Mengenal Batik Parang, Motif Kemeja 3 Bacapres Saat Bertemu Jokowi Hari Ini

Mengenal Batik Parang, Motif Kemeja 3 Bacapres Saat Bertemu Jokowi Hari Ini

Nur Umar Akashi - detikJogja
Senin, 30 Okt 2023 17:42 WIB
3 Capre usai makan siang bersama Presiden Jokowi di Istana, Jakarta.
Mengenal Batik Parang, Motif Kemeja 3 Bacapres Saat Bertemu Jokowi Hari Ini (Foto: 3 capres usai makan siang bersama Presiden Jokowi di Istana, Jakarta. - Marlinda/detikcom)
Jogja -

Tiga bakal calon presiden (bacapres) yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto diundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) makan siang di Istana Negara pada hari ini. Ketiganya tampak terlihat mengenakan kemeja batik bermotif parang.

Batik termasuk Warisan Budaya Tak Benda dari UNESCO yang disahkan pada 2 Oktober 2009. Batik memiliki banyak ragam motif dengan berbagai makna dan fungsinya masing-masing, mulai dari motif parang, mega mendung, hingga kawung.

Motif batik parang yang dikenakan tiga bacapres tersebut tentu memiliki sejarah, makna, dan ragamnya tersendiri. Penasaran bagaimana informasi lengkapnya? Simak penjelasan berikut sampai habis ya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Munculnya Motif Batik Parang

Mengutip buku Motif Batik Klasik Legendaris dan Turunannya karya Adi Kusrianto (2021), motif parang adalah ikon batik Indonesia. Motif ini juga menjadi semacam panutan untuk motif-motif batik lainnya.

Motif batik parang pertama kali diciptakan oleh Panembahan Senopati, Sultan Mataram Islam pada tahun 1586-1601. Diceritakan bahwa Panembahan Senopati adalah seorang raja yang gemar melakukan semadi di sepanjang Pantai Parangtritis hingga Pangandaran.

ADVERTISEMENT

Dalam semadinya, Panembahan Senopati bertemu dengan Nyi Roro Kidul yang semasa muda bernama Dewi Ratna Suwida. Saat kegiatan-kegiatan semadi tersebut, Panembahan Senopati memperhatikan gejolak ombak pantai Selatan yang menghantam karang. Hal tersebutlah yang kemudian mengilhaminya untuk membuat motif parang.

Saat itu, nama motifnya memang hanya parang saja. Jika diartikan mentah-mentah, parang diartikan sebagai senjata tajam. Namun, jika diartikan berdasarkan perubahan makna kata, "parang" berasal dari kata "pereng" yang berarti lereng atau pinggiran yang miring.

Makna Motif Batik Parang

Adapun makna motif parang adalah sebagai berikut:

  • Pertama, yakni bentuk ombak laut yang susul-menyusul dan mengandung makna bahwa di dunia ini tidak ada hal yang berjalan mulus. Akan banyak cobaan hidup yang perlu dilewati dan apabila dihadapi dengan sabar dan bijak akan melahirkan ketegaran.
  • Kedua, pusaran ombak yang distilasi menjadi bentuk intan yang disebut mlinjon. Bentuk ini bermakna perjuangan seorang pemimpin ibarat berjuang dalam pusaran air. Bila pemimpin tersebut berhasil, ia diibaratkan akan menemukan permata.
  • Ketiga, motif batik parang merupakan deformasi dari bentuk burung rajawali yang merupakan simbol dari orang agung. Kepala burung bermakna kecerdasan, tuding melambangkan seorang pemimpin sebagai teladan bagi rakyatnya, badan bermakna kekuatan fisik yang diperlukan pemimpin, dan sayap bermakna kemampuan aktivitas dan mobilitas.

Macam Motif Batik Parang

Perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan antara motif parang gaya Surakarta dengan Jogja. Arah motif parang pada gaya Surakarta adalah dari daerah kiri atas ke kanan bawah, sedangkan parang Jogja arahnya dari kanan atas ke kiri bawah.

Motif parang garapan Panembahan Senopati di kemudian hari berubah dan mengalami berbagai modifikasi. Modifikasi-modifikasi inilah yang kemudian menghasilkan motif-motif baru. Total motif batik parang adalah 72 jenis.

1. Parang Rusak

Modifikasi pertama adalah motif parang rusak yang diciptakan Sultan Agung Hanyokrokusumo pada abad ke-17. Perbedaannya adalah pada parang rusak tidak ada gambar mlinjon di antara dua baris motif utama. Motif parang rusak hanya ditemukan turunannya pada parang barong saja.

2. Parang Barong

Motif ini sejatinya sama saja dengan motif parang ciptaan Panembahan Senopati. Bedanya adalah motif parang barong berukuran paling besar di antara yang lainnya, yakni lebih dari 8 cm. Motif ini digunakan oleh raja sebagai busana resmi saat tampil di depan umum. Motif parang barong adalah satu-satunya motif yang dapat dimodifikasi menjadi motif parang rusak barong.

3. Parang Klitik

Berbanding terbalik dengan parang barong, parang klitik adalah motif parang berukuran paling kecil, sekitar 4 cm atau lebih kecil lagi. Motif parang klitik melambangkan kelemahlembutan, perilaku halus, dan bijaksana. Umumnya, motif ini digunakan oleh permaisuri hingga putri raja.

4. Parang Gendreh

Motif parang berikutnya adalah parang gendreh. Pada motif ini, desain parangnya dibentuk agar tampak lebih maskulin. Motif ini digunakan oleh para pangeran dan tidak boleh digunakan di istana saat upacara bersama raja.

5. Parang Kusumo

Parang kusumo adalah kain batik yang digunakan saat acara tukar cincin. Motif ini memiliki filosofi keindahan dan diharapkan agar pemakainya terlihat cantik, tampan, dan cerah.

Demikian penjelasan mengenai sejarah motif batik parang, makna motifnya, serta ragamnya. Semoga bermanfaat, ya, detikers!




(rih/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads