Kisah Pelarian Istri-Putra Brawijaya V ke Gunungkidul Usai Runtuhnya Majapahit

Kisah Pelarian Istri-Putra Brawijaya V ke Gunungkidul Usai Runtuhnya Majapahit

Tim detikJogja - detikJogja
Rabu, 29 Nov 2023 16:03 WIB
Kompleks pemakaman Migit di Padukuhan Gelaran, Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen, Gunungkidul. Foto diunggah pada Sabtu (25/11/2023).
Kompleks pemakaman Migit di Padukuhan Gelaran, Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen, Gunungkidul. Foto diunggah pada Sabtu (25/11/2023) .Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja
Jogja -

Kompleks makam tua di pemakaman Migit, Kapanewon Ngawen, Gunungkidul, konon merupakan pusara istri dan putra dari Raja Majapahit Prabu Brawijaya V. Konon, istri dan putra Brawijaya ini mengasingkan diri usai keruntuhan Majapahit.

Salah satu warga Padukuhan Kampung Kidul, Kalurahan Kampung, Ngatino (53) menyebut istri Brawijaya V itu dikenal dengan nama Dewi Roro Resmi atau Wandan Kuning. Sedangkan putra Brawijaya V itu bernama Joko Lambiro.

"Dari masyarakat sini yang sudah tahu dari dulunya ini katanya Dewi Roro Resmi atau juga bisa disebut Wandan Kuning. Ini tutur dari semua masyarakat Candi, sudah mengamini ini dari si mbah-mbah," tutur Ngatino saat ditemui detikJogja, Jumat (24/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ngatino menyebut makam Dewi Roro Resmi itu diyakini sudah ada sejak 500 tahun yang lalu. Tepatnya usai keruntuhan Majapahit pada 1478 silam.

"Dari tutur si mbah-mbah itu, kalau beliau (istri dan putra Prabu Brawijaya V) dimakamkan di sini, sudah adanya makam ini sekitar 500-an tahun setelah 1478 yang jelas," ceritanya.

ADVERTISEMENT

Warga lainnya, Sumardi (48) menambahkan, nama Joko Lambiro diduga merupakan nama samaran dari putra Brawijaya V. Hal itu karena keluarga Prabu Brawijaya V kala itu mengasingkan diri usai Kerajaan Majapahit runtuh.

"Nama yang dipercaya sama orang sini kalau putranya Dewi Resmi diamini dengan nama Raden Joko Lambiro. Mungkin nanti sebutan lainnya juga ada karena ketika nanti orang itu mengasingkan diri dalam rangka menyelamatkan diri, otomatis nggak mungkin memakai nama asli itu," paparnya.

Kedatangan Wandan Kuning dan putranya ke daerah tersebut, jelas Ngatino, dipercaya karena pelarian dari keruntuhan Majapahit. "Dari rakyat sini tahunya putri pelarian dari keraton Majapahit itu," jelasnya.

Hal lain yang menguatkan dugaan tersebut yakni adanya tombak Kyai Totok. Tombak itu konon disebut sebagai bukti jika pembawa tombak tersebut merupakan utusan Prabu Brawijaya V.

"Sebelum itu kan ada colok-colok, petunjuk-petunjuk, Prabu Brawijaya V mengutus keluarganya ke sini. Itu tidak sak-sak e (semena-mena) kan gitu, yang kami tuangkan itu di cerita tentang Ngawen Bumi Totogan. Beliau (Prabu Brawijaya V) tetap ngasih tanda, tetenger, salah satunya tombak Kyai Totok yang ada di sini," jelasnya.

Makam konon istri Prabu Brawijaya V di Padukuhan Gelaran, Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen, Gunungkidul. Makam ini berstatus warisan budaya. Foto diunggah pada Selasa (28/11/2023).Makam konon istri Prabu Brawijaya V di Padukuhan Gelaran, Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen, Gunungkidul. Makam ini berstatus warisan budaya. Foto diunggah pada Selasa (28/11/2023). Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja

Tercatat sebagai Warisan Budaya

Di sisi lain, Kepala Disbud Gunungkidul Agus Mantara menyebut makam yang diyakini istri dan putra Brawijaya V itu berstatus sebagai warisan budaya.

"Saat ini statusnya sebagai WB," ungkap Agus kepada detikJogja saat ditemui di kantornya, Selasa (28/11).

Meski begitu, Agus belum bisa memastikan keaslian kisah istri dan putra Brawijaya V tersebut. Pihaknya masih perlu data dan penelitian lebih lanjut sebelum menyatakan keaslian makam tersebut.

"Makam itu masih belum bisa dipastikan bahwa itu asli atau tidak, ya. Kami ketika akan menyatakan hasil atau tidak kan butuh data. Jadi ketika data belum terkuat kami nggak bisa (memastikan) apakah asli atau tidak karena ini kan kaitannya dengan keyakinan masyarakat," ungkapnya.

"Kami juga tidak berani memberikan statement untuk itu karena jangan sampai kami ini salah memberikan statement kepada masyarakat dan pada semuanya karena ini kan menjadi konsumsi publik betul-betul," tutur Agus.




(ams/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads