Pabrik cerutu Taru Martani 1918 menjadi salah satu pabrik tertua yang dikenal hingga mancanegara. Sederet tokoh besar ternyata pernah berkunjung ke pabrik cerutu di Kota Jogja ini.
Momen kunjungan pejabat itu dipajang dalam deretan foto di area pabrik. Di antaranya rombongan Misi Kebudayaan Mesir yang diketuai Dr. Husein Fahmy yang berkunjung pada 1956, ada juga aktivis asal Argentina, Mayor Ernesto Julian 'Che' Guevara juga pernah berkunjung pada 1959.
Dikutip dari BBC, pada tahun tersebut, Che Guevara menjabat sebagai Menteri Industri Kuba sehingga berkeliling dunia sebagai Duta besar untuk Kuba. Dikutip dari situs Kemdikbud, pada 1959 Che Guevara datang ke Indonesia untuk membicarakan hubungan dagang antara Kuba dan Indonesia. Che Guevara kala itu pun bertemu langsung dengan Presiden Sukarno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu pada 1960, Taru Martani disambangi oleh Ir. Sardjono yang kala itu menjabat sebagai Menteri Muda Pekerjaan Umum dan Tenaga. Cerutu Taru Martani ini pun sudah dinikmati Presiden Sukarno maupun Presiden Soeharto.
"Pak Karno kan juga perokok, pasti lah (menggunakan cerutu Taru Martani) mungkin ngambil di kita juga. Dia juga sering keluar negeri, Bung Karno kan tipikal orang suka gaya juga, pasti itu pakai cerutu," ujar Kepala Divisi Produksi Taru Martani, Adam Susanto, saat berbincang dengan detikJogja, Kamis (30/11/2023).
Adam menyebut pihaknya juga sempat memasok sigar ke Istana Negara pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
"Pak Harto juga dulu kita suplai, wajib itu kirim ke Istana Negara, digambarin Garuda Pancasila. Kalau pejabat-pejabat banyak, sekarang juga banyak," kata Adam.
Adam menyebut sejumlah tokoh juga masih rutin menyambangi pabrik cerutu yang didirikan Adolphe Antoine Louis Marie Mignot ini. Di antaranya pimpinan DPR Fadli Zon, penyanyi Katon Bagaskara.
"Recently itu ada Fadli Zon, Katon Bagaskara, banyaklah menteri-menteri sering berganti-gantian, Presiden Ceko atau Slovakia pernah ke sini," ucapnya.
Adam menyebut kunjungan para tokoh ini membuktikan jika produk cerutunya berkualitas.
"Kalau kita punya komitmen, (maka) bahan baku yang digunakan harus dengan kualitas tinggi," ungkap Adam.
![]() |
Soroti Harga Cukai dan UU Kesehatan
Dalam kesempatan itu, Adam juga menyoroti tingginya harga cukai rokok. Sedangkan UU Kesehatan juga diperketat.
"Undang-undang Kesehatan harus ditaati namanya undang-undang produk kita harus mencantumkan gambar yang macam-macam dengan ketentuan yang telah diatur itu. Agak lucu juga satu sisi pemerintah memperketat terhadap undang-undang itu tapi sisi lain pemerintah menargetkan kenaikan cukai. Dulu Rp 189 triliun sudah naik Rp 200 triliun besok sampai Rp 230 triliun, (itu) untuk membiayai negara," tambahnya.
"Kalau dikatakan bagaimana pengaruhnya, tidak signifikan bahkan perokok bukan berkurang tapi bertambah, coba aja (cek) yang tua tetep ngerokok yang muda mulai ngerokok kan gitu," tutur Adam.
Meski begitu, Adam menyebut pihaknya masih optimistis bisa meraup ceruk pasar cerutu hingga mancanegara. Pihaknya pun yakin bersaing dengan membawa nama besar Taru Martani.
"Kita akan tetap menaikkan penjualan kita, karena sebenarnya pangsa pasarnya masih terbuka luas. Tidak perlu takut dengan pesaing, karena (kita) sudah punya nama besar jadi kita yakin akan terus bisa meningkatkan penjualan, kalau dilihat dari market kita ini masih bisa terus ditingkatkan," pungkas Adam.
Sekilas Tentang Che Guevara
Dikutip dari BBC history, Che Guevara merupakan sosok pemimpin revolusioner Kuba kelahiran Argentina. Pria bernama lengkap Ernesto Guevara de la Serna ini lahir pada 14 Juni 1928 di Rosario, Argentina.
Dia diketahui belajar kedokteran di Universitas Buenos Aires. Che Guevara sering bepergian ke Amerika Selatan dan Tengah, saat itulah dia melihat meluasnya kemiskinan dan penindasan. Minatnya pada Marxisme membuatnya yakin jika satu-satunya solusi terhadap permasalahan Amerika Selatan dan Tengah adalah revolusi bersenjata.
Che Guevara punya andil penting dalam 'Gerakan 26 Juli' pemimpin revolusioner Kuba Fidel Castro. Peran Guevara sukses membawa keberhasilan perang gerilya melawan diktaktor Kuba Fulgencio Batista.
Batista pun berhasil digulingkan pada 1959. Kekuasaan Kuba lalu diambil alih Castro. Pada 1959-1961, Guevara pun menjadi presiden Bank Nasional Kuba dan kemudian menjadi menteri industri. Dengan jabatan inilah Guevara berkeliling dunia sebagai duta besar untuk Kuba.
Guevara kala itu menentang Amerika Serikat dan menyarankan rezim Castro untuk bersekutu dengan Uni Soviet. Akibat kebijakannya ini, perekonomian Kuba terpuruk karena mendapat sanksi pedagangan AS dan kegagaln reformasi.
Guevara pun mulai berselisih dengan para pemimpin Kuba. Kala itu, Guevara pun mulai mengungkapkan keinginannya untuk menyebarkan revolusi di negara berkembang lainnya. Lalu pada 1965 Castro mengumumkan jika Guevara telah meninggalkan Kuba.
Guevara diketahui menghabiskan beberapa bulan di Afrika, khususnya di Kongo. Dia melatih pasukan pemberontak dan perang gerilya. Namun usahanya gagal dan pada 1966 dia diam-diam kembali ke Kuba.
Che Guevara lalu melakukan perjalanan ke Bolivia untuk memimpin pasukan untuk melawan pemerintahan Rene Barrientos Ortuno. Dia akhirnya tertangkap tentara Bolivia yang kala itu mendapat bantuan AS.
Che Guevara pun dieksekusi pada 9 Oktober 1967 di La Higuera, Bolivia dan dimakamkan di lokasi rahasia. Pada 1997 jenazahnya ditemukan dan akhirnya dikembalikan ke Kuba untuk dimakamkan kembali.
Artikel ini ditulis oleh Mahendra Lavidavayastama dan Galardialga Kustanto Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.
(ams/apl)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi