Kisah Pilu Mahasiswa Aceh Tahu Ayah Meninggal dari TikTok

Duka dari Utara Sumatera

Kisah Pilu Mahasiswa Aceh Tahu Ayah Meninggal dari TikTok

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Senin, 15 Des 2025 20:28 WIB
Kisah Pilu Mahasiswa Aceh Tahu Ayah Meninggal dari TikTok
Ketua Umum Taman Pelajar Aceh, Muhammad Mufariq Muchlis saat ditemui di Gondokusuman, Kota Jogja, Senin (15/12/2025). Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja
Jogja -

Bencana yang melanda sebagian besar wilayah Aceh menyisakan duka yang mendalam bagi mahasiswa Aceh di Jogja. Akses komunikasi yang terputus membuat mereka sulit mengetahui kondisi keluarga mereka.

Hal ini diungkapkan Ketua Umum Taman Pelajar, Muhammad Mufariq Muchlis. Ia menyebut sejak banjir melanda pada akhir November lalu, sebagian mahasiswa ada yang belum sama sekali mendapatkan informasi terkait kondisi keluarga mereka.

"(Tahu) dari berita-berita saja. Kami pun sering buka-buka website-nya BPBA (Badan Penanggulangan Bencana Aceh) buat kami lihat-lihat kondisi keluarga kami," ujar Mufariq saat ditemui di Gondokusuman, Kota Jogja, Senin (15/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mufariq kemudian menceritakan salah satu mahasiswa yang merantau di Jogja. Mahasiswa tersebut mengetahui ayahnya meninggal dunia setelah melihat unggahan di media sosial.

ADVERTISEMENT

"Bahkan salah satu mahasiswa kami di sini, di hari keempat, dia nggak tahu kabar keluarganya karena nggak ada komunikasi. Tiba-tiba dia buka TikTok, dia lihat sudah nggak ada ayahnya," tuturnya.

Kondisi tersebut diperparah dengan terputusnya akses pulang ke Aceh. Banyak jalur terputus akibat kondisi tersebut.

"Untuk saat ini, kalau pulang kita melihat banjir, nggak bisa. Kita mau lihat keluarga susah, karena aksesnya putus. Jembatan itu hampir 200 lebih putus," sebutnya.

Dengan kondisi tersebut, ia menyebut mahasiswa memilih bertahan dan saling menguatkan di Jogja.

"Sebagian besar mahasiswa Aceh kan berada di asrama. Di Jogja juga ada 10 asrama. Yang di luar-luar asrama ini, untuk kalau kami memperkuat ya, saling menguatkan, saling menjaga itu, kami ajak ke asrama. Kita makan sama-sama di asrama, kita saling jaga," katanya.

"Nanti ada kamar-kamar khusus yang kami siapkan kepada mahasiswa-mahasiswa yang tinggal di luar asrama. Jadi, saling menjaga lah. Ketika mungkin terjadi sesuatu di kos di tempat-tempat lain, dengan kondisi yang enggak stabil, mentalnya yang kena kan, maka lebih enak ramai-ramai di asrama," pungkasnya.




(apu/ams)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads