Kerajaan Mataram Islam merupakan salah satu kerajaan yang terbesar dalam sejarah Nusantara. Kerajaan itu runtuh setelah adanya Perjanjian Giyanti yang memecah Kerajaan Mataram Islam menjadi beberapa kerajaan.
Perjanjian Giyanti menjadi penanda pecahnya Mataram Islam, awal dari kerajaan ini runtuh dari pertikaian antar keluarga yang disebabkan oleh politik adu domba dari VOC.
Akhir dari runtuhnya Mataram Islam menghasilkan dua kerajaan yang masih eksis hingga saat ini, dua kerajaan itu adalah Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta yang masing-masing rajanya memiliki gelar tersendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbedaan Hamengku Buwono, Paku Alam, Pakubuwono, dan Mangkunegara
1. Hamengku Buwono
Dikutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta setiap raja dari Kasultanan Jogja memiliki gelar Sri Sultan Hamengku Buwono. Raja Jogja pertama yang memiliki gelar ini adalah Pangeran Mangkubumi dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I, ketika beliau menandatangani Perjanjian Giyanti dan membentuk Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Saat ini, Raja Jogja yang sedang bertakhta adalah Sri Sultan Hamengku Buwono X sejak tahun 1989 hingga sekarang. Nantinya setiap penerus sultan yang akan naik tahta akan memiliki gelar Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping... Ing Ngayogyakarta Hadiningrat.
Namun terdapat perubahan dalam gelar tersebut setelah dikeluarkannya Sabda Raja pada tahun 2015. Berdasar sumber dari jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga karya Umi Suryaningtyas, perubahan tersebut terletak pada gelar 'Buwono' yang berubah menjadi 'Bawono', kemudian dihapusnya gelar 'Khalifatullah', perubahan lain terletak pada gelar 'kaping sedoso' menjadi 'kaping sepuluh'.
![]() |
2. Paku Alam
Dikutip dari laman resmi Kemantren Pakualaman, Paku Alam merupakan gelar bagi raja yang bertakhta di Puro Pakualaman. Raja pertama yang bergelar Paku Alam adalah Pangeran Natakusuma yang menyandang gelar KGPA Paku Alam I sekaligus menjadi pendiri Kadipaten Pakualaman.
Wilayah Pakualaman sendiri merupakan satu dari empat kerajaan selain Kasunanan Surakarta, Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Kadipaten Praja Mangkunegaran yang saat masa kolonial berstatus swapraja.
![]() |
3. Pakubuwono
Mengutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Pakubuwono merupakan gelar bagi raja yang bertakhta di Keraton Surakarta Hadiningrat. Saat ini raja yang bertahta adalah Sri Susuhunan Pakubuwono XIII. Kasunanan Surakarta Hadiningrat merupakan kerajaan yang menjadi pecahan dari Mataram Islam selain Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
![]() |
4. Mangkunegara
Mengutip dari laman resmi Puro Mangkunegaran, Puro Mangkunegaran merupakan istana resmi Kadipaten Praja Mangkunegaran dan tempat kediaman penguasa. Saat ini raja yang bertakhta bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegara X. Beliau mulai bertakhta sejak tahun 2022 hingga saat ini.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Hamengku Buwono adalah gelar raja Keraton Jogja, Paku Alam adalah gelar di Puro Pakualam, Pakubuwono adalah gelar raja Keraton Surakarta, dan Mangkunegara adalah gelar adipati di Puro Mangkunegaran.
![]() |
Artikel ini ditulis oleh Mahendra Lavidavayastama peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(rih/ahr)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu