Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja menggandeng investor untuk mengelola sampah di wilayah Kota Jogja. Investor tersebut diklaim mampu mengatasi sebagian sampah di Jogja dan ramah lingkungan.
Penjabat (Pj) Wali Kota Jogja, Singgih Raharjo menerangkan pihaknya melakukan upaya pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir. Di hilir, menurutnya, akan ada pengembangan TPS termasuk bekerja sama dengan investor.
Ia mengklaim pihaknya telah mendapatkan investor dan akan memulai beroperasi pada awal 2024. Melalui cara ini, lanjut Singgih, paling tidak bisa mengurangi residu sampah hingga 60 ton per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penanganan sampah di hilir, pengembangan baru, penjajakan beberapa lokasi pengembangan TPS maupun TPS3R," ujar Singgih dalam jumpa pers di Balai Kota Jogja, Selasa (12/9/2023).
"Investor juga ada yang sanggup sampai 60 ton (per hari). Akhir 2023 atau awal 2024 sudah operasi. Kami masih mencari bentuk yang paling ideal di Kota Jogja, yang notabene kita tidak punya lahan cukup luas untuk mengolah sampah," tambahnya.
Lebih lanjut, Singgih menjelaskan investor tersebut datang dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang berafiliasi dengan Perseroan Terbatas (PT) di luar Jogja. Pengelolaan sampah yang dilakukan investor nantinya mengusung teknologi asal Korea Selatan.
"Dengan pembakaran H2O, air yang dipisahkan diambil hidrogennya. Jadi ini akan ramah lingkungan, yang prosesnya adalah pemusnahan sampah, dengan teknologi saat tinggi, proses suhunya sampai 1.500Β°C," ujar Singgih.
Meski begitu Singgih enggan merinci terkait lokasi pasti dan nilai investasi. Ia menambahkan sistem kerja sama nantinya dengan bentuk pembayaran nilai tertentu ke pihak investor menyesuaikan jumlah tonase sampah.
"Punya sampah berapa ton, bayar mereka, mereka yang ngurusi," jelas Singgih.
Meskipun sudah ada langkah tersebut, namun Singgih tetap mengharapkan masyarakat juga ikut berpartisipasi dalam pengelolaan sampah ini. Dengan tetapi memilah sampah sebelum dibuang ke TPS.
"Pemilahan sampah di lokasi pengelolaan sampah memerlukan waktu yang cukup banyak. Sekitar 60-an persen waktu yang digunakan untuk memilah. Jadi pemilahan sampah itu sangat membantu untuk pengolahan sampah berikutnya," tutupnya.
(ahr/dil)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang