Kerajaan Mataram Islam merupakan salah satu kerajaan besar di Jawa pada zamannya. Kerajaan ini diketahui pernah menyatukan sebagian besar pulau Jawa pada masa kekuasaannya.
Kerajaan yang berpusat di Kota Gede Jogja ini diperkirakan telah berdiri sejak abad ke-15. Sejarah mengenai Kerajaan Mataram Islam juga sering menjadi materi pelajaran di bangku sekolah. Untuk mengetahui sejarah dari kerajaan Mataram Islam lengkap dengan Raja-raja atau para pemimpinnya, simak artikel berikut ini hingga akhir.
Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Islam
Dikutip dari jurnal 'Sejarah Agama Islam di Kerajaan Mataram pada Masa Panembahan Senapati, 1584-1601' oleh Rizal Zamzami (2018), Kerajaan Mataram Islam bermula dari sebidang tanah yang dulunya merupakan hutan atau alas yang bernama mentaok. Tanah tersebut diberikan oleh Sultan Adiwijaya dari Kesultanan Pajang kepada Ki Pemanahan sebagai suatu bentuk balas budi karena Ki Pemanahan telah membantunya melakukan perlawanan kepada Arya Penangsang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanah tersebut kemudian dibangun oleh Ki Pemanah untuk dijadikan sebuah pusat kekuasaan baru yang diberi nama Kota Gede.
Kemudian, setelah Ki Pemanahan wafat, ia digantikan oleh putranya yang bernama Sutawijaya. Selama masa kepemimpinannya, kerajaan Mataram berhasil berkembang hingga mampu mengalahkan Kerajaan Pajang dan merebut wilayah Pajang dari Hadiwijaya dengan gelar Panembahan Senopati.
Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Islam
Dikutip dari laman Pemerintah Kota Jogja, Kerajaan Mataram mengalami masa kejayaan pada saat dipimpin oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo pada tahun 1613-1645, yang pada saat naik takhta, beliau masih berusia 20 tahun.
Sultan Agung dikenal sebagai salah satu raja yang berhasil membawa Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan pada 1627, atau tepatnya setelah empat belas tahun masa kepemimpinannya.
Pada masa tersebut, Kerajaan Mataram Islam berhasil menguasai hingga daerah pesisir seperti Surabaya dan Madura. Lalu dalam kurun waktu 1613 hingga 1645, wilayah kekuasaan Mataram Islam sudah meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat.
Sultan Agung juga membawa Kerajaan Mataram Islam kepada peradaban dan kebudayaan pada tingkat yang lebih tinggi, karena beliau memiliki berbagai keahlian baik dalam bidang militer, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang baik.
Masa Keruntuhan Kerajaan Mataram Islam
Dikutip dari laman Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, akar permasalahan yang menyebabkan perpecahan Kerajaan Mataram adalah karena adanya konflik internal yang terjadi di kerajaan.
Konflik tersebut melibatkan Susuhunan Pakubuwana II, Pangeran Mangkubumi, dan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa. Konflik tersebut terjadi karena pengangkatan Pangeran Probosuyoso yang bergelar Pakubuwana II, anak kedua dari Amangkurat IV menjadi raja baru.
Namun Raden Said yang merupakan anak dan putra sulung dari Amangkurat IV, Pangeran Arya Mangkunegara meminta haknya sebagai pewaris takhta Kesultanan Mataram Islam. Selain itu konflik juga ditambah dengan keputusan Pakubuwana II yang ingin memindahkan ibu kota kerajaan dari Kartasura ke Surakarta pada 17 Februari 1745.
Kemudian situasi semakin memanas setelah VOC mengangkat putra dari Pakubuwana II, yaitu Raden Mas Soerjadi menjadi raja Mataram Islam dengan gelar Pakubuwana III. Lalu Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi yang tidak setuju dengan keputusan tersebut kembali melakukan serangan terhadap VOC dan Pakubuwana III.
Pada situasi ini, VOC melakukan taktik adu domba dengan menghasut Raden Mas Said agar berhati-hati dengan Pangeran Mangkubumi. Lalu pada 1752, taktik yang dilakukan VOC berhasil dan mulai terjadi perselisihan antara Raden Mas Said dengan Pangeran Mangkubumi.
Lalu VOC memanfaatkan momen ini untuk berunding dengan Pangeran Mangkubumi dan berjanji untuk memberikan setengah wilayah kekuasaan Mataram yang dipegang oleh Pakubuwana III kepadanya.
Lalu pada akhirnya, disepakatilah sebuah perjanjian yang disebut dengan perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755. Yang salah satu isinya adalah mengenai pembagian wilayah Kesultanan Mataram Islam menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.
Raja-Raja di Kerajaan Mataram Islam
Berikut merupakan urutan pemegang tahta Kerajaan Mataram Islam:
- Panembahan Senopati atau Sutawijaya
- Prabu Hanyokrowati atau Raden Mas Jolang
- Adipati Martoputro
- Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo atau Raden Mas Rangsang
- Amangkurat I
- Amangkurat II
- Amangkurat III
Demikian informasi lengkap mengenai Kerajaan Mataram Islam mulai dari sejarah berdirinya, kejayaan, hingga keruntuhannya. Semoga bermanfaat, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Talita Leilani Putri peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(rih/rih)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM