Polisi mengungkap sebelum ditemukan meninggal di kosnya di Menteng, Jakarta Pusat, diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP (39) sempat pergi ke gedung Kemenlu RI dan meninggalkan tasnya. Tas tersebut berisi laptop dan pakaian ADP dan tidak ditemukan HP.
Dilansir detikNews, dari foto yang diterima detikcom, Senin (28/7) tas rangsel dan belanjaan tersebut disimpan di tangga dekat rooftop gedung Kemenlu. Akan tetapi setelah dilakukan pengecekan, tak ada temuan ponsel di tas korban tersebut.
"Jadi ditemukan lah tas itu di lantai 12 di samping tangga darurat," terang Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak kepada wartawan, Senin (28/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reonald menambahkan sebelum ke gedung Kemlu korban sempat ke pusat perbelanjaan di wilayah Jakarta Pusat. Sementara, tas ransel korban berisikan obat-obatan hingga rekam medis rawat jalan dari salah satu rumah sakit.
"(Isi tas) laptop, terus pakaian yang baru dibeli, terus ada beberapa obat-obatan yang korban bawa, terus pokoknya belanjaan yang baru dia beli, terus beberapa nota, beberapa alat-alat kantor," beber dia.
"Bahwa ada ditemukan surat rawat jalan beliau dari salah satu rumah sakit umum di Jakarta, tanggal saya lupa, tapi di catatan bulan Juni 2025," imbuhnya.
Seperti diketahui pada Senin (7/7) malam, korban sempat pergi ke rooftop gedung Kemlu sebelum ditemukan tewas di indekosnya di Menteng sehari setelahnya. Di tempat tersebut, korban berdiam diri di gedung Kemlu RI selama 1 jam 26 menit lamanya.
Keesokan harinya, jasad ADP ditemukan oleh penjaga kos pada Selasa (8/7) pukul 08.30 WIB. Korban ditemukan dengan wajah terbungkus plastik dan dililit lakban kuning.
Polda Metro Jaya menegaskan bakal mengusut tuntas kasus kematian ADP. Polda Metro menggunakan metode penyelidikan kriminal berbasis ilmiah atau scientific investigation.
Sementara itu, sampai saat ini ponsel milik korban belum ditemukan. Ponsel tersebut mungkin bisa memberikan petunjuk soal kematian, hilang misterius.
"(Ponsel korban) belum ditemukan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Jumat (25/7).
Hal tersebut juga disampaikan komisioner Kompolnas Choirul Anam. Kompolnas juga mendapatkan informasi ponsel korban hilang.
"Kemarin kami mendapat penjelasan soal HP. HP ini belum ditemukan. Oleh karenanya, masih ada PR soal jejak digital itu. Penting untuk peristiwanya, tapi apakah ini menentukan penyebab kematian, saya kira penyebab kematiannya tidak di situ," ujar Cak Anam terpisah.
(apl/afn)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu