Kisah Sukses Bos Nvidia, Dulunya Tukang Cuci Piring!

Kisah Sukses Bos Nvidia, Dulunya Tukang Cuci Piring!

Fino Yurio Kristo - detikJogja
Sabtu, 10 Agu 2024 16:56 WIB
CEO Nvidia Jensen Huang
CEO Nvidia Jensen Huang (Foto: Screenshot Video Nvidia)
Jogja -

Raksasa chip asal Amerika Serikat, Nvidia, kini terus naik daun. Kesuksesan ini mengantarkan bos Nvidia, Jensen Huang, memiliki kekayaan hingga Rp 1.700 triliun.

Namun siapa sangka, Jensen benar-benar menapaki karirnya dari nol. Jensen bahkan memulai karirnya sebagai tukang cuci piring!

Jensen memang bukan berasal dari keluarga berada. Lahir di Taiwan pada 1963, Jensen yang masih berusia 9 tahun dipindahkan ke Tacoma, Amerika Serikat, untuk tinggal bersama pamannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pekerjaan pertamanya adalah tukang cuci piring di restoran Denny's pada saat dia berusia 15 tahun. Namun ternyata banyak hikmah yang didapati Jensen dari pekerjaan ini.

"Ini adalah pilihan karir yang bagus. Aku sangat merekomendasikan setiap orang memulai pekerjaan pertama di bisnis restoran, itu mengajarkan kerendahan hati dan kerja keras. Aku mungkin adalah pencuci piring terbaik Denny's," katanya, dikutip dari detikInet, Sabtu (10/8/2024).

ADVERTISEMENT

Huang memilih kuliah di Oregon State University karena biaya kuliahnya yang rendah. Dia mulai bekerja di perusahaan chip dan menghabiskan delapan tahun paruh waktu untuk mengambil gelar master di Stanford.

Kemudian pada hari Thanksgiving 1993, dia dan dua rekannya, Chris Malachowsky dan Curtis Priem bertemu di restoran Denny's di South Bay. Mereka membuat sketsa rencana mereka untuk mendirikan perusahaan sendiri di atas serbet.

Mereka pun memutuskan mendirikan Nvidia dengan modal USD 40 ribu. Nvidia go public pada tahun 1999. Mereka pertama kali membuat chip untuk grafis komputer dan meraih kesuksesan besar.

Ketika era AI meledak saat ini, Nvidia benar-benar mengeruk untuk besar karena chip AI buatannya laku di mana-mana.

Jensen yang memiliki 3,5% saham Nvidia, saat ini menurut Forbes kekayaannya tembus USD 107,2 miliar atau lebih dari Rp 1.746 triliun. Itu adalah peningkatan sangat pesat mengingat 5 tahun silam, kekayaannya tercatat 'hanya' USD 3 miliar.

Berbicara mengenai sukses, menurut Jensen orang harus merasakan penderitaan. "Kupikir salah satu keuntungan terbesarku adalah ekspektasi rendah. Kebanyakan lulusan Stanford punya ekspektasi sangat tinggi," katanya dalam pidato di Stanford.




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads