Harga Sembako Jogja Hari Ini 18 September 2024: Cabai Rawit Merah Ngegas!

Harga Sembako Jogja Hari Ini 18 September 2024: Cabai Rawit Merah Ngegas!

Nur Umar Akashi - detikJogja
Rabu, 18 Sep 2024 12:38 WIB
Ilustrasi cabai rawit merah
Ilustrasi cabai rawit merah. (Foto: Vecteezy/Diana Hayati)
Jogja -

Harga sembako dapat berubah setiap harinya akibat pengaruh berbagai faktor. Bagi detikers yang membutuhkan informasi tentangnya, simak daftar harga sembako Jogja 18 September 2024 berikut ini.

Informasi terkait harga sembako begitu penting untuk masyarakat. Pasalnya, berbekal pengetahuan ini, warga Jogja dapat menentukan prioritas bahan makanan yang akan dibeli dan jumlahnya. Tak hanya konsumen, pedagang dan produsen juga dapat menentukan langkah yang diambil berdasarkan naik-turunnya harga suatu sembako.

Dengan cabai rawit merah yang harganya mengegas naik, di bawah ini daftar harga sembako untuk wilayah Jogja, Rabu, 18 September 2024.

Daftar Harga Sembako Jogja 18 September 2024 Versi PIHPS Nasional

PIHPS adalah singkatan dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional. Laman ini dikelola oleh Bank Indonesia sejak tahun 2016. PIHPS menyajikan data seputar barang pokok yang dinilai memiliki kekuatan signifikan dalam membentuk angka inflasi.

Dilihat pada Rabu (18/9/2024) pukul 12.05 WIB, hanya dua bahan pokok yang tampak berubah harga, yakni cabai merah keriting dan cabai rawit merah. Keduanya tampak kompak mengalami kenaikan harga usai kemarin serempak turun.

Hari ini, cabai merah keriting naik dari Rp26.250 menjadi Rp27.500 per kilogram. Sementara itu, cabai rawit merah dibanderol Rp37.000 setelah kemarin dipatok Rp35.750 per satu kilogramnya.

Sebagai informasi, harga pangan yang disajikan PIHPS untuk wilayah Jogja diambil dari rata-rata harga di Pasar Beringharjo dan Pasar Kranggan. Lebih lengkapnya, berikut ini daftar harga sembako di Kota Jogja pada 18 September 2024:

  • Bawang merah ukuran sedang: Rp24.500/kg
  • Bawang putih ukuran sedang: Rp41.250/kg
  • Beras kualitas bawah I: Rp13.150/kg
  • Beras kualitas bawah II: Rp12.250/kg
  • Beras kualitas medium I: Rp14.750/kg
  • Beras kualitas medium II: Rp14.000/kg
  • Beras kualitas super I: Rp16.150/kg
  • Beras kualitas super II: Rp15.250/kg
  • Cabai merah besar: Rp28.750/kg
  • Cabai merah keriting: Rp27.500/kg
  • Cabai rawit hijau: Rp31.250/kg
  • Cabai rawit merah: Rp37.000/kg
  • Daging ayam ras segar: Rp34.750/kg
  • Daging sapi kualitas 1: Rp140.000/kg
  • Daging sapi kualitas 2: Rp132.500/kg
  • Gula pasir kualitas premium: Rp17.500/kg
  • Gula pasir lokal: Rp17.150/kg
  • Minyak goreng curah: Rp16.250/kg
  • Minyak goreng kemasan bermerk 1: Rp19.250/liter
  • Minyak goreng kemasan bermerk 2: Rp18.000/liter
  • Telur ayam ras segar: Rp26.250/kg

Daftar Harga Sembako Jogja 18 September 2024 Versi Bapanas

Selain PIHPS, sumber kredibel lainnya yang bisa dipakai untuk mengetahui perkembangan harga sembako sehari-hari adalah panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas). Harga yang digunakan Bapanas diambil dari rata-rata lima kabupaten, yakni Kota Jogja, Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul.

Dikutip dari situs resminya pada Rabu, 18 September 2024 pukul 11.59 WIB, ini perubahan harga sembako Jogja yang terjadi antara 17-18 September 2024:

  • Beras premium: Naik dari Rp14.340 menjadi Rp14.370/kg
  • Beras medium: Naik dari Rp12.990 menjadi Rp13.040/kg
  • Beras SPHP: Turun dari Rp12.370 menjadi Rp12.250/kg
  • Kedelai biji kering impor: Naik dari Rp9.370 menjadi Rp9.450/kg
  • Bawang merah: Naik dari Rp20.320 menjadi Rp21.980/kg
  • Bawang putih bonggol: Turun dari Rp36.680 menjadi Rp36.130/kg
  • Cabai merah keriting: Naik dari Rp19.910 menjadi Rp21.650/kg
  • Cabai rawit merah: Turun dari Rp34.500 menjadi Rp34.290/kg
  • Daging sapi murni: Turun dari Rp136.300 menjadi Rp136.270/kg
  • Daging ayam ras: Naik dari Rp33.180 menjadi Rp33.340/kg
  • Telur ayam ras: Turun dari Rp25.490 menjadi Rp25.420/kg
  • Gula konsumsi: Naik dari Rp16.900 menjadi Rp16.950/kg
  • Minyak goreng kemasan sederhana: Turun dari Rp16.200 menjadi Rp16.140/liter
  • Minyak goreng curah:Naik dari Rp16.000 menjadi Rp16.040/liter
  • Tepung terigu curah: Turun dari Rp8.900 menjadi Rp8.850/kg
  • Tepung terigu kemasan: Naik dari Rp11.100 menjadi Rp11.280/kg
  • Garam halus beryodium: Turun dari Rp12.070 menjadi Rp11.730/kg
  • Ikan kembung: Turun dari Rp37.530 menjadi Rp37.080/kg
  • Ikan tongkol: Turun dari Rp33.550 menjadi Rp33.460/kg
  • Ikan bandeng: Turun dari Rp38.230 menjadi Rp38.020/kg

Faktor-faktor Penyebab Naiknya Harga Sembako

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan harga bahan pokok naik. Dirangkum dari Journal of Sharia and Law berjudul 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah' karya Nur Azizah Nasution dkk, ini poin-poinnya:

1. Faktor Produksi

Tanpa adanya produksi, para pedagang sembako di pasar akan kekurangan jumlah barang. Penyebabnya bervariasi, mulai dari hasil panen yang tidak maksimal, keterbatasan biaya petani, hingga cuaca buruk. Alhasil, barang langka membuat harga melambung.

2. Faktor Distribusi

Semakin lama proses distribusi, makin naik pula harga sembako. Lebih-lebih, jika terjadi keterlambatan dalam prosesnya. Akibatnya, pedagang mesti menaikkan harga sembako demi dapat meraup laba.

3. Faktor Sumber Pasokan

Mirip dengan faktor pertama, sumber pasokan dapat memengaruhi naik-turunnya harga sembako. Semakin banyak barang yang tersedia, harganya akan semakin murah, begitu pula sebaliknya.

4. Faktor Permintaan dan Penawaran

Ketika permintaan terhadap suatu barang naik, para pedagang akan menaikkan harga. Hal ini juga berlaku sebaliknya.

5. Faktor Jumlah Pedagang Pesaing

Semakin banyak pesaing, harga sembako cenderung lebih mendekati tarif pasaran. Sebagai contoh, di pasar A hanya ada dua pedagang sembako. Kondisi ini membuat keduanya bersaing dengan lebih ekstrem ketimbang pasar B yang memiliki 10 pedagang sembako. Sebab, keduanya mesti bersaing ketat untuk memperebutkan pasar.

Demikian informasi harga sembako di Jogja, Rabu, 18 September 2024. Perlu dicatat bahwa harga yang ditemui di pasaran bisa saja berbeda. Hal ini disebabkan adanya disparitas untuk masing-masing sembako. Semoga bermanfaat.




(sto/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads