Kebaya Janggan Hitam Khas Jogja, Busana Dasiyah di Serial Gadis Kretek

Kebaya Janggan Hitam Khas Jogja, Busana Dasiyah di Serial Gadis Kretek

Nur Umar Akashi - detikJogja
Selasa, 14 Nov 2023 14:05 WIB
Gadis Kretek. Dian Sastrowardoyo as Dasiyah in Heartbreak High S1. Cr. Courtesy of Netflix Β© 2023
Foto Dian Sastrowardoyo memakai kebaya janggan hitam khas Jogja dalam film Gadis Kretek di Netflix 2023: Courtesy of Netflix/Yuyu Winnetou/Netflix
Jogja -

Jogja menyimpan beragam kebudayaan yang istimewa. Selain kekayaan budaya dalam bentuk kuliner, seni bangunan, hingga acara adat, terdapat juga busana atau pakaian khas yang menarik untuk diketahui.

Salah satu yang sedang menarik perhatian belakangan ini adalah kebaya janggan hitam khas Jogja. Pasalnya, kebaya ini merupakan busana yang dikenakan tokoh Dasiyah atau Jeng Yah (Dian Sastrowardoyo) dalam serial Gadis Kretek.

Dian Sastro sukses memerankan sosok Dasiyah dengan perangainya yang kaku, tegas, dan menarik, terlebih saat mengenakan kebaya janggan hitam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi detikers yang penasaran, berikut ini serba-serbi kebaya janggan hitam khas Jogja.

Arti Nama Kebaya Janggan Hitam

Nama kebaya ini berasal dari kata jangga atau jonggo dari bahasa Jawa. Kata tersebut berarti leher.

ADVERTISEMENT

Mengutip Journal of Social Research UI berjudul Kajian Etnolinguistik Busana Kebaya Janggan Hitam Khas Kraton Yogyakarta oleh Mia Daniar dan Widhyasmaramurti, kata jangga tersebut kemudian mendapatkan afiksasi berupa sufiks. Sufiks merupakan imbuhan yang terletak di akhir kata.

Sufiks yang melekat pada nama kebaya ini adalah -an sehingga namanya menjadi jangga-an atau janggan. Setelah berubah menjadi kata janggan, maka maknanya pun turut berubah menjadi sesuatu yang menutupi leher.

Kata hitam sendiri merujuk pada warna kebaya ini. Menurut aturan yang berlaku di Keraton Jogja, kebaya janggan hitam harus berwarna hitam polos ataupun bermotif kembang batu. Bahan yang dilarang untuk membuat kebaya ini adalah brokat.

Kebaya Janggan Hitam, Busana Abdi Dalem Keraton Jogja

Kebaya janggan hitam merupakan busana abdi dalem estri (perempuan) Keraton Jogja. Abdi dalem estri yang boleh memakai kebaya ini adalah Abdi Dalem Keparak, Wiyaga Putri, Pesinden, dan Abdi Dalem Punakawan. Namun, kebaya janggan hitam tidak boleh digunakan oleh Abdi Dalem Keparak dengan pangkat jajar atau magang meski sedang ada acara seperti Hajad Dalem Ngabekten. Busana ini dikenakan untuk acara tertentu seperti Hajad Dalem atau Caos Bekti.

Ciri-ciri Kebaya Janggan Hitam

Mengutip sumber yang sama, kebaya janggan hitam memiliki 21 kancing yang terdiri dari 6 kancing terletak di leher dengan pola sejajar tiga kancing dua baris, 2 kancing di bagian dada, 3 kancing di bagian depan (posisi tersembunyi), dan 5 kancing yang masing-masing terletak di pergelangan tangan kanan dan kiri serta posisinya terbuka.

Sebelum mengenakan kebaya janggan hitam, pemakainya wajib mengenakan semekan terlebih dahulu. Semekan adalah kain yang menutupi bagian perut hingga dada dan dililitkan dari arah kiri ke kanan di bawah ketiak hingga atas pinggul. Sementara itu, pada bagian bawah digunakan jarik yang dililitkan dari kiri ke kanan atau bagian kanan di dalam dan kiri di luar. Ujung jarik kemudian diwiru dengan jumlah ganjil, misalnya 5, 7, dan 9.

Jarik tersebut kemudian dikencangkan dengan stagen (semacam kain yang berfungsi sebagai pengikat seperti ikat pinggang). Kain tenun tebal ini biasanya memiliki panjang antara dua hingga empat meter. Jika kebaya janggan hitam telah dikenakan, stagen dan semekan tidak akan terlihat lantaran tertutupi.

Demikian sekilas penjelasan mengenai kebaya janggan hitam, pakaian abdi dalem khas Jogja. Semoga bermanfaat, ya, detikers!




(rih/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads