Hari Terakhir Pengosongan Teras Malioboro 2, Masih Ada yang Jualan

Hari Terakhir Pengosongan Teras Malioboro 2, Masih Ada yang Jualan

Adji G Rinepta - detikJogja
Selasa, 14 Jan 2025 12:40 WIB
Pembongkaran di Teras Malioboro 2, Jogja, Selasa (14/1/2025) siang.
Pembongkaran di Teras Malioboro 2, Jogja, Selasa (14/1/2025) siang. Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Pemerintah Kota Jogja menetapkan hari ini sebagai batas akhir bagi para pedagang Teras Malioboro 2 (TM2) untuk mengosongkan lapaknya. Meski demikian, masih ada beberapa pedagang yang masih berjualan hari ini.

Pantauan detikJogja di lokasi TM2 lama atau sebelah utara Gedung DPRD Provinsi DIY, terpampang baliho besar bertulisan pemberitahuan untuk mengosongkan lapak paling lambat tanggal 14 Januari 2024 pukul 24.00 WIB.

Siang ini, terlihat sebagian besar lapak sudah mulai kosong. Sebagian pedagang lagi masih terlihat membereskan lapaknya dan membungkus dagangannya. Sedangkan di sisi depan TM2 masih banyak lapak yang buka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu pedagang yang mulai mengangkut dagangannya, Mira, mengaku belum mendapat jatah lapak di lokasi baru, baik di Beskalan atau Ketandan. Menurut dia, pedagang yang masih beres-beres dagangan hari ini juga belum mendapat jatah lapak.

Pembongkaran di Teras Malioboro 2, Jogja, Selasa (14/1/2025) siang.Pembongkaran di Teras Malioboro 2, Jogja, Selasa (14/1/2025) siang. Foto: Adji G Rinepta/detikJogja

"Belum, ini yang terakhir sini belum dapet semua. Belum diundi, belum ikut pengundian," kata Mira saat ditemui wartawan di lapaknya, Selasa (14/1/2025).

ADVERTISEMENT

Mira mengaku belum tahu kapan akan ada pengundian lapak lagi. Sementara menunggu kabar, dia akan membawa pulang dagangannya.

"Belum pasti (kapan diundi lagi), tapi di sini waktunya sudah habis, katanya tanggal 14, hari ini terakhir. Sementara belum jualan, (dagangan) dibawa pulang dulu," ujar Mira.

Salah satu pedagang yang masih membuka lapaknya, Suparjilah mengatakan alasan kenapa beberapa pedagang masih nekat berjualan hari ini.

"Kita sesuai kesepakatan, kalau belum dapat lapak dan undian tidak transparan kita ndak akan pindah," kata dia.

Suparjilah mengatakan, ada 375 pedagang yang belum mendapat lapak di lokasi baru. Sedangkan transparansi yang dituntut para pedagang yakni soal adanya 70 pedagang yang sudah menempati lokasi Beskalan tanpa adanya undian.

"(70 pedagang) dapat (lapak) di Ketandan, terus tidak suka, tidak sesuai hatinya, terus boleh pindah ke Beskalan. Pak Ekwanto (Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya) bilang di situ ada 70 yang tidak bisa diundi ulang," ucap dia.

Suparjilah mengaku belum tahu sampai kapan akan bertahan untuk berjualan. Ia pun menyampaikan tuntutan agar segera diadakan undian yang transparan.

"Inginnya di Beskalan, Tri Dharma tetap jadi satu (tempat), dan yang 70 itu diundi ulang. Kita mau masuk sana (Beskalan) kalau sudah steril, dan 70 itu diundi ulang, baru kita mau," ujar dia.

Tanggapan Pemkot Jogja

Sementara itu Penjabat (Pj) Wali Kota Jogja Sugeng Purwanto membenarkan hari ini adalah batas akhir pengosongan TM2. Namun dia mengaku masih membuka komunikasi ke pedagang yang masih punya tuntutan.

"Ya kalau secara jadwal normatif harus selesai hari ini, tapi kalau masih ada riak-riak kecil ya nanti akan kita bicarakan. Tapi bukan berarti kami memberi ruang untuk gaduh lagi," kata Sugeng saat dihubungi wartawan, siang ini.

"Kalau menolak itu kira kira yang ditolak apanya? Ya kan. Karena sebenarnya kita sudah sangat welcome, sejak awal kita minta untuk datang, diundi dan sebagainya. Kalau ada keinginan yang di luar normatif ya nggak bisa," sambungnya.

Soal pedagang menyebut pengundian tidak transparan, kata Sugeng itu hanya sistematika saja. Menurut dia, para pedagang yang sudah setuju dengan kebijakan akan melakukan pengundian lebih cepat.

Sugeng menjelaskan, Pemkot Jogja juga punya batas waktu untuk segera menyelesaikan relokasi TM2. Jika harus menunggu pedagang yang belum mau dipindah, kata Sugeng, relokasi tidak akan segera selesai.

"Yang ndak transparan itu apanya? Kalau sejak awal komunikasi kita tuh siap, Tapi kalau kita nunggu terus ora klir-klir (tidak segera selesai). Makanya kita melakukan undian kepada mereka yang sudah klir, ini tanpa tendensi apa-apa. Dan yang belum, yang 300-an kita tunggu sampai hari ini," urainya.

"Bukan diistimewakan, itu kan di tahap awal, jadi mereka yang siap segera kita lakukan follow up, dengan diundi dan lain lain, itu hanya tahapan. Karena ndak mungkin kan kita sudah ada batasan waktu tapi ini ora mlaku-mlaku (tidak segera jalan)," lanjut Sugeng.

Meski begitu Sugeng menegaskan pihaknya tetap mengakomodir seluruh pedagang TM2 hingga memiliki lapak di lokasi baru.

"Yang pasti kita akan mengkaver semua, ndak ada yang ditinggalkan. Pemerintah mengambil kebijakan yang universal yang bisa diterima semua pihak, kalau ada perbedaan kecil-kecil wajar," pungkasnya.




(dil/afn)

Hide Ads