjadikan generasi muda kita panjang angan-angan, sulit bertenggang rasa, dan menumbuhkan egoisme," ucap dia.
Rudy pun memaklumi jika cek khodam di media sosial ini hanya sebagai sarana hiburan. Tapi masyarakat yang terlanjur percaya bisa saja berbuat nekat.
"Ya, sebagai seru-seruan saja. Tapi ada dampak negatifnya, kalau nanti orang terlalu percaya dan menyalahgunakannya. Misal pernah ada yang saya lihat, 'dibaca' oleh paranormal kalau memiliki khodam untuk ilmu kebal. Kalau yang mendengar tidak bijak, nanti kan malah bisa ke arah self-harming karena ingin menguji kekebalannya," kata Rudy.
Dia menambahkan, tak semua orang memiliki khodam. Juga diperlukan ilmu khusus untuk mendeteksi khodam.
"Tidak semua orang punya. Jikalau ada metode deteksinya, tentu tidak semua orang juga bisa. Perlu ilmu spiritual tertentu," pungkasnya.
(dil/dil)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan