Pesta Pernikahan Palsu Jadi Tren Baru Para Gen Z, Raup Cuan Sampai Triliunan

Pesta Pernikahan Palsu Jadi Tren Baru Para Gen Z, Raup Cuan Sampai Triliunan

Vina Oktiani - detikJogja
Minggu, 17 Agu 2025 20:19 WIB
Table setting at a luxury wedding and Beautiful flowers on the table.
Ilustrasi pesta pernikahan. (Foto: Getty Images/iStockphoto/kenzaza)
Jogja -

Pernikahan palsu kini menjadi tren baru kalangan Gen Z di India. Menariknya, tren ini kini merambah ke berbagai negara seperti Jerman hingga Dubai.

Fenomena tren pernikahan palsu ini juga menampilkan acara layaknya pernikahan tradisional India seperti musik Bollywood hingga dekorasi mewah. Dikutip dari Wolipop, Minggu (17/8/2025), dalam pesta itu tak ada pasangan yang benar-benar menikah.

Pesta pernikahan palsu ini hanya rangkaian hiburan yang tidak dibebani oleh tuntutan keluarga maupun adat. Viralnya tren tersebut berawal dari seorang bankir investasi, Sarthak Ahuja, yang membagikan pengalamannya di platform Linkedin seperti dilansir Everything Experiential.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan pernikahan palsu itu dimanfaatkan oleh penyelenggara acara untuk mendapat keuntungan dengan menggelar pesta berbayar. Seperti halnya pesta di Bengaluru yang dihadiri oleh lebih dari 2 ribu peserta.

ADVERTISEMENT

Pesta bernominal ₹10 lakh atau setara Rp190 juta di Delhi pun turut mendapat keuntungan. Adapun harga tiket per orangnya sebesar ₹2.000 (Rp380 ribu) hingga ₹15.000 (Rp2,85 juta) dan ₹10.000 (Rp1,9 juta) untuk per pasangan.

Peserta pun dibagi menjadi dua yakni pengantin pria dan wanita. Mereka pun melakukan permainan interaktif Guess the Relative, menari dengan iringan lagu Bollywood, dan menikmati prasmanan. Acara pun digelar bebas alkohol guna mendapatkan suasana ramah dan aman untuk semua.

Viralnya tren tersebut juga lantaran gaya hidup profesional muda di Delhi, Mumbai, dan Bengaluru. Mereka menikmati kemeriahan seperti pesta pernikahan karena hidup jauh dari keluarga meski tanpa kewajiban adat hingga tekanan emosional.

Di sisi lain, tren ini bisa menghidupkan industri pernikahan di India yang bisa meraup ₹130 miliar atau Rp24,7 triliun. Pada Juni hingga Agustus, penyedia jasa dan venue pun dapat mengambil peluang demi mendapatkan pemasukan di luar musim pernikahan.

Tak hanya di India, pesta pernikahan palsu ini juga diadaptasi di Frankfurt, Jerman, dengan pesta bertema 'Band Baaja Baarat' yang menghadirkan musik, dekorasi, dan tarian India tanpa pengantin. Tren tersebut turut diadopsi oleh Dubai yang dilengkapi dengan lomba desain dan dance-off bertema pernikahan.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads