Kisah Jaka Mangu, Perkutut Raja Brawijaya V Jelmaan Pangeran Pajajaran

Kisah Jaka Mangu, Perkutut Raja Brawijaya V Jelmaan Pangeran Pajajaran

Nur Umar Akashi - detikJogja
Sabtu, 02 Des 2023 13:05 WIB
Burung Perkutut
Ilustrasi Kisah Jaka Mangu, Perkutut Raja Brawijaya V Jelmaan Pangeran Pajajaran (Foto: Kehati Jogja)
Jogja -

Fauna identitas DIY, burung perkutut, memang memiliki suara yang indah dan perawakan yang menawan. Tak heran, sejak dahulu banyak orang yang memeliharanya. Salah satunya adalah Raja Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit.

Perkutut miliknya dinamai Jaka Mangu. Mengutip tulisan dari Jurnal Ekspresi Seni berjudul Katurangganing Kutut karya Abda Lucky Sanjaya dkk., perkutut Jaka Mangu dipercaya merupakan jelmaan dari seorang Pangeran Pajajaran.

Kisah tentang burung perkutut tersebut diabadikan dalam cerita rakyat asal Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut ini kisahnya yang dikutip dari buku Si Jaka Mangu oleh Siti Ajar Ismiyati dan buku Antologi Cerita Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta karangan Dhanu Priyo Prabowo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prabu Brawijaya V dan Perkutut Jaka Mangu

Nama asli Raja Brawijaya V adalah Raden Alit. Ia merupakan raja terakhir Majapahit yang naik tahta menggantikan ayahnya, Raja Bratanjung. Sang Raja memiliki kegemaran untuk memelihara pelbagai tipe burung.

Perkutut, parkit, merpati, dan kepodang memenuhi halaman istana Majapahit. Salah satu burung kegemarannya adalah perkutut bernama Jaka Mangu. Perkutut tersebut berwarna agak kehitam-hitaman. Kepalanya memiliki mahkota hitam bergaris putih. Matanya memperlihatkan sorot tajam.

ADVERTISEMENT

Burung itu memiliki suara yang indah nan merdu. Sebagaimana burung perkutut lainnya, Jaka Mangu juga sering merepet sendiri dengan bunyi "hur ketekuk kuk kuk kuk" khasnya. Suatu hari, perkutut kesayangan raja itu pergi meninggalkan sangkarnya dan membuat Prabu Brawijaya V gundah nan sedih.

Sebulan lebih burung tersebut tidak nampak lagi. Sang Raja memerintahkan para prajuritnya untuk mencarinya, tetapi hasilnya masih nihil. Kegelisahannya bahkan membuat pemimpin Keraton Majapahit tersebut sulit tidur.

Suatu malam, Raja Brawijaya V mendengar suara yang memerintahkannya untuk pergi ke arah barat. Sang Raja percaya bahwa suara tersebut berasal dari perkutut kesayangannya, Jaka Mangu.

Esoknya, ia pergi dengan hanya ditemani Si Belang, anjing miliknya. Raja besar itu memilih untuk menyamar menjadi rakyat biasa dan berganti nama menjadi Ki Dipanala.

Ki Ageng Paker

Di tempat lain, hiduplah Ki Ageng Paker bersama istri dan anak-anaknya. Nama aslinya adalah Ki Wangsayuda. Ia adalah seorang tokoh agama yang begitu gemar membantu masyarakat di sekitarnya.

Kemampuan Ki Ageng Paker untuk mengobati berbagai penyakit masyarakat membuatnya begitu dihormati. Istimewanya, ia melakukan aktivitas itu meskipun dalam keadaan buta!

Suatu hari, tatkala sedang bercengkerama dengan keluarganya, Ki Ageng Paker mendengar kicauan burung perkutut. Ia kemudian naik pohon untuk menangkapnya. Usut punya usut, burung tersebut adalah Jaka Mangu.

Jaka Mangu kemudian dipelihara oleh Ki Ageng Paker. Nyanyiannya yang merdu menemaninya setiap hari. Tanpa terasa, kehadirannya di keluarga sang tokoh agama membawa perubahan besar.

Tiba-tiba, pada suatu pagi, berkat kuasa Tuhan Yang Maha Esa, mata Ki Ageng Paker dapat melihat segala sesuatunya lagi. Ia begitu bersyukur dan kisahnya kemudian tersebar ke berbagai tempat.

Raja Brawijaya V dan Ki Ageng Paker

Perjalanan Ki Dipanala alias Raja Brawijaya V sampai di suatu tempat dekat Laut Selatan. Lamat laun, ia mendengar suara merdu burung perkutut. Ia beringsut-ingsut mendekatinya dan menyadari bahwa asal suara tersebut adalah Jaka Mangu, burung kesayangannya.

Burung tersebut ada di halaman kediaman Ki Ageng Paker. Setelah bertemu empunya rumah, Prabu Brawijaya V menceritakan tentang Jaka Mangu miliknya yang hilang.

Ia juga menawar untuk membeli perkutut bersuara indah miliknya itu. Namun, Ki Ageng Paker menolak dengan lembut penawaran tersebut.

Karena belum menemui kesepakatan, Ki Dipanala kemudian pamit undur diri. Meski begitu, Ki Ageng Paker mempersilahkannya untuk mengunjungi rumahnya kapan pun.

Hari-hari berlalu dan Ki Dipanala sering bolak-balik mengunjungi rumah tokoh agama itu. Setiap kali ia datang, Jaka Mangu akan menyambutnya dengan nyanyian ributnya. Burung berbulu indah itu tampak senang tiap kali Ki Dipanala datang.

Suatu ketika, Ki Ageng Paker menyadari hal itu dan kemudian menyerahkan perkutut tersebut kepada Ki Dipanala. Ia yakin bahwa sejatinya Jaka Mangu adalah kepunyaan pengembara dari antah-berantah itu.

Ki Dipanala mengucapkan terima kasih karena perkutut kesayangannya telah dikembalikan. Anjingnya pun turut diberikan kepada Ki Ageng Paker sebagai simbol persaudaraan antarkeduanya. Ia menawarkan kepada Ki Ageng Paker untuk menemuinya di Majapahit.

Beberapa pekan kemudian, datanglah rombongan prajurit Majapahit. Mereka datang untuk menghantarkan hadiah dari Raja Brawijaya V alias Ki Dipanala. Ki Ageng Paker kaget bukan kepalang mengetahui bahwa pengembara yang tempo hari meminta perkutut miliknya adalah seorang raja.

Hadiah tersebut berisikan emas dan permata dalam jumlah banyak. Kehidupan Ki Ageng Paker pun menjadi lebih sejahtera karenanya.

Nah, itulah kisah tentang Jaka Mangu, perkutut milik Raja Brawijaya V yang konon merupakan jelmaan Pangeran Pajajaran. Semoga bermanfaat, ya, detikers!




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads