Sosok Rayaka Seniman Anak Berkebutuhan Khusus yang Cinta Kereta Api

Sosok Rayaka Seniman Anak Berkebutuhan Khusus yang Cinta Kereta Api

Steffy Gracia, Elisabeth Meisya - detikJogja
Selasa, 26 Sep 2023 13:47 WIB
Rayaka Agashtya Wibowo seniman anak berkebutuhan khusus bersama ibunya Sri Utami. Kurator pameran Rayaka, Lily Elserisa, M.Sn yang juga Dosen di Desain Komunikasi Visual ISI. Foto diambil Senin (26/9/2023).
Rayaka Agashtya Wibowo seniman cilik berkebutuhan khusus dan pameran kereta apinya (Foto: Steffy Gracia/detikJogja)
Jogja -

Rayaka Agashtya Wibowo, seniman anak berkebutuhan khusus, kini sedang menggelar pameran di Stasiun Tugu Jogja. Bakat Rayaka yang mencintai kereta api itu ternyata sudah terlihat sejak belia.

"Ketertarikan menggambar Rayaka sendiri dari kecil boleh dibilang dari usia balita, dulu paling excited kalau ngeliat kereta, happy banget gitu," ujar ibu kandung Rayaka, Sri Utami saat berbincang dengan detikJogja, Senin (26/9/2023)

Sri Utami mengaku ketertarikan dan minat Rayaka pada kereta api sudah terlihat sejak balita. Hal itu tampak ketika dia memutar video stimulasi anak tentang kereta api. Kemudian ketika dia tinggal di dekat stasiun, Rayaka kecil sering mengajak untuk menonton kereta api.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Salah satu alasan mengapa Rayaka semakin ngefans dengan kereta dan KAI itu kan karena dulu kita sempet tinggal di Jakarta, di Magelang, kemudian tahun 2018 pindah ke Jogja. Rumahku di belakang sini (Stasiun Tugu). Dia kan memang suka kereta, jadi tiap hari danger, dia selalu minta ke Stasiun Tugu gitu," tutur Uut sapaannya.

Uut mengatakan Rayaka menyukai semua hal tentang kereta api. Sejak kecil, Rayaka menyukai kaos dengan gambar kereta api hingga mengoleksi miniatur kereta api. Hingga saat ini Rayaka pun masih sering menonton video-video dan musik tentang kereta api.

ADVERTISEMENT

Uut pun sering mengajak Rayaka untuk nongkrong di kafe dekat Stasiun Tugu. Hal ini pun sudah menjadi rutinitas keduanya.

"Jadi dulu semakin addict sama gambar-gambar lokonya KAI, karena kita nongkrongnya di loko kafe di depan, dia bawa buku gambar aku nungguin sambil kerja, dan itu jadi rutinitas sampai sekarang, minimal itu seminggu sekali," cerita Ibu Rayaka.

Sebagai ibu, Uut berusaha mendukung semua minat dan bakat sang anak. Dia pun mengarahkan anaknya yang berkebutuhan khusus untuk belajar berwirausaha sejak belia. Hal ini dia ajarkan dengan mengarahkan hobi Rayaka menggambar menjadi wirausaha.

"Terus dia memang suka coret-coret, bahkan waktu ngomongnya belum lancar ya, dia udah mulai pegang crayon coret-coret, tapi memang masih dibantu. Lalu dia berproses, kemudian lama-lama keliatan bentuk ketertarikannya ke kereta api. Jadi sebagai orang tuanya mencoba memfasilitasi, aku coba panggil guru menggambar private untuk kembangin hobi dia ini," jelasnya

"Kebetulan anakku kan berkebutuhan khusus, jadi kita harus jeli menggali minat dan bakatnya kan. Waktu itu berpikir mungkin ini merupakan jalan dia menuju masa depan," sambung dia.

Rayaka Agashtya Wibowo seniman anak berkebutuhan khusus bersama ibunya Sri Utami. Kurator pameran Rayaka, Lily Elserisa, M.Sn yang juga Dosen di Desain Komunikasi Visual ISI. Foto diambil Senin (26/9/2023).Rayaka Agashtya Wibowo seniman anak berkebutuhan khusus bersama ibunya Sri Utami. Foto diambil Senin (26/9/2023). Foto: Steffy Gracia/detikJogja

Sewaktu Rayaka berulang tahun ke-14, Uut berinisiatif untuk membagikan tas yang disablon dengan gambar Rayaka ke teman-teman sekelasnya dan terapisnya. Uut pun senang ketika mendapatkan feedback positif dari terapis Rayaka. Dari situlah, Uut berupaya menghubungi PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pameran Rayaka.

"Jadi akhirnya, coba deh hubungi ke KAI gitu, terus boleh. Harapannya waktu Rayaka menggelar pameran itu, bisa melihat proses menggambarnya Rayaka," tutur wanita yang pernah berkarier di Trans7 Jakarta ini.

Uut menerangkan Rayaka pertama kali mengikuti pameran pada 2022 lalu di RJ Katamsi. Kemudian di Taman Budaya Jogja dengan mengirimkan tiga gambar, Museum Sonobudoyo satu gambar, dan kini 20 karya untuk pameran tunggal 'Dunia Kereta Api Rayaka'.

Uut pun bangga dengan pencapaian Rayaka. Dia juga bersyukur ada banyak orang yang membantunya.

"Bangga banget, kan kita diapresiasi banyak orang ya, jadi yang paling justru aku seneng pas liat wajahnya dia, pertama kali dipajang terus lihat pamerannya. Aku tuh cuma pengin liat dia bahagia aja, ketika dia se-happy itu ya bangga, campur-campur lah, tapi bersyukur seneng banget," terangnya.

Selengkapnya di halaman berikut.

Sementara itu, kurator pameran, Lily Elserisa, M.Sn mengapresiasi Rayaka dan karyanya. Pengajar di Desain Komunikasi Visual ISI ini menyebut Rayaka merupakan seniman cilik yang berdaya.

"Tidak semua anak bisa untuk dilatih seperti itu, apalagi Rayaka adalah seniman cilik yang berkebutuhan khusus. Makanya dalam pameran ini kami memutuskan untuk menampilkan karya proses Rayaka bukan hanya yang paling bagus, sehingga audiens bisa menangkap dan menerjemahkan kembali bahwa mereka itu bukan tidak bisa, tetapi masyarakat sendiri yang membuat mereka tidak bisa. Dari aksesibilitas yang tidak ada, dari kebijakan yang kurang mendukung, support system yang kurang yang membuat mereka menjadi disable padahal mereka lebih able," papar Lily.

"Seperti Rayaka kan dia tuh able loh untuk berjuang, berlatih, belajar tapi ya karena dia didukung oleh sebuah support system yang baik. Jadi yang mau ditunjuk itu progressnya bukan disabilitasnya. Bagaimana kita menjadi masyarakat yang mendukung semuanya setara," tambahnya.

Rayaka Agashtya Wibowo seniman anak berkebutuhan khusus bersama ibunya Sri Utami. Kurator pameran Rayaka, Lily Elserisa, M.Sn yang juga Dosen di Desain Komunikasi Visual ISI. Foto diambil Senin (26/9/2023).Kurator pameran Rayaka, Lily Elserisa, M.Sn yang juga Dosen di Desain Komunikasi Visual ISI. Foto diambil Senin (26/9/2023). Foto: Steffy Gracia/detikJogja

Di lokasi yang sama, Rayaka mengaku menyukai karyanya yang bertema VOC.

"Paling suka yang ini (lukisannya), karena bagus gambarnya," ujar remaja yang bersekolah di Tumbuh High School Jogja itu.

Cerita perjalanan lengkap Rayaka juga dapat dilihat pada akun Instagram @keretanesia. Di dalamnya terdapat rekap dokumentasi karya Rayaka sejak kecil hingga saat ini ia berusia 16 tahun.

Artikel ini ditulis oleh Elisabeth Meisya dan Steffy Gracia peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Halaman 2 dari 2
(ams/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads