Sendang Seliran di selatan Kompleks Maka Raja-raja Mataram Kotagede menyimpan banyak kisah unik. Salah satunya soal sumber air yang konon berasal dari pohon beringin.
Sendang Seliran terletak di Dusun Sayangan, Jagalan, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, tepatnya di sebelah selatan kompleks Makam Raja-raja Mataram Kotagede. Jaraknya sekitar 450 meter dari Pasar Legi Kotagede.
Sendang Seliran terdiri dari dua area, yakni Sendang Putri dan Sendang Kakung. Kedua sendang ini berasal dua sumber mata air berbeda. Menurut abdi dalem Jogja bagian makam, Sutono Dauzan, air pada Sendang Putri bersumber dari pohon beringin yang terletak tidak jauh dari gerbang masuk menuju sendang, sedangkan air pada Sendang Kakung bersumber dari bawah batu yang terletak persis di sampingnya.
"Nggak, itu (sumbernya) beda. Kalau ini (Sendang Kakung) mata airnya dari bawah batu ini, kalau yang Sendang Putri itu dulu ada pipa yang menyambungkan ke pipa bawah pohon beringin. Sendang Putri itu mata airnya dari pohon beringin," jelas Sutono saat ditemui detikJogja, Rabu (15/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sutono mengatakan sumber mata air Sendang Kakung berasal dari area bebatuan. Air itu kemudian disalurkan melalui patung ular yang menempel pada tembok sendang.
"Ini kan patung ular terus di tengahnya ada lubang, nah itu (keluar) air," jelas dia.
Sumur Tua Berusia Ratusan Tahun
Adanya Sendang Seliran konon katanya diawali dengan ditemukannya sumur yang terletak di area Sendang Putri dan Sendang Kakung. Sutono menjelaskan dulu Kanjeng Panembahan Senopati menancapkan tongkatnya untuk mencari sumber mata air. Penemuan pertama titik air itu diketahui terletak di Sendang Kakung.
"Kalau sumur itu dulu untuk mencari titik air. Orang dulu kalau membuat sumur dengan cara pakai tongkat ditusuk pakai tanah. Itu nanti akan diketahui kedalaman airnya. Jadi tongkat yang pertama kali ditancapkan itu di situ (Sendang Kakung), dan pas ditancapkan memang di sini airnya banyak terus dibuatlah sendang," ujar Sutono.
![]() |
Sumur tua yang ada di sendang ini dibuat bersamaan dengan Sendang Seliran yaitu sekitar tahun 1578.
"Sama (tahun pembuatan sumur dengan sendang), sekitar tahun 1578. Jadi bangun masjid dan sendang itu barengan. Awal-awal datang ke sini antara 1578 Kanjeng Panembahan Senopati bertahta," jelasnya.
Di kompleks Sendang Seliran juga terdapat sengkalan yang berbunyi 'Toya Salira Sembah Jalmi' yang menandakan tahun 1284 H atau 1867M.
"Jalmi itu satu, sembah itu dua, salira itu delapan, toya itu empat." jelasnya.
Sutono menuturkan jika awalnya air yang dianjurkan untuk dibawa pulang oleh para tamu hanyalah air yang berasal dari Sendang Kakung. Namun, karena banyaknya permintaan dari tamu maka sumur yang ada di Sendang Putri pun akhirnya dibuka.
"Sebetulnya kalau yang putri itu dulu ditutup sumurnya, nggak dibuka seperti sekarang. Karena yang untuk dibawa pulang dulu kan sejarahnya yang sedang laki-laki dari tancapan Kanjeng Panembahan Senopati, dulu yang dianjurkan itu. Tapi sekarang banyak tamu yang minta di mata airnya yang sendang putri, jadi dibuka. Itu darurat karena banyaknya permintaan air dari mata air terus dibuka," pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh Iis Sulistiani dan Novi Vianita Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ams/ams)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu