Budayawan Jogja Prihatin Kediaman Eks Menag Dijuluki Rumah Pocong Sumi

Budayawan Jogja Prihatin Kediaman Eks Menag Dijuluki Rumah Pocong Sumi

Tim detikJogja - detikJogja
Rabu, 09 Agu 2023 14:29 WIB
Omah Indische atau yang juga dikenal sebagai Rumah Pocong Sumi di Kotagede, Jogja. Foto diunggah Senin (7/8/2023).
Omah Indische atau yang juga dikenal sebagai Rumah Pocong Sumi di Kotagede, Jogja. Foto diunggah Senin (7/8/2023). Foto: Santo/detikJogja
Jogja -

Omah Indische di Kotagede, Jogja, dijuluki Rumah Pocong Sumi. Budayawan asal Kotagede, Achmad Charris Zubair prihatin dengan julukan berkonotasi horor itu.

Diketahui, rumah berarsitektur gaya Eropa itu memang dikenal masyarakat memiliki kisah mistis dengan sosok 'Pocong Sumi' di baliknya.

"Saya ndak terima itu rumah dijadikan seperti itu. Lha wong itu rumah bersejarah punyanya Pak Rasjidi, Menteri Agama pertama, anak Pak Atmosudigdo. Kok dijadiin horor," kata Zubair kepada detikJogja, Jumat (4/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut mantan Ketua Dewan Kebudayaan Jogja dan eks pengajar di UGM ini, rumah tersebut merupakan bangunan bersejarah yang menjadi bukti keragaman budaya di Kotagede.

Sejarah Omah Indische

Omah Indische merupakan rumah peninggalan zaman Belanda yang dibangun pada 1860. Nono, penjaga Omah Indische, mengatakan orang pertama yang menempati rumah tersebut adalah pasangan suami istri Atmosudigdo.

ADVERTISEMENT

"Beliau-beliau ini orang Jawa asli," tutur Nono kepada detikJogja, Senin (19/6/2023).

Omah Indische atau yang juga dikenal sebagai Rumah Pocong Sumi di Kotagede, Jogja. Foto diunggah Senin (7/8/2023).Omah Indische atau yang juga dikenal sebagai Rumah Pocong Sumi di Kotagede, Jogja. Foto diunggah Senin (7/8/2023). Foto: Santo/detikJogja

Pasangan Atmosudigdo memiliki lima orang anak yang salah satunya menjadi Menteri Agama pertama Republik Indonesia (RI), Mohammad Rasjidi. Rasjidi lahir pada 20 Mei 1915 dan dilantik sebagai Menag pada 3 Januari 1946. Dua saudara Rasyidi tinggal di luar negeri dan dua lainnya tinggal di luar Jogja. Sedangkan Rasjidi tinggal di Jakarta sejak menjabat sebagai Menag.

"Dari tahun 1946 sampai sekarang, rumah ini tidak ditempati sama keluarga Bapak (Rasjidi)," ucap Nono.

Omah Indische terbengkalai selama bertahun-tahun dan tertutup oleh pepohonan serta semak belukar. Usai Gempa Jogja 2006, Nono kemudian berinisiatif untuk membersihkan bangunan yang sudah berbentuk hutan tersebut. Pada waktu yang sama, keluarga Rasjidi datang menilik Omah Indische dan meminta Nono untuk merawat serta menjaga rumah itu sampai sekarang.

Simak asal-usul julukan Rumah Pocong Sumi di halaman selanjutnya.

Asal-usul Julukan Rumah Pocong Sumi

Nono menceritakan julukan Rumah Pocong Sumi yang melekat pada Omah Indische berawal dari salah satu stasiun TV swasta yang mengadakan tiga acara bertema mistis. Kru TV mengaku disambut oleh makhluk astral bernama Mbah Sumi yang cukup agresif.

"Belum dimulai pun, baru introducing, baru datang ke sini, yang namanya Mbah Sumi njemput (kru TV) duluan. Beliau (Mbah Sumi) yang paling agresif. Kemudian stasiun TV itu diam-diam menamakan seperti itu (Rumah Pocong Sumi)," jelas Nono.

"Setelah itu, rumah ini dikasih Google Maps. Jadi setiap hari yang datang banyak banget buat bikin konten seperti itu," tambah Nono.

Menurut Nono, ada seorang YouTuber yang menjelaskan siapa saja sosok makhluk astral di Rumah Pocong Sumi. Selain sosok Mbah Sumi, terdapat sosok Noni Belanda dan sosok-sosok lainnya yang menjadikan rumah tersebut sebagai basecamp.

Omah Indische atau yang juga dikenal sebagai Rumah Pocong Sumi di Kotagede, Jogja. Foto diunggah Senin (7/8/2023).Omah Indische atau yang juga dikenal sebagai Rumah Pocong Sumi di Kotagede, Jogja. Foto diunggah Senin (7/8/2023). Foto: Santo/detikJogja

Saat berita ini ditulis, Nono menjelaskan bahwa ia telah melarang dan tidak lagi menerima segala bentuk perekaman yang dilakukan oleh stasiun TV maupun pembuat konten. Selain karena dianggap mengganggu oleh penunggu rumah itu, Nono sendiri juga kewalahan dalam menghadapi kru TV maupun konten kreator yang banyak di antaranya berperilaku merusak dan semena-mena.

Dijuluki Omah Indische

Menurut Nono, rumah dengan luas 2.000 meter persegi ini kemudian diberi nama Omah Indische. Titel ini disematkan oleh Bupati Bantul setelah meresmikan Desa Jagalan sebagai desa wisata.

Sejak saat itu, Omah Indische menjadi magnet wisatawan dari berbagai daerah di luar Jogja seperti Jakarta, Surabaya, dan lain-lain. Padahal, daya tarik Kotagede yang dipromosikan oleh Bupati Bantul adalah posisi Kotagede sebagai peninggalan Kerajaan Mataram.

"Pokoknya yang pertama kali dikunjungi Omah Indische dulu. Karena sudah beredar seperti itu (julukan Rumah Pocong Sumi). Penasaran banget, tapi ya ngapunten di sini tergantung niate," jelas Nono.

Nono menyayangkan para pengunjung yang datang ke Omah Indische hanya untuk mencari pembuktian mengenai mitos dan kemistisan rumah tersebut. Padahal, rumah tersebut memiliki sejarah yang menjadi salah satu warisan zaman Belanda berbentuk bangunan yang dimiliki Kotagede.

Halaman 2 dari 2
(rih/aku)

Hide Ads