Pemuda Ngaku Korban Perampokan di Jombor Ternyata Bohong, Ini Motifnya

Pemuda Ngaku Korban Perampokan di Jombor Ternyata Bohong, Ini Motifnya

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Senin, 17 Nov 2025 12:37 WIB
ilustrasi kejahatan kriminal perampokan pembunuhan pemerkosaan pencopetan
Ilustrasi pemuda ngaku korban perampokan di Terminal Jombor ternyata bohong. (Foto: andi saputra)
Sleman -

Beberapa waktu lalu ramai kabar seorang pemuda yang menjadi korban perampokan di Terminal Jombor, Sleman. Polisi yang turun tangan melakukan penyelidikan mendapati fakta bahwa kejadian itu tidak benar alias hoaks.

Kabar tersebut tersebar awalnya dari unggahan akun media sosial Instagram @merapi_uncover. Dalam keterangan postingan disebutkan bahwa korban didatangi sejumlah orang yang membawa celurit dan barang berharga milik korban dirampas. Kejadian itu diunggah pada Sabtu (15/11/2025) malam.

"22:04 Selamat malam min, mohon disembunyikan identitas saya. Ini ada orang yang ngakuΒ² jadi korban perampokan di terminal jombor, katanya didatengin 4-5 orang bawa clurit, terus barangΒ² berharganya laptop, ijazah, dll nya diambil orang. Kemudian dibawa ke kantor polisi dan disana dia ngaku kalo semua perkataannya itu bohong dan tidak benar, ngakunya lahir dan besar di bali, sempat tinggal di banyuwangi, tapi tdk punya identitas. Modusnya itu dia menarik simpati orangΒ² untuk mengasihani dia, kemudian dia dapat uang. Orangnya linglung, diajak ngomong kadang gak nyambung min, trus katanya dari kecil itu hidup di jalan. Mohon bagi yang kenal dan keluarganya dijemput makasih min," tulis keterangan dalam akun Instagram @merapi_uncover seperti dilihat detikJogja, Senin (17/11).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi hal tersebut, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polresta Sleman, AKP Salamun, membenarkan insiden perampokan tersebut tidak pernah terjadi. Dia menegaskan pemuda tersebut mengakui laporan yang dibuatnya adalah palsu.

ADVERTISEMENT

"Setelah dilakukan pemeriksaan tidak benar menjadi korban (perampokan). Sebelumnya pernah melakukan hal yang sama di daerah lain. Alasannya tidak punya uang," kata Salamun saat dihubungi wartawan, Senin (17/11).

Salamun melanjutkan identitas pelaku yang membuat laporan palsu itu diketahui pemuda inisial WNA, kelahiran Bali tahun 2009. Dari pengakuannya, pemuda tersebut beralamat di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Berdasarkan pemeriksaan, motif utama WNA membuat cerita bohong adalah untuk mendapatkan belas kasihan dan bantuan uang dari masyarakat.

"Pelapor mengaku sengaja membuat cerita bohong agar mendapatkan belas kasihan dan bantuan uang, dengan alasan untuk biaya berobat penyakit TBC. Karena merasa tidak mendapat bantuan dari Dinas Sosial," tambah Salamun.

Salamun melanjutkan pihak kepolisian memutuskan untuk tidak melanjutkan kasus ini ke ranah hukum. Dia memastikan pemuda tersebut telah dipulangkan ke daerah asalnya di Tasikmalaya.

"Yang bersangkutan tidak diproses hukum dan sudah dipulangkan ke daerah asal," pungkasnya.




(ams/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads