Cerita Omah UGM: Ada Ruang Khusus Tombak Pusaka-Spot Foto Miss Universe

Cerita Omah UGM: Ada Ruang Khusus Tombak Pusaka-Spot Foto Miss Universe

Iis Sulistiani, Novi Vianita - detikJogja
Senin, 27 Nov 2023 06:35 WIB
Penampakan Omah UGM.
Foto: Penampakan Omah UGM. (Iis Sulistiani/detikJogja)
Jogja -

Omah UGM merupakan salah satu bangunan rumah tradisional milik Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berlokasi di Dusun Bodon, Jagalan, Kotagede, Kota Jogja. Saat ini, Omah UGM digunakan sebagai tempat perkuliahan dan penelitian Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan UGM. Selain itu, terbuka pula untuk masyarakat umum yang ingin berkunjung.

Rumah yang dibangun sekitar tahun 1900 ini dibeli oleh UGM dalam kondisi hancur setelah terjadinya gempa pada 2006 silam. Menurut pengelola Omah UGM, Hendri Setyo Purnomo (54), dulunya bangunan ini dimiliki oleh sepasang suami istri yakni Parto Darsono. Setelah keduanya meninggal, akhirnya bangunan tersebut dikelola oleh keluarga pemilik.

"Dulunya omah UGM ini milik sepasang suami istri yang bernama Bapak Ibu Parto Darsono. Tetapi mereka tidak memiliki anak. Kemudian mereka meninggal, tetapi pasca gempa bangunannya ada beberapa yang roboh. Setelah meninggal rumah ini dikelola, baik dari saudara Bapak Parto Darsono kakung maupun putri untuk merawat," ucap Hendri saat ditemui detikJogja pada Jumat (24/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gempa yang terjadi pada tahun 2006 menyebabkan sebagian besar bangunan rumah hancur. Banyaknya bagian bangunan yang hancur tentu memerlukan biaya perbaikan yang tidak sedikit. Adanya keterbatasan biaya inilah yang membuat pihak keluarga menawarkan bangunan tersebut kepada UGM untuk dikelola lebih lanjut.

"Pasca-gempa ini ada beberapa bangunan yang roboh yang tidak bisa diperbaiki oleh keluarga karena menelan biaya yang cukup banyak. Kemudian ada keluarga dari Bapak Parto Darsono yang memiliki relasi yang bekerja di UGM. Kemudian mereka menawarkan bangunan ini kalau minat difungsikan sebagai aset salah satu omah UGM. Dari situ kemudian rumah ini dibeli oleh instansi UGM khususnya bidang arsitek. Untuk saat ini mereka menggunakan untuk sekolah lapangan, khususnya arsitek rumah adat jawa," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Diresmikan Bupati Bantul-Sultan HB X

Perbaikan bangunan Omah UGM memerlukan waktu sekitar dua tahun. Renovasi ini dilakukan tanpa meninggalkan ciri khas rumah adat Jawa. Setelah selesai, Omah UGM diresmikan langsung oleh Bupati Bantul dan Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai proyek percontohan.

"Untuk merehab dan merekonstruksi ini UGM (membutuhkan waktu) itu sekitar dua tahun. Dibangun kembali tanpa meninggalkan pakemnya rumah adat Jawa. Baru setelah itu diresmikan oleh Bupati Bantul dan didampingi Sri Sultan HB X untuk meresmikan bangunan ini sebagai proyek percontohan," imbuhnya.

Menurut Hendro, salah satu alasan UGM memilih rumah ini untuk dikelola lebih lanjut adalah tata ruang dan letaknya yang strategis, bangunannya yang luas, dan masih memiliki layout rumah adat Jawa yang utuh.

"Ada pendopo, emper, rumah inti, ada gandhok kanan kiri, kemudian yang paling belakang ada pekiwan. Seperti itu layoutnya rumah adat Jawa," ujarnya.

Luas Omah UGM dari halaman depan hingga belakang yakni sekitar 750 meter persegi. Hendro mengatakan rumah adat Jawa memiliki ciri khas atau pakem tersendiri yang tercermin dari tata letak Omah UGM.

Di halaman depan rumah terdapat pendopo yang biasa digunakan sebagai ruang publik, kemudian terdapat halaman atau teras yang terhubung dengan pintu masuk ke bagian rumah inti. Memasuki rumah ini, terdapat tempat meditasi di bagian tengah ruangan (senthong tengah), tempat tidur di ruangan sebelah kiri (senthong kiri), dan ruang pusaka di ruangan sebelah kanan (senthong kanan).

Penampakan Omah UGM.Penampakan Omah UGM. Foto: Iis Sulistiani/detikJogja

Tombak Pusaka dan Peninggalan Lainnya

Setelah detikJogja telusuri, terdapat satu ruangan yang digunakan untuk menyimpan benda pusaka. Benda pusaka tersebut berupa tombak dengan tinggi sekitar tiga meter.

Tombak tersebut berjumlah tiga yang diletakkan berjejer pada tempat khusus penyimpanan tombak. Ruangan yang jarang tersentuh tersebut terlihat gelap dan berbeda dengan ruangan lain yang terang dan memiliki beberapa hiasan di dindingnya.

"Ruangan ini khusus menyimpan benda pusaka, ini peninggalan sejak dulu dan jarang tersentuh. Tidak untuk difoto ya," tegasnya.

Barang-barang yang dapat ditemui di Omah UGM tidak semuanya asli peninggalan sejak dulu. Hendro mengatakan beberapa hiasan ia beli untuk menambah visualisasi rumah agar terlihat seperti rumah adat Jawa.

"Ada beberapa (yang asli), seperti lemari, meja, dan kursi. Untuk pernak pernik kita belikan biar istilahnya terisi sesuai dengan rumah adat Jawa," tambahnya.

Omah UGM Jadi Tempat Studi hingga Foto Prewedding

Meski dimiliki oleh UGM, Omah UGM terbuka untuk umum sebagai lokasi wisata dengan biaya tarif seikhlasnya. Selain itu, rumah ini juga biasa digunakan untuk kegiatan masyarakat sekitar.

"Pihak UGM sendiri mempersilahkan untuk dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat, kemudian untuk sekolah arsitek dan ruang publik. Untuk lokal biasanya kegiatan PKK, Posyandu, kegiatan senam, rapat, salat tarawih," tutur Hendro.

"Biasanya tokoh-tokoh masyarakat untuk tausiah menggunakan background rumah UGM ini. Kemudian artis juga ada, untuk foto model. Untuk kegiatan seperti itu kami terbuka, bahkan untuk foto prewed. Yang baru kemarin itu Miss Universe," tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh Iis Sulistiani dan Novi Vianita Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(apu/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads