Pemda DIY Ingatkan Tata Ruang Buntut Ramai Penolakan Beach Club Gunungkidul

Pemda DIY Ingatkan Tata Ruang Buntut Ramai Penolakan Beach Club Gunungkidul

Adji G Rinepta - detikJogja
Rabu, 12 Jun 2024 18:39 WIB
Kawasan pantai selatan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Foto diunggah pada Sabtu (4/11/2023).
Ilustrasi. Kawasan pantai selatan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Foto diunggah pada Sabtu (4/11/2023). Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja
Jogja -

Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turut angkat bicara soal polemik proyek beach club di Gunungkidul yang sempat menyeret nama Raffi Ahmad. Pemda DIY mengingatkan dalam hal investasi harus memperhatikan tata ruang.

"Pertama harus dilihat peruntukan tata ruangnya seperti apa. Kedua soal pertanahan yang menjadi perhatian utamanya, karena berkait juga dengan lingkungannya," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono saat ditemui wartawan di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, Rabu (12/6/2024).

"Ya daya dukung ya daya tampung, daya dukungnya seperti apa, tata ruangnya diperuntukkan untuk apa. Kita masih menjunjung sampai level itu, makanya yang didesain di kita pariwisata kebudayaan," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beny pun menyebut proyek beach club di Gunungkidul yang sebelumnya sempat menyeret nama Raffi Ahmad itu masih wacana. Tahapnya baru penjajakan.

"Belum ada (komunikasi Pemkab dan Pemda), kan baru rencana. Kan penjajakan harus dilakukan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Beny menyebut pihaknya tak pernah melarang dan justru mendorong investasi. Namun, syaratnya wajib memperhatikan nilai-nilai di Jogja.

"Kita memang meminta harus banyak investasi, kan nggak mungkin pergerakan ekonomi tanpa didukung investasi. Tapi investasi yang sesuai dengan kebutuhannya DIY," ujar dia.

Beny lalu mencontohkan proyek pembangunan jalan tol di DIY. Dia menyebut proyek jalan tol ini ada karena bermanfaat bagi warga Jogja dengan memperhatikan dampak lingkungan.

"Dulu Jogja kok nggak ada tol, bukan tidak berkeinginan ada tol tapi kita harus meyakini bahwa tol itu harus punya manfaat untuk masyarakat. Makannya kita harus sepakat, kalau udah sepakat ya silakan," papar Beny.

"Satu-satunya tol yang dibuka akses exit paling banyak kan hanya di DIY, dengan penggalian pendek, tempat lain kan nggak bisa. Ya itu sama dengan yang kita lakukan dengan investasi. Banyak kok yang mau investasi, tapi ya kita jaga," sambungnya.

Proyek Beach Club Gunungkidul Tuai Protes

Sebagai informasi, wacana pembangunan beach club Raffi Ahmad mencuat pada Desember 2023. Wacana ini menuai kritik dari Wahana Lingkungan hidup Indonesia (Walhi) yang menyebut proyek tersebut berada di atas lahan konservasi dan menyalahi peraturan.

Disebutkan proyek itu berada di Kawasan Bentangan Alam Karst (KBAK) Gunungsewu. Walhi menyebut proyek itu menabrak Permen ESDM nomor 17 tahun 2012 tentang KBAK.

Selain itu, pembangunan proyek beach club itu dinilai bakal merusak wilayah batuan karst serta daya tampung dan dukung air. Walhi juga menyebut wilayah KBAK itu merupakan zona rawan banjir dan amblesan tinggi.

Setelahnya, pada 12 Maret 2024 lalu muncul petisi penolakan proyek beach club Raffi Ahmad. Setelah ramai disorot, Raffi Ahmad akhirnya menyatakan mundur dari proyek beach club. Hal itu disampaikan Raffi melalui akun Instagram miliknya pada Selasa (11/6).




(rih/apl)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja

Hide Ads