Harga sembako (sembilan bahan pokok) dapat berubah setiap harinya akibat pengaruh berbagai faktor. Bagi detikers yang membutuhkan informasi tentangnya, simak daftar harga sembako Jogja 16 Agustus 2025 di bawah ini.
Apa saja yang termasuk sembako? Berdasar Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 115/MPP/Kep/2/1998 tentang Jenis Barang Kebutuhan Pokok Masyarakat, sembilan bahan pokok atau sembako adalah beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, telur ayam, susu, jagung, minyak tanah, dan garam beryodium.
Tentunya, di samping sembako, informasi seputar harga bahan lainnya juga penting untuk diketahui. Dengan begitu, warga Jogja dapat menentukan prioritas bahan makanan yang akan dibeli dan jumlahnya. Tak hanya konsumen, pedagang maupun produsen juga dapat menentukan langkah yang diambil berdasarkan naik-turunnya harga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Update bahan pokok Jogja hari ini diwarnai kenaikan harga minyak goreng, baik kemasan maupun curah. Jadi berapa seliternya? Cek informasi lengkap harga bahan pokok Jogja 16 Agustus 2025 berdasar data Bapanas berikut ini!
Daftar Harga Sembako Jogja 16 Agustus 2025 Versi Bapanas
Dikutip dari situs laman resmi Bapanas, pada Sabtu, 16 Agustus 2025 pukul 11.43 WIB, daftar lengkap harga sembako Kota Jogja hari ini adalah sebagai berikut:
- Beras premium: Rp 14.500/kg
- Beras medium: Rp 13.000/kg
- Beras SPHP: Rp 12.500/kg
- Kedelai biji kering (impor): Rp 9.200/kg
- Bawang merah: Rp 45.143/kg
- Bawang putih bonggol: Naik dari Rp 29.714 menjadi Rp 30.143/kg
- Cabai merah keriting: Turun dari Rp 29.286 menjadi Rp 28.571/kg
- Cabai merah besar: Turun dari Rp 34.286 menjadi Rp 32.857/kg
- Cabai rawit merah: Turun dari Rp 25.429 menjadi Rp 24.571/kg
- Daging sapi murni: Rp 130.000/kg
- Daging ayam ras: Rp 31.500/kg
- Telur ayam ras: Naik dari Rp 26.875 menjadi Rp 27.125/kg
- Gula konsumsi: Naik dari Rp 17.250 menjadi Rp 17.273/kg
- Minyak goreng kemasan: Naik dari Rp 18.300 menjadi Rp 18.818/liter
- Minyak goreng curah: Naik dari Rp 17.071 menjadi Rp 17.143/liter
- Minyakita: Rp 15.700/liter
- Tepung terigu curah: Rp 9.000/kg
- Tepung terigu kemasan: Rp 10.875/kg
- Garam konsumsi: Rp 11.625/kg
- Ikan kembung: Rp 37.833/kg
- Ikan tongkol: Rp 34.333/kg
- Ikan bandeng: Rp 41.000/kg
Sebagai catatan, data harga bahan pangan di atas diambil dari menu 'Tabel Perkembangan Harga' dengan mencantumkan jenis data panel konsumen, wilayah Provinsi DIY, Kota Jogja, dan periode 15-16 Agustus 2025. Berhubung data yang disajikan masih bisa berubah, detikers dapat mengakses perkembangan harga terbaru via tautan https://panelharga.badanpangan.go.id/tabel-rekap.
Data Bapanas menunjukkan kenaikan harga minyak goreng kemasan maupun curah hari ini. Kenaikannya memang tidak signifikan dan masih berada di bawah 1.000 rupiah.
Minyak goreng kemasan memulai Agustus 2025 di angka Rp 18.500 per liter. Angkanya kemudian senantiasa stabil sampai 6 Agustus ketika turun ke level Rp 18.364. Setelah turun kurang lebih 200 rupiah, harga minyak goreng kemasan naik lagi ke level 18.500-an per 10 Agustus.
Pada 11 Agustus, harga minyak goreng kembali turun jadi 18.300-an per liter. Sempat membaik jadi Rp 18.455 pada 14 Agustus, hari ini, harganya ngegas 500 rupiah, jadi Rp 18.818. Angka ini adalah yang tertinggi sejak awal Agustus.
Lain halnya dengan minyak goreng curah. Sejak awal sampai 14 Agustus, harganya stabil 17.000 per liter. Pada 15 Agustus, minyak goreng curah naik tipis, tak sampai 100 rupiah, jadi Rp 17.071. Kemudian, hari ini, harganya naik menjadi Rp 17.143/liter.
Faktor-faktor Penyebab Naiknya Harga Sembako
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan harga bahan pokok naik. Dirangkum dari Journal of Sharia and Law berjudul 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah' karya Nur Azizah Nasution dkk, ini poin-poinnya:
1. Faktor Produksi
Tanpa adanya produksi, para pedagang sembako di pasar akan kekurangan jumlah barang. Penyebabnya bervariasi, mulai dari hasil panen yang tidak maksimal, keterbatasan biaya petani, hingga cuaca buruk. Alhasil, barang langka membuat harga melambung.
2. Faktor Distribusi
Semakin lama proses distribusi, makin naik pula harga sembako. Lebih-lebih, jika terjadi keterlambatan dalam prosesnya. Akibatnya, pedagang mesti menaikkan harga sembako demi dapat meraup laba.
3. Faktor Sumber Pasokan
Mirip dengan faktor pertama, sumber pasokan dapat memengaruhi naik-turunnya harga sembako. Semakin banyak barang yang tersedia, harganya akan semakin murah, begitu pula sebaliknya.
4. Faktor Permintaan dan Penawaran
Ketika permintaan terhadap suatu barang naik, para pedagang akan menaikkan harga. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
5. Faktor Jumlah Pedagang Pesaing
Semakin banyak pesaing, harga sembako cenderung lebih mendekati tarif pasaran. Sebagai contoh, di pasar A hanya ada dua pedagang sembako. Kondisi ini membuat keduanya bersaing dengan lebih ekstrem ketimbang pasar B yang memiliki 10 pedagang sembako. Sebab, keduanya mesti bersaing ketat untuk memperebutkan pasar.
Demikian informasi harga sembako di Jogja, Sabtu, 16 Agustus 2025. Perlu dicatat bahwa harga yang ditemui di pasaran bisa saja berbeda. Hal ini disebabkan adanya disparitas untuk masing-masing bahan pokok. Semoga bermanfaat.
(par/par)
Komentar Terbanyak
Respons Wamenaker soal 19 Juta Lapangan Kerja Dipertanyakan Publik
7 Fakta Jazz Ugal-ugalan Tewaskan Pemotor di Bangjo Wirobrajan
Survei BPS: Jogja Ranking 1 Hunian Layak dan Terjangkau se-Jawa