Tiga masjid terdampak revitalisasi Beteng Keraton Jogja. Ketiganya adalah Masjid Ash-Shiddiq yang terletak di Patehan Kidul, Mushola Aisyiyah di Kadipaten Kulon, dan Masjid Beteng Binangun di Kadipaten Wetan.
Kepala Kundha Kabudayan DIY, Dian Laksmi mengatakan pihak Keraton masih berunding dengan pengurus masjid. Kaitannya adalah pemindahan lokasi dan bebungah.
"Iya ada dalam nego. Jadi kayak kemarin yang di Mangunan itu kan kita nego dengan masyarakat, kita mencoba memberikan alternatif solusi," jelas Dian saat ditemui di kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Jogja, Senin (27/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dian menegaskan pemberian kompensasi adalah wewenang Keraton. Berupa bebungah atau kompensasi atas pembangunan.
Walau begitu, Dian memastikan pemberian bebungah tetap manusiawi. Konteksnya agar warga dapat mendirikan bangunan masjid yang baru. Solusi yang ditawarkan dengan menggunakan lahan milik Keraton.
Dari pantauan detikJogja, ketiga masjid masih kokoh berdiri. Namun untuk bangunan di sekeliling Masjid Ash-Shiddiq dan Musala Aisyiyah sebagian bangunan telah roboh. Sementara sekeliling Masjid Benteng Binang masih ada yang berdiri.
"Lahan yang diberikan oleh Keraton di dalam (benteng) dan kemudian masyarakat membangun dari hasil bebungah itu. Satu (negosiasi) sudah selesai, ada dua atau masjid besar masih dinegokan," katanya.
Proses revitalisasi Beteng hampir mencapai 50 persen. Struktur benteng yang telah kembali ke wujud semula adalah sisi timur Plengkung Wijilan. Pembangunan telah mencapai Jalan Mantrigawen Lor.
Revitalisasi lanjutan menyasar sisi selatan Jalan Mantrigawen Lor hingga Pojok Beteng Selatan Timur. Hunian warga yang awalnya menempel Beteng kini telah rata dengan tanah. Berbarengan dengan pembangunan, juga berlangsung pengosongan di wilayah Patehan dan Kadipaten.
"Kalau Beteng itu sementara kerja sama dengan Keraton menyelesaikan tata kelola dengan penghuni. Tata kelola dengan dengan penghuni jadi kita menyelesaikan bebungah. Kalau ini (proses bebungah) belum selesai belum bisa apa merevitalisasi bangunannya," ujarnya.
Terkait pembangunan, Dian memastikan tak bisa serentak. Ini karena pihaknya mengalami keterbatasan anggaran. Alhasil proses revitalisasi dibagi dalam berbagai segmen. Namun dia memastikan untuk pembangunan konstruksi ditargetkan rampung tahun depan.
"Untuk bebungah yang handle langsung di tim Keraton. Kalau bebungah kita selesaikan tahun ini semuanya. Kalau fisik ya baru Wijilan itu, kalau keseluruhan ya sampai 50 persen," katanya.
(apl/rih)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan