8 Baju Adat Jogja untuk Laki-laki: Ageng-Kencongan

8 Baju Adat Jogja untuk Laki-laki: Ageng-Kencongan

Santo - detikJogja
Senin, 07 Agu 2023 15:23 WIB
Abdi Dalem Keraton Yogyakarta melihat foto yang dijual seusai prosesi wisuda di Bangsal Magangan, Kompleks Keraton Yogyakarta, DI Yogyakarta, Selasa (23/5/2023). Dalam acara itu sekitar 300 abdi dalem punokawan (masyarakat umum) dan keprajan (pejabat) menerima serat kekancingan atau surat keputusan mengangkat abdi dalem baru, serta menaikkan pangkat. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/rwa.
8 Baju Adat Jogja untuk Laki-laki: Ageng-Kencongan. (Abdi Dalem Keraton Jogja, Selasa (23/5/2023). Foto: Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko)
Jogja -

Sebagai Kota Budaya, Jogja memiliki deretan baju adat yang memiliki fungsi berbeda-beda. Simak penjelasan mengenai baju adat Jogja yang dikenakan laki-laki berikut ini.

Baju adat merupakan kostum yang mengekspresikan identitas yang dapat menunjukkan status sosial, perkawinan, atau agama. Baju adat juga sering dikenakan dalam acara sehari-hari, festival tradisional maupun upacara adat.

Sebagai wilayah yang dikenal sebagai Daerah Istimewa dan Kota Budaya, Jogja tentunya memiliki baju-baju adat merepresentasikan jati diri masyarakatnya baik bagi orang dewasa dan anak-anak maupun kaum perempuan dan laki-laki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari baju Ageng hingga baju Kencongan, berikut deretan baju adat Jogja untuk kaum laki-laki yang dikutip dari buku 'Pakaian Adat Tradisional Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta' (1990) oleh H. J. Wibowo dkk.

Baju Adat Jogja Laki-laki

1. Baju Ageng

Baju Ageng adalah baju adat Jogja yang terdiri dari jas laken berwarna hitam disertai dengan motif berwarna emas pada bagian pinggir dan bagian tengah bermotif keris serta batik. Selain itu, pakaian ini juga dilengkapi dengan celana berwarna hitam yang cara pakainya dengan dililitkan kain batik.

ADVERTISEMENT

Baju Ageng biasanya digunakan oleh pejabat keraton yang tengah menjalani tugas. Para pejabat keraton juga akan mengenakan topi memanjang sepanjang 8 cm dengan warna keemasan ketika mengenakan Baju Ageng. Sebagai pelengkap, turut dikenakan pula sepatu berwarna keemasan.

2. Surjan

Baju Surjan adalah pakaian laki-laki khas Jogja yang berupa kemeja lurik atau model kemeja berlengan panjang dengan tekstur kain tebal bermotif vertikal, berwarna gelap dan dilengkapi kancing.

Seiring perkembangan zaman, motif lurik dalam surjan tidak sebatas membujur saja, namun juga menggunakan motif kotak-kotak sebagai kombinasi antara vertikal dan horizontal.

3. Sikepan Alit

Sikepan Alit merupakan seperangkat pakaian yang terdiri dari kain batik sawitan, baju hitam dari bahan laken dengan kancing tembaga atau kuningan yang disepuh emas sebanyak 7-9 buah.

Selain itu, terdapat pula tutup kepala desta, dan keris model gayaman yang diletakan di pinggang sebelah kanan belakang. Pakaian Sikepan Alit dikenakan oleh abdi dalem keraton dalam keperluan sehari-hari seperti bepergian maupun sebagainya.

4. Langenarjan

Langenarjan merupakan seperangkat pakaian yang terdiri dari perlengkapan kain batik dan baju bukakan yang juga dibuat dari bahan laken berwarna hitam. Penutupnya menggunakan kancing hitam sebanyak satu buah.

Kemudian perhiasan berupa tiga buah kancing hitam dipasang pada kiri kanan tutupan rompi putih atau hitam dengan empat buah kancing. Pada umumnya, baju langenarjan dikenakan oleh abdi dalem keraton ketika menghadiri jamuan atau pertemuan.

5. Baju Supitan

Baju Supitan merupakan pakaian yang diperuntukkan untuk dikenakan oleh anak laki-laki yang akan menjalani supit atau khitan. Pakaian ini terdiri dari kain chinde untuk bagian bawah, sedangkan bagian atasnya adalah rasukan bedhaya gombyok yang dilengkapi dengan penutup kepala berbentuk surban yang dinamakan puthut.

6. Baju Kematian

Baju Kematian merupakan pakaian yang dikenakan ketika menghadiri upacara kematian. Untuk laki-laki, baju kematian biasanya terdiri dari beskap hitam, destar, kain batik gelap, dan alas kaki selop.

7. Baju Pranakan

Baju Pranakan merupakan pakaian yang dipakai oleh laki-laki ketika akan memasuki Makam Astana Imogiri dan Kotagede. Baju Pranakan terdiri dari destar, kain batik latar hitam dengan motif bervariasi tetapi bukan motif parang. baju surjan dari kain lurik dan tanpa alas kaki serta tanpa keris.

8. Baju Kencongan

Baju Kencongan adalah pakaian adat yang dikenakan oleh anak laki-laki di Jogja. Kencongan serupa seperti surjan, hanya saja memiliki warna yang lebih terang. Selain itu, kencongan biasanya memiliki aksesoris seperti selendang dan ikat pinggang.

Itulah deretan baju adat Jogja yang dikenakan oleh laki-laki dari baju Ageng hingga baju Kencongan. Semoga bermanfaat, Lur!




(rih/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads