Setiap nama daerah di Jogja memiliki asal usulnya sendiri, termasuk wilayah Patangpuluhan yang terletak di wilayah Kemantren Wirobrajan. Bagaimanakah sejarahnya?
Mengutip dari laman resmi Kelurahan Patangpuluhan, wilayah ini adalah ibu kota untuk Kemantren Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Oleh karena itu, kantor kemantren, pasar, serta Puskesmas Wirobrajan berada di wilayah Patangpuluhan.
Secara geografis, Kelurahan Patangpuluhan berada di sisi barat daya pusat kota Jogja. Jaraknya hanya sekitar 3 kilometer dari pusat kota. Mari simak bagaimana sejarah terbentuknya nama Kelurahan Patangpuluhan berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Patangpuluhan Jogja
Berdasarkan informasi yang terdapat di laman resmi Kelurahan Patangpuluhan, nama Patangpuluhan diambil dari salah satu laskar atau bregada prajurit Keraton Jogja, yaitu Prajurit Patangpuluh.
Patangpuluh sendiri merupakan bahasa Jawa yang memiliki arti 'empat puluh' dalam bahasa Indonesia. Namun menurut Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), nama Patangpuluh tidak berhubungan dengan jumlah anggota di dalam bregada tersebut.
Jika nama Patangpuluhan diambil dari nama bregada prajurit Keraton, nama-nama jalan di kelurahan ini terinspirasi dari lagu atau gendhing Jawa. Beberapa contohnya antara lain Srikaloka, Pareanom, Madumurti, Dorodasih, Madubronto, dan Pamularsih.
Mengenal Bregada Patangpuluh
Mengutip laman resmi Keraton Jogja, asal usul nama Bregada Patangpuluh masih belum jelas hingga saat ini. Namun yang jelas nama tersebut tidak ada hubungannya dengan jumlah anggota di dalam bregada.
Klebet Prajurit Patangpuluh merupakan Cakragora. Bentuknya persegi panjang dengan warna dasar hitam, sementara di bagian tengahnya terdapat bintang segi enam berwarna merah. Cakra adalah senjata berbentuk roda gerigi, dan gora berarti dahsyat atau menakutkan.
Klebet tersebut memiliki makna bahwa Patangpuluh merupakan pasukan yang memiliki kekuatan luar biasa, sehingga semua musuh apapun bentuknya bisa terkalahkan.
![]() |
Senjata yang digunakan oleh anggota Bregada Prajurit Patangpuluh adalah tombak (waos) dan senapan. Tombak pusakanya memiliki nama Kanjeng Kiai Trisula dengan bentuk ujung (dapur) yang dinamakan Daramanggala atau Trisula Carangsoka.
Pada saat berjalan cepat (mars), Bregada Prajurit Patangpuluh diiringi Gendhing Bulu-Bulu. Ketika pasukan ini berjalan lambat (lampah macak) diiringi menggunakan Gendhing Mars Gendera.
Demikian informasi lengkap mengenai sejarah Kelurahan Patangpuluhan. Semoga bermanfaat, Dab!
(ams/ahr)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM