Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah melakukan pemantauan harga bahan pokok jelang Lebaran 2024. Hasilnya, harga beras dan harga cabai yang sempat melonjak kini menurun. Menarik justru harga nangka muda atau gori sedikit melonjak.
Survei dilakukan TPID DIY di seluruh kabupaten-kota. Rinciannya, di Gapokan Sanggar Tani Ngemplak, Sleman pada 19 Maret 2024. Lalu di Gunungkidul yakni di Pasar Ngawu Playen dan UD Sri Kencana pada 21 Maret 2024.
Kemudian pada 22 Maret 2024 di Pasar Wates dan Gapokan Among Tani Temon, Kulon Progo. 26 Maret 2024 di Pasar Beringharjo dan Supermarket XT Square Kota Jogja. Terakhir pada 26 Maret 2024 di UD Sri Rahayu Pandak, Bantul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pemaparan hasil survei TPID DIY, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono menjelaskan secara umum pasokan bahan pokok tersedia dan mencukupi hingga Lebaran.
"Harus diakui memang ada beberapa kenaikan, tapi sudah mulai turun kembali. Terutama beras, pasokannya mulai terjaga karena panen sudah mulai dilakukan," jelas Beny di kompleks Kepatihan, Jogja, Kamis (28/3/2024).
Beny memerinci, TPID menemukan fenomena unik. Yakni turunnya harga beras dan cabai yang beberapa waktu lalu sempat naik. Untuk beras, harga turun lantaran saat ini pasokan beras sudah cukup tersedia dengan mulainya musim panen beras.
"Yang menarik, harga beras yang kemarin melonjak cukup signifikan, sekarang trennya menurun ke angka yang normal. Khususnya untuk beras premium masih di harga sekitar Rp 14 ribu," papar Beny.
"Ada fenomena menarik, soal pedasnya lombok (cabai), ternyata kami dapati harga cabai itu malah turun. Yang kemarin kan sekitar 60-70 (ribu), saat ini harga di 32-35 (ribu). Baik cabai kritik, hijau, kemudian cabai merah biasa," imbuhnya.
Namun, fenomena menarik bukan hanya itu. Beny melanjutkan pihaknya justru menemukan harga bahan baku gudeg yakni nangka muda atau gori malah cenderung naik. Meski begitu ia tak memerinci berapa besar kenaikannya.
"Di sisi lain ada yang menarik, kebutuhan dasar akan makan khas Jogja berupa gori (nangka muda), bahan baku gudeg, itu terjadi lonjakan. Suplainya cukup tapi permintaan tinggi," ungkapnya.
Lebih lanjut Beny menjelaskan, pihaknya juga menemukan adanya perbedaan harga di masing-masing wilayah. Hal terus menurutnya lantaran perbedaan harga distribusi.
"Kemudian ada perbedaan antara wilayah, tapi tidak begitu tajam, antara Rp 100-200, mungkin karena ongkos distribusi. Ke Gunungkidul misalnya, sedikit lebih tinggi dibandingkan daerah lain," ujarnya.
Selain itu, Beny bilang, menurut para pedagang harga sebagian bahan pokok biasanya akan cenderung naik pada sepekan jelang Lebaran karena permintaan yang juga naik. Untuk itu, ia mengimbau pada masyarakat untuk bijak dalam berbelanja.
"(Stok) Minyak goreng cukup, gula pasir cukup, tepung juga cukup, telur juga cukup, tapi ada kemungkinan juga terderek pada seminggu jelang Lebaran," kata Beny.
"Mari menjaga, lebih mengutamakan kebutuhan daripada keinginan, kalau kita bisa menjaga (ketersediaan) seperti sekarang ini, maka harganya akan melandai," pungkasnya.
Sementara itu, Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil DIY, Ninik Setyowati memastikan stok beras aman bahkan hingga setelah Lebaran. Pasalnya, saat ini sudah mulai masa panen petani.
"Stok beras di DIY saat ini ada 11 ribu ton, dan dalam waktu dekat ada penambahan 5 ribu ton. Dan ini akan terus berlangsung, setelah Lebaran pun kami akan menerima penyerapan dari petani," ungkapnya.
(rih/dil)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM