Libur Nataru, Wisatawan Diminta Hindari Kawasan Bundelan-Tanjakan ke Obelix

Libur Nataru, Wisatawan Diminta Hindari Kawasan Bundelan-Tanjakan ke Obelix

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Kamis, 11 Des 2025 15:41 WIB
Libur Nataru, Wisatawan Diminta Hindari Kawasan Bundelan-Tanjakan ke Obelix
Ikon Gunungkidul (foto: dok. detikJogja).
Gunungkidul -

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Gunungkidul meminta wisatawan, khususnya yang belum hafal medan untuk tidak melintas di tanjakan Bundelan dan tanjakan menuju Obelix Sea View-Bukit Paralayang. Sedangkan Diskominfo Gunungkidul menyebut tidak bisa menghapus dua kawasan itu dari Google Maps.

Kepala Dishub Gunungkidul, Irawan Jatmiko, mengatakan prediksi puncak pergerakan di puncak perayaan Natal terjadi pada tanggal 20-21 Desember. Sedangkan puncak pergerakan kedua terjadi tanggal 24-25 Desember.

"Puncak pergerakan saat tahun baru diprediksi 28-29 Desember 2025 dan puncak pergerakan kedua libur tahun baru tanggal 3-4 Januari 2026," kata Irawan kepada wartawan di Wonosari, Gunungkidul, Kamis (11/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, mulai hari ini Dishub mulai mengimbau kepada wisatawan untuk tidak melintas di tanjakan Bundelan, Ngawen, Gunungkidul dan tanjakan menuju Obelix Sea View, Purwosari, Gunungkidul.

ADVERTISEMENT

"Jadi bagi wisatawan yang belum terbiasa agar jangan lewat Bundelan dan jalur ke Bukit Paralayang ke Obelix. Kami sudah pasang rambu, jadi alternatif di Bundelan itu lewat Sambeng dan tidak ada kendaraan yang naik ke Obelix lewat jalur Paralayang, nanti lewat JJLS," ujarnya.

Kepala Dishub Gunungkidul, Irawan Jatmiko saat memberikan keterangan di Wonosari, Gunungkidul, Kamis (11/12/2025).Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja.

Nantinya, lanjut Irawan, akan ada petugas dari Dishub yang melakukan patroli di dua jalur tersebut. Selain itu, Dishub telah berkoordinasi dengan polisi untuk pengamanan di dua jalur tersebut agar wisatawan tidak kebingungan.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Gunungkidul, Setiyo Hartato mengaku tidak bisa menghapus dua jalur itu dari Google Maps. Sehingga Diskominfo nantinya melakukan sosialisasi melalui media sosial (medsos) mulai tanggal 15-16 Desember.

"Jadi di akun medsos kami nanti memposting video dan ada presenter yang menjelaskan jalur alternatifnya mana saja," ucap Setiyo.

Selain itu, Diskominfo Gunungkidul telah melakukan report of problem apabila di Google Maps bermasalah. Salah satunya mengedit atau memberikan komentar koordinat yang menjadi titik rawan.

"Sehingga pengguna Maps bisa lihat komentar sebelumnya menggunakan dua jalur itu. Karena kalau mau dihapus dari itu ranahnya Google Maps, bukan kami," katanya.




(alg/alg)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads