Sederet Penyebab Kenapa Susah Bangun Rumah Subsidi di Jogja

Round-Up

Sederet Penyebab Kenapa Susah Bangun Rumah Subsidi di Jogja

Tim detikJogja - detikJogja
Selasa, 21 Mei 2024 06:30 WIB
Ilustrasi Rumah Subsidi
Ilustrasi rumah subsidi Foto: Dok. Kementerian PUPR
Jogja -

Mempunyai rumah jelas menjadi dambaan setiap orang. Saat ini, terdapat beragam skema rumah yang, salah satunya adalah pengembangan rumah subsidi.

Hanya saja, berdasarkan keterangan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), membangun rumah bersubsidi Jogja sangatlah sulit. Usut punya usut, harga tanah yang mahal menjadi faktor krusial.

"Di sisi lain harga tanah di Jogja tinggi. Padahal tanah itu komponen utama kita membentuk harga rumah, itu komponennya hampir 40 persen. Jadi kalau komponen 40 persen saja sudah sangat tinggi tentu kita tidak mungkin bisa men-supply itu (rumah subsidi)," kata Ketua DPD REI DIY, Ilham Muhammad Nur kepada wartawan, Senin (20/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ilham mengungkapkan, sebenarnya dari REI DIY sudah mengajukan usulan ke pemerintah tiga tahun lalu. Usulan yang mereka ajukan adalah membedakan harga rumah subsidi di Jogja dengan wilayah se-Jawa.

"Tetapi ketika Kementerian Keuangan dan Kementerian PUPR karena UMR kita rendah tidak mungkin. Kecuali kalau UMR-nya tinggi seperti di Jabodetabek itu kan harga subsidinya Rp 180 juta, di Jogja Rp 160 juta," katanya.

ADVERTISEMENT

"Di luar Jabodetabek seluruh Jawa Rp 160 karena dasar hitungannya dari UMR. Kalau Jabodetabek kan rata-rata UMR kan di atas Rp 4 juta, tentu untuk harga Rp 180 masih bisa mengakses, sehingga hitungannya basic-nya dari UMR," imbuh Ilham.

Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY, Ilham Muhammad Nur, Senin (20/5/2024).Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY, Ilham Muhammad Nur, Senin (20/5/2024). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Ilham menjelaskan, rumah subsidi di DIY ada. Namun, lokasinya berada jauh dari Kota Jogja. "Ada (rumah subsidi) di Gunungkidul tapi itu bukan REI, asosiasi lain yang mengembangkan," ujarnya.

Dia membeberkan, keberadaan rumah subsidi di DIY sejatinya sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggal mengingat kondisi UMR yang ada.

"Keprihatinan yang tentu saja tidak hanya dari sisi kami, kami pun merasa sebagai pengusaha di bidang developer tidak bisa mencukupi atas kebutuhan pada tingkat yang paling dasar tadi atau masyarakat dengan gaji UMR," ujarnya.

"Kita perlu dukungan semua pihak supaya itu bisa ada solusi. Karena memang UMR di Jogja itu relatif paling rendah, nomor dua se-nasional. Hal itu tentu menyulitkan kita untuk bisa memberi supply (menyediakan) kepada masyarakat terkait rumah subsidi," cetus Ilham.




(apu/apl)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads