Toponimi

Menyibak Sejarah Padukuhan Diro di Ujung Barat Kabupaten Sleman

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Rabu, 12 Nov 2025 14:36 WIB
Padukuhan Diro yang terletak di Kalurahan Sendangmulyo, Kapanewon Minggir, Kabupaten Sleman, Rabu (12/11/2025). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja
Sleman -

Sejarah tak selalu tertulis rapi di atas prasasti. Dia bisa tertanam dalam genangan sawah, tersembunyi di balik rimbunnya pohon preh, dan paling utama tersimpan rapi dalam ingatan para sesepuh.

Pun demikian Padukuhan Diro yang terletak di Kalurahan Sendangmulyo, Kapanewon Minggir, Kabupaten Sleman. Tak ada literatur pasti soal bagaimana Diro dahulu ada. Tapi, Diro hari ini dikenal sebagai sentra kerajinan besek yang sibuk. Selain sebagai salah satu wilayah penghasil padi.

Menyibak sejarah Diro, berarti mengurai kembali benang ingatan dan merajut narasi lisan. Dari generasi ke generasi, warisan narasi soal sejarah Diro coba terus dirawat. Hingga sampai pada seorang Wardi Utomo (88).

Narasi lisan turun temurun itu yang kemudian menghubungkan tempat asal Wardi dengan: Majapahit, perang, hingga mitos-mitos lain.

"Itu sejarahnya, tidak tahu benar atau tidak. Tapi cerita dari simbah seperti itu," kata Wardi saat ditemui di rumahnya. Tentu jawaban Wardi tidak menggunakan bahasa Indonesia melainkan menggunakan Bahasa Jawa.

Wardi mengaku sebagai satu-satunya sesepuh kampung dan penutur sejarah yang tersisa. Di usianya yang hampir satu abad itu, dia menggali lagi memori untuk menuturkan sejarah leluhurnya.

Wardi Utomo (88), sesepuh kampung, menunjukkan sendang Beji yang menjadi saksi sejarah berdirinya Padukuhan Diro, Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Rabu (12/11/2025) Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja

Sejarah terbentuknya Padukuhan Diro erat kaitannya dengan sejarah Majapahit. Konon, Diro dulunya nama kerajaan. Sundiro, namanya. Tapi di kesempatan lain, Sundiro, oleh Wardi disebut sebagai patih di Majapahit. Di kesempatan lain disebut sebagai Bupati.

"(Dulu) Kerajaan Sundiro. Tilase (jejaknya) keraton itu ada di sana," ujarnya. Wardi menunjuk ke selatan, arah jalan utama menuju Kantor Kalurahan Sendangmulyo dan menegaskan bahwa di situlah dulu berdiri istana Kerajaan Sundiro.

Nama 'Diro' sendiri, menurut penuturan turun-temurun, berasal dari peristiwa bersejarah. Konon, Patih Sundiro yang berasal dari Majapahit terlibat pertempuran di wilayah yang kini dikenal sebagai Padukuhan Prapak. Tak jauh dari Padukuhan Diro.

Patih tersebut gugur dalam pertempuran tersebut. Kematian Sundiro inilah yang kemudian dikenang dan melekat menjadi cikal bakal nama wilayah. Yang kemudian oleh Kyai Rogo wilayah itu dinamakan Diro.

"Aslinya (pendiri) Diro itu Kyai Rogo. Yang nurunke cikal bakal sini, yang nurunke Diro (yang jadi pendiri Diro)," ujarnya.

Diro tidak hanya menyimpan kisah kerajaan, tetapi juga narasi mistik yang diwakili oleh sosok Eyang Bagus Jawal. Dia dikenal sebagai sosok pepundhen atau leluhur yang dihormati yang bersemayam di gunung Blimbingan letaknya separuh di Dusun Diro, separuh di Dusun Blimbingan.

Eyang Bagus Jawal dikenal memiliki satu set gamelan lengkap. Dikisahkan, di gunung Blimbingan terdapat pohon tanjung. Di pohon itulah Eyang Bagus Jawal menggantung gamelan.

Sendang Beji yang menjadi saksi sejarah berdirinya Padukuhan Diro, Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Rabu (12/11/2025) Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja

"Di gunung blimbingan itu juga ada sendang. Di situ ada pohon Tanjung. Itu tempat untuk menggantungkan gamelan," ujarnya. "Ning gamelane sak niki nggih ilang. Kirang pirsa teng pundi (tapi gamelannya sekarang hilang, tidak tahu di mana)," kenang Wardi.

Konon, jika warga Diro atau Blimbingan hendak meminjam instrumen untuk suatu acara misalnya gender atau barong-mereka cukup 'menjawab' (memohon) di sana, dan instrumen tersebut akan tampak. "Tapi itu cerita dari simbah saya," ujarnya.




(afn/dil)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork