Siapa Pencipta Lagu Ibu Kita Kartini? Ini Biografinya

Siapa Pencipta Lagu Ibu Kita Kartini? Ini Biografinya

Muhammad Rizqi Akbar - detikJogja
Jumat, 19 Apr 2024 10:59 WIB
WR Soepratman
WR Soepratman. Foto: Istimewa/dok Yayasan WR Soepratman
Jogja -

Lagu nasional Ibu Kita Kartini biasa diputar setiap tanggal 21 April. Pada tanggal tersebut, Hari Kartini diperingati sekaligus untuk mengapresiasi peran para perempuan Indonesia. Lantas, siapa pencipta lagu Ibu Kita Kartini?

Lagu berjudul Ibu Kita Kartini sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia. Lagu Ibu Kita Kartini berisi syair-syair tentang perjuangan Kartini sebagai sosok emansipasi perempuan Indonesia. Berikut ini biografi sosok pencipta lagu Ibu Kita Kartini.

Sosok Pencipta Lagu Ibu Kita Kartini

Lagu "Ibu Kita Kartini" diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman, yang lebih dikenal dengan nama WR Soepratman. Mengutip laman Museum Sumpah Pemuda Kemdikbud, WR Soepratman lahir pada 19 Maret 1903.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia lahir di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Tiga bulan setelah kelahirannya, WR Soepratman bersama orang tuanya pindah ke Jatinegara.

WR Soepratman lahir dari pasangan Sersan Djoemeno Senen Sastrosoehardjo dan Siti Senen. Meskipun lahir di Purworejo, ayah WR Soepratman mencatatkan akta kelahiran putranya di Jatinegara, sehingga banyak yang menuliskan WR Soepratman lahir di Jatinegara.

ADVERTISEMENT

Riwayat Pendidikan WR Soepratman

Mengutip buku W.R Supratman: Guru Bangsa Indonesia, WR Soepratman menyelesaikan pendidikan di sekolah keguruan. Berikut adalah riwayat pendidikan WR Soepratman dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah pendidikan guru:

  • Frobel School (Taman Kanak-kanak) di Jakarta
  • Tweede Inlandsche School (Sekolah Angka Dua)
  • Lulus ujian Klein Ambtenaar Examen (KAE, ujian untuk calon pegawai)
  • Normaalschool (Sekolah Pendidikan Guru)

Riwayat Hidup WR Soepratman

Pada 1924, Wage Rudolf Soepratman memulai kariernya sebagai jurnalis dengan bekerja di surat kabar Kaoem Moeda. Setahun kemudian, ia pindah ke Jakarta dan bergabung sebagai wartawan di Surat Kabar Sin Po.

Sejak saat itu, ia aktif menghadiri rapat-rapat organisasi pemuda dan partai politik di Gedung Pertemuan di Batavia. Selain itu, WR Soepratman juga ikut serta dalam kongres Pemuda Kedua pada tanggal 27-28 Oktober 1928.

WR Soepratman bersama Van Eldick mendirikan Grup Jazz Band bernama Black And White. Di samping itu, ia juga menciptakan lagu-lagu perjuangan, salah satunya adalah Indonesia Raya.

Lagu Indonesia Raya pertama kali dinyanyikan dengan iringan biola yang dimainkan oleh Wage Rudolf Soepratman saat kongres Pemuda Kedua pada tanggal 27-28 Oktober 1928. Kemudian, lagu tersebut diikuti dengan pembacaan Putusan Kongres Pemuda yang lebih dikenal dengan Sumpah Pemuda.

Di usia 35 tahun, Wage Rudolf Soepratman meninggal dunia akibat gangguan jantung. Ia wafat pada tanggal 17 Agustus 1938 di Jalan Mangga No.21, Tambak Sari, Surabaya, dan dimakamkan di Pemakaman Umum Kapasan, Jalan Tambak Segaran Wetan, Surabaya.

Atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, WR Soepratman mendapatkan penghargaan berupa pemindahan dan perbaikan makam. Pada 17 Agustus 1960 pemerintah RI memberikan anugerah Bintang Mahaputra Anumerta III kepada WR Soepratman.

Setelah itu, melalui surat keputusan Presiden RI No.16/SK/1971 tanggal 20 Mei 1971 telah menganugerahkan gelar "Pahlawan Nasional kepada W.R. Soepratman, serta Surat Keputusan Presiden RI No.017/TK/1974 tanggal 19 Juni 1974 Presiden RI menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Utama kepada W.R. Soepratman.

Sejarah Lagu Ibu Kita Kartini

Saat Kongres Wanita Indonesia pada 22 Desember 1929, WR Soepratman menciptakan Lagu Ibu Kita Kartini. Di momen itu, perjuangan perempuan kelahiran Jepara, Raden Ajeng Kartini disorot. Hal ini sebagaimana tertulis dalam buku Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan W.R. Soepratman Pentjiptanja karya Oerip Kasansengari.

Terlebih tulisan-tulisannya yang dimuat dalam buku Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang) yang disusun seorang Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda, J.H Abendanon menyita perhatian.

Buku tersebut awalnya diterbitkan pada tahun 1911 dalam Bahasa Belanda. Hal ini menyebabkan banyak warga pribumi pada saat itu menghadapi kesulitan dalam membacanya. Pada tahun 1912, buku tersebut kemudian diterbitkan dalam bahasa Melayu dengan judul "Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran".

Dari situlah, minat yang mendalam terhadap buku itu muncul pada WR Soepratman. Ia memutuskan untuk membacanya dan kemudian terinspirasi untuk menciptakan lagu Ibu Kita Kartini.

WR Soepratman berharap bahwa lagu yang ia ciptakan dapat menjadi contoh bagi wanita Indonesia untuk mengikuti perjuangan Kartini.

"Alangkah baiknya jika saya mengubah lagu ini, agar wanita Indonesia dapat lebih mengenal dan mengikuti jejaknya, serta menghargai jasa-jasanya," ujar WR Soepratman yang dikenal sebagai pencipta berbagai lagu nasional.

Namun, menurut beberapa sumber, judul asli dari lagu Ibu Kita Kartini yang kita kenal sekarang bukanlah karya asli dari WR Soepratman. Disebutkan bahwa judul asli tulisan tersebut adalah 'Raden Ajeng Kartini'. Meski begitu, belum ada kepastian mengenai kapan judul Lagu Ibu Kita Kartini mengalami perubahan tersebut.

Lirik Lagu Ibu Kita Kartini

Ibu kita kartini

Putri sejati

Putri Indonesia

Harum namanya


Ibu kita kartini

Pendekar bangsa

Pendekar kaumnya

Untuk merdeka


Reff:

Wahai ibu kita kartini

Putri yang mulia

Sungguh besar cita-citanya

Bagi Indonesia


Ibu kita kartini

Putri jauh hari

Putri yang berjasa

Se Indonesia


Reff:

Wahai ibu kita kartini

Putri yang mulia

Sungguh besar cita-citanya

Bagi Indonesia

Demikian informasi mengenai biografi pencipta lagu Ibu Kita Kartini, yakni WR Soepratman. Semoga bermanfaat, Dab!




(par/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads