Dalam seni wayang Jawa, dikenal tokoh Punakawan yang terdiri dari empat tokoh. Tokoh Punakawan cukup populer di kalangan masyarakat karena wataknya yang unik.
Mengutip laman resmi Pemkot Solo, tokoh Punakawan ini pertama kali muncul dalam karya Gatotkacasraya karangan Empu Panuluh. Keberadaan tokoh Punakawan ini membedakan kisah Mahabharata dari Jawa dengan Kisah Mahabharata dari India. Yang mana tokoh Punakawan ini hanya ada di kisah pewayangan Jawa.
Untuk mengenal lebih jauh sosok tokoh Punakawan, simak penjelasannya berikut ini ya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Punakawan Adalah
Terdapat perbedaan pendapat tentang filosofi arti nama Punakawan. Teori yang pertama menyatakan bahwa Punakawan merupakan gabungan dari dua kata, yakni 'pana' dan 'kawan'. 'Pana' berarti cerdik, jelas, terang, dan cermat, sedangkan 'kawan' berarti teman atau sahabat. Jika digabungkan, maka Punakawan dapat diartikan sebagai teman yang sangat cerdik, dapat dipercaya serta mempunyai pandangan yang luas.
Dikutip dari Jurnal Pendidikan Agama Islam berjudul Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Karakter Wayang Punakawan karya Asrul Anan dan Siti Juwariyah, Punakawan dapat juga dibentuk dari dua kata, yakni 'puna' dan 'kawan'. 'Puna' bermakna susah, sedangkan 'kawan' berarti teman atau saudara. Apabila disatukan, maknanya menjadi teman di kala susah.
Versi ketiga, kata 'puna' dapat diartikan sebagai fana. Jadi dapat diartikan sebagai teman atau saudara yang mengajak ke jalan kefanaan. Jika digabungkan, maka arti dari tokoh-tokohnya adalah 'bergegaslah memperoleh kebaikan, tinggalkanlah perkara buruk'.
4 Tokoh Punakawan
Punakawan terdiri dari empat tokoh, yakni Semar, Nala Gareng, Petruk, dan Bagong. Keempatnya memiliki keistimewaan dan karakternya sendiri-sendiri. Berikut ini profil masing-masing tokohnya:
1. Semar
Nama Semar berasal dari kata Arab, simaar atau ismarun yang berarti paku. Paku sendiri adalah alat untuk menancapkan suatu barang agar tidak goyah. Filosofi ini dimaknai sebagai simbol kemantapan dan keteguhan.
Dari penggambaran fisik, Semar mempunyai kuncung putih di kepalanya yang dimaknai sebagai simbol dari pikiran atau gagasan yang jernih. Tokoh ini digambarkan memiliki badan bulat dan gemuk, wajah yang bulat, dan kaki yang pendek. Tangan kanan dari tokoh Semar menunjuk, sedangkan tangan kirinya mengepal.
Jari telunjuk pada tangan kanannya yang menuding melambangkan keinginan yang kuat untuk menciptakan sesuatu. Selain itu, matanya yang menyipit menyimbolkan ketelitian dan keseriusan dalam menciptakan.
Semar menjadi tokoh yang dihormati, tetapi tetap rendah hati, tidak sombong, jujur, dan tetap mengasihi sesama. Tokoh ini melambangkan orang yang memiliki banyak kelebihan tetapi tetap sadar diri.
2. Gareng
Tokoh kedua adalah Gareng atau Nala Gareng. Nama tokoh yang merupakan anak pertama dari Semar ini berasal dari bahasa Arab, yakni nala khairan (memperoleh kebaikan). Ciri yang menonjol dari Gareng adalah kakinya yang pincang, tangan yang cacat, serta mata juling.
Kaki yang pincang dapat dimaknai bahwa manusia harus berhati-hati dalam menjalani kehidupan. Tangan yang cacat menyimbolkan bahwa meskipun manusia yang berusaha, akan tetapi tetap Tuhan yang menentukan hasil akhirnya. Mata yang juling berisikan nasihat bahwa manusia harus memahami realita kehidupan.
3. Petruk
Anggota Punakawan yang berikutnya adalah Petruk. Nama tokoh ini diambil dari bahasa Arab fatruk yang berarti tinggalkanlah. Tokoh ini juga sering disebut Kanthong Bolong yang berarti kantong berlubang. Maknanya bahwa setiap manusia harus mengamalkan hartanya yang berlebih kepada sesama dan menyerahkan diri kepada Tuhan secara ikhlas.
Dari segi fisik, tokoh ini digambarkan dengan bentuk panjang sebagai simbol bahwa pemikiran harus panjang. Tangan dan kaki panjang, tubuh tinggi langsing, hidung mancung, bahu lebar, mata terbuka dan jernih, telinga besar, dan mulut tertawa menjadi karakteristik fisik Petruk.
Filosofi dari berbagai penggambaran itu adalah bahwa Petruk suka menolong dan memberi kasih sayang terhadap sesama. Petruk merupakan anak kedua dari Semar dengan berbagai kelebihannya.
4. Bagong
Tokoh Punakawan terakhir adalah Bagong. Terdapat beberapa versi untuk memaknai nama ini. Pertama, Bagong berasal dari bagha yang artinya pertimbangan makna dan rasa, antara yang baik dan buruk. Kedua, Bagong berasal dari kata baqa' yang bermakna kekal. Ketiga, berasal dari kata albaghoya yang berarti perkara buruk.
Bagong adalah anak ketiga dari Semar. Ia adalah tokoh yang diciptakan dari bayangan Semar. Tubuhnya bulat, matanya mleleng, mulutnya dower, badan ngropoh, dan tangan yang megar. Bagong digambarkan sebagai seseorang yang suka bercanda, lancang, dan suka berlagak bodoh.
Bagong adalah wujud dari karya. Tokoh inilah yang dianggap sebagai manusia yang sesungguhnya. Meskipun Petruk adalah tokoh yang serba sempurna, akan tetapi Bagong lah yang dianggap mewakili manusia karena memiliki kekurangan.
Keempat tokoh ini masing-masing melambangkan sifat dan watak manusia. Semar melambangkan karsa (kehendak atau niat), Gareng menyimbolkan cipta (pikiran, rasio, nalar), Petruk melambangkan rasa, dan Bagong melambangkan karya (usaha, perilaku, perbuatan).
Demikian informasi mengenai Punakawan lengkap mulai dari Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Semoga bermanfaat, detikers!
(ams/rih)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM