Harga Sembako Jogja Hari Ini 16 Oktober 2025: Cabai Merah Keriting Bangkit!

Harga Sembako Jogja Hari Ini 16 Oktober 2025: Cabai Merah Keriting Bangkit!

Nur Umar Akashi - detikJogja
Kamis, 16 Okt 2025 12:56 WIB
Cabai merah besar
Cabai merah. (Foto: Elle Hughes/Unsplash)
Jogja -

Harga bahan pangan, terkhusus Sembilan Bahan Pokok (Sembako), di Kota Jogja dapat berubah sewaktu-waktu karena sejumlah faktor. Bagi masyarakat, mengetahuinya adalah hal yang penting agar bisa menentukan budgeting pangan sehari-hari.

Informasi dari PIHPS pada Kamis (16/10/2025) pukul 11.37 WIB menunjukkan perubahan harga satu bahan pangan, yakni cabai merah keriting. Usai melemah terus-terusan sejak 10 Oktober, hari ini, harganya tampak bangkit kembali.

Grafik memperlihatkan harga cabai merah keriting yang naik dari Rp 55.000 menjadi Rp 56.250 per kilogram. Bila di Jogja cabai merah keriting bangkit, di level nasional, angkanya kembali memburuk, terhitung turun dari Rp 57.550 menjadi Rp 55.800.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banderolan cabai merah keriting termurah berlaku di Kalimantan Selatan, yakni Rp 30.850/kg. Sementara itu, Riau jadi provinsi dengan harga cabai merah tertinggi, mencapai Rp 94.400 sekilo.

Daftar lengkap perubahan harga bahan pokok Jogja versi PIHPS dan Bapanas dapat detikers simak di bawah ini.

ADVERTISEMENT

Perubahan Harga Sembako Jogja 16 Oktober 2025 Versi PIHPS

Sebagai catatan, data sembako Jogja PIHPS diambil dengan menghitung rata-rata harga di Pasar Beringharjo dan Kranggan. Berikut informasi lengkap perubahan harganya:

  • Bawang merah ukuran sedang: Rp 41.500/kg
  • Bawang putih ukuran sedang: Rp 39.500/kg
  • Beras kualitas bawah I: Rp 13.150/kg
  • Beras kualitas bawah II: Rp 12.150/kg
  • Beras kualitas medium I: Rp 14.900/kg
  • Beras kualitas medium II: Rp 14.150/kg
  • Beras kualitas super I: Rp 16.000/kg
  • Beras kualitas super II: Rp 15.000/kg
  • Cabai merah besar: Rp 56.250/kg
  • Cabai merah keriting: Naik dari Rp 55.000 menjadi Rp 56.250/kg
  • Cabai rawit hijau: Rp 28.000/kg
  • Cabai rawit merah: Rp 33.000/kg
  • Daging ayam ras segar: Rp 36.250/kg
  • Daging sapi kualitas 1: Rp 140.000/kg
  • Daging sapi kualitas 2: Rp 132.500/kg
  • Gula pasir kualitas premium: Rp 18.250/kg
  • Gula pasir lokal: Rp 16.750/kg
  • Minyak goreng curah: Rp 18.150/kg
  • Minyak goreng kemasan bermerk 1: Rp 21.750/kg
  • Minyak goreng kemasan bermerk 2: Rp 21.000/kg
  • Telur ayam ras segar: Rp 30.750/kg

Perubahan Harga Sembako Jogja 16 Oktober Versi Bapanas

Data Panel Harga Bapanas pada Kamis (16/10/2025) pukul 11.43 WIB menuliskan data kenaikan harga cabai merah keriting dan daging ayam ras. Sejumlah bahan pokok juga tampak fluktuatif beberapa hari terakhir, seperti bawang merah, cabai merah besar, dan cabai rawit merah.

Cabai merah keriting yang kemarin jeblok dari Rp 52.857 menjadi Rp 50.000, bangkit lagi hari ini. Tercatat, satu kilogramnya dibanderol Rp 52.143 di Kota Jogja. Angka ini lebih mahal 16,62% dibandingkan pada 1 Oktober lalu saat satu kilonya dihargai Rp 44.714.

Berbeda dari cabai merah keriting yang naik-turun, daging ayam ras menunjukkan tren kenaikan selama 2 hari terakhir. Usai anjlok ke level Rp 35.833 pada 14 Oktober, esoknya, harga daging ayam ras bergerak naik jadi Rp 36.000.

Hari ini, banderolan daging ayam kembali naik, terhitung dari Rp 36.000 menjadi Rp 36.500 per kilogram. Sebagai informasi, Harga Acuan Penjualan (HAP) daging ayam ras di Indonesia adalah Rp 40.000 per kilogram.

Informasi lengkap perubahan harga sembako Jogja 16 Oktober 2025 menurut Bapanas adalah:

  • Beras premium: Rp 14.500/kg
  • Beras medium: Rp 12.913/kg
  • Beras SPHP: Rp 12.500/kg
  • Kedelai biji kering (impor): Rp 9.200/kg
  • Bawang merah: Naik dari Rp 33.857 menjadi Rp 34.000/kg
  • Bawang putih bonggol: Turun dari Rp 29.571 menjadi Rp 29.429/kg
  • Cabai merah keriting: Naik dari Rp 50.000 menjadi Rp 52.143/kg
  • Cabai merah besar: Turun dari Rp 53.143 menjadi Rp 51.714/kg
  • Cabai rawit merah: Naik dari Rp 30.286 menjadi Rp 31.571/kg
  • Daging sapi murni: Rp 130.000/kg
  • Daging ayam ras: Naik dari Rp 36.000 menjadi Rp 36.500/kg
  • Telur ayam ras: Rp 31.000/kg
  • Gula konsumsi: Rp 17.091/kg
  • Minyak goreng kemasan: Rp 19.091/liter
  • Minyak goreng curah: Naik dari Rp 17.083 menjadi Rp 17.143/liter
  • Minyakita: Turun dari Rp 16.220 menjadi Rp 16.090/liter
  • Tepung terigu curah: Rp 9.000/kg
  • Tepung terigu kemasan: Rp 10.875/kg
  • Garam konsumsi: Rp 12.000/kg
  • Ikan kembung: Rp 37.833/kg
  • Ikan tongkol: Rp 34.333/kg
  • Ikan bandeng: Turun dari Rp 41.000 menjadi Rp 40.500/kg

Perlu dicatat, data final PIHPS dan Bapanas tersedia tiap pukul 13.00 WIB. Oleh karena itu, perubahan data masih dimungkinkan.

Penyebab Harga Sembako Berubah-ubah

Bukan tanpa sebab harga sembako dan bahan pangan lain berubah tiap hari. Dilansir skripsi Muhammad Shehan dari UIN Raden Intan Lampung berjudul Pengaruh Harga Komoditas Sembako Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2017-2020, ketidakseimbangan permintaan dan penawaran menyebabkan harga bahan pangan tidak stabil.

Bagaimana tidak, pertumbuhan populasi masyarakat Indonesia mendorong naiknya permintaan terhadap bahan-bahan pangan, terkhusus sembako. Di sisi lain, komoditas sembako dari pertanian dan sebagainya sangat rentan gangguan, seperti kondisi iklim, keterbatasan lahan, dan peralihan fungsi lahan.

Pembentukan harga sembako secara khusus sangat dipengaruhi sisi penawaran. Mengingat, permintaan cenderung mengikuti perkembangan penawaran. Jika penawaran rendah, sedangkan permintaan tetap, maka harga bahan pokok naik. Begitu pula sebaliknya.

Penawaran akan bahan pokok ini sangat bergantung faktor alam dan seterusnya yang telah disinggung sekilas di atas. Sayangnya, keberhasilan produksi bahan-bahan pokok ini tidak bisa 100% dikendalikan oleh petani. Dengan kata lain, hasilnya uncontrollable.

Contohnya, saat musim hujan, petani cabai berpotensi gagal panen karena busuk atau serangan hama. Oleh karena itu, produksinya turut berkurang, sedangkan permintaan masyarakat tetap tinggi. Hasilnya, harga cabai melonjak drastis. Sebaliknya, saat musim kemarau, persentase keberhasilan panen cabai lebih tinggi. Stok melimpah menyebabkan otomatis harga turun.

Nur Azizah Nasution dalam tulisannya di Journal of Sharia and Law berjudul 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah' memberi rincian poin-poin penyebab fluktuasi sembako, di antaranya:

  1. Faktor produksi: Banyak permintaan, sedikit penawaran, maka harga menjadi mahal. Sementara itu, sedikit permintaan, banyak penawaran, harga menjadi murah.
  2. Faktor distribusi: Semakin lama dan ribet proses distribusi, harga bahan pangan semakin mahal. Hal yang sama berlaku sebaliknya.
  3. Faktor jumlah pedagang: Semakin banyak persaingan perdagangan, harga sembako cenderung lebih mendekati tarif normal. Di sisi lain, jika hanya ada pedagang, penetapan harganya menjadi lebih ekstrem.

Itulah informasi ringkas mengenai harga sembako Jogja hari ini Kamis, 16 Oktober 2025. Perlu diketahui, harga yang ditemui di pasaran mungkin berbeda karena disparitas.




(sto/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads