Seorang petani di Kretek, Bantul. mengaplikasikan perangkat berbasis internet untuk sistem pengairan di lahannya. Sistem pengairan itu bekerja hanya dengan perintah suara.
Petani bernama Anto Harmoko mengatakan inovasi itu muncul setelah area pertanian di Parangtritis memanfaatkan tenaga listrik untuk penyiraman tanaman cabai dan bawang merah. Pemanfaatan tersebut mulai sekitar tahun 2022.
Kebetulan, Anto yang juga berprofesi sebagai polisi itu juga tidak memiliki banyak waktu untuk mengurusi lahan pertaniannya. Hal itu memunculkan ide merancang sistem pengairan yang bisa dikendalikan dari jarak jauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kesibukan saya sebagai anggota Polri tapi juga harus mengelola sawah akhirnya berpikir bagaimana sawah tetap terkelola dengan baik tanpa mengganggu waktu tugas saya," katanya saat dihubungi wartawan, Rabu (4/9/2024).
Selanjutnya, Anto mulai mencari informasi tutorial cara merancang peralatan yang dibutuhkan. Lebih lanjut, Anto lantas mencari video terkait tentang pemanfaatan Google Assistant dalam kehidupan sehari-hari.
"Dari situ saya dapat ide untuk mengadaptasi teknologi tersebut bagi kebutuhan pertaniannya," ucap polisi berpangkat Inspektur Dua itu.
Pria berusia 43 tahun ini lantas mengembangkan teknologi tepat guna berbasis Internet of Things (IoT). Teknologi tersebut memungkinkan penyiraman sawah secara menyeluruh dengan bantuan Google Assistant.
"Jadi Google Assistant itu terhubung dengan berbagai perangkat elektronik untuk menyirami tanaman secara efisien," ucapnya.
Secara rinci, peralatan yang Anto gunakan cukup sederhana dan harganya terjangkau. Peralatan tersebut antara lain smart plug, smart breaker, sprinkle air, pipa, modem internet dan CCTV, dengan total biaya sekitar Rp 3 juta.
"Saya membeli peralatan ini sebelum listrik tersedia di sawah. Baru setelah listrik masuk pada tahun 2022 saya mulai memasangnya," ujarnya.
Untuk mengontrol semua perangkat itu, Anto menggunakan aplikasi Smart Life yang dapat diunduh secara gratis di Play Store. Aplikasi itu memungkinkan Anto untuk mengontrol penyiraman di sawahnya yang memiliki luas sekitar 300 m2 hanya dengan perintah suara.
"Perintah suara itu pakai Google Assistant. Setelah berhasil, cara ini ternyata sangat membantu dan meringankan pekerjaan," katanya.
"Kenapa? Karena dapat menghemat biaya produksi dan tenaga di sawah, sebab bisa dioperasionalkan dari jarak jauh selama terhubung jaringan internet," lanjut Anto.
Anto juga berencana mengajak Gapoktan Ngudi Makmur Samiran, Parangtritis untuk memanfaatkan inovasi tersebut.
"Karena perkembangan teknologi sangat pesat, dan saya ingin memanfaatkannya untuk meningkatkan efisiensi di bidang pertanian," ucapnya.
(ahr/apu)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang