Asal-usul Kabupaten Bondowoso yang Rayakan Hari Jadi 17 Agustus

Asal-usul Kabupaten Bondowoso yang Rayakan Hari Jadi 17 Agustus

Mira Rachmalia - detikJatim
Rabu, 06 Agu 2025 11:00 WIB
Hari Jadi Kabupaten Bondowoso
Hari Jadi Kabupaten Bondowoso. Foto: Gavriel Rama Evantya/ detikjatim
Surabaya -

Kabupaten Bondowoso yang terletak di wilayah tapal kuda Jawa Timur, memiliki sejarah panjang dan menarik. Dikenal dengan sebutan "Kota Tape", daerah ini bukan hanya kaya budaya dan hasil alam, tetapi juga menyimpan kisah perjuangan dan kepemimpinan sejak masa pemerintahan kerajaan hingga kolonial Hindia Belanda.

Uniknya, hari jadi Kabupaten Bondowoso diperingati setiap tanggal 17 Agustus, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Lalu, bagaimana asal-usul Bondowoso ditetapkan dan siapa tokoh penting di balik terbentuknya wilayah ini? Mari simak kisah lengkapnya berikut ini.

Kisah Raden Bagus Assra: Pendiri Bondowoso

Sejarah Bondowoso bermula dari kisah Raden Bagus Assra, putra dari Demang Walikromo, yang merupakan cucu dari Adikoro IV. Pada masa itu, Adikoro IV adalah menantu dari Tjakraningrat Bangkalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, terjadi gejolak politik pada tahun 1743 saat muncul pemberontakan yang dipimpin oleh Ke Lesap. Konflik berdarah itu terjadi di Desa Bulangan dan mengakibatkan gugurnya Adikoro IV.

Pemberontakan baru dapat dipadamkan pada tahun 1750 dengan tewasnya Ke Lesap. Namun, situasi politik masih belum stabil. Perebutan kekuasaan kembali terjadi dan kekuasaan akhirnya dialihkan ke Tjokroningrat I, anak Adikoro III.

ADVERTISEMENT

Dalam kondisi ini, Nyi Sedabulangan-nenek Raden Bagus Assra-membawa cucunya menyelamatkan diri ke wilayah Besuki, mengikuti eksodus besar-besaran pengikut Adikoro IV. Di Besuki, Raden Bagus Assra diasuh oleh Ki Patih Alus, Patih Wiropuro.

Di bawah asuhannya, Assra muda belajar ilmu bela diri dan agama. Pada usia 17 tahun, ia diangkat menjadi Mentri Anom dengan gelar Mas Astruno. Ia menikah dengan putri Bupati Probolinggo dan tahun 1789, mendapat mandat memperluas wilayah kekuasaan Besuki ke arah selatan.

Usaha perluasan wilayah ini membawanya ke sebuah wilayah strategis yang kemudian dinamakan "Bondowoso". Pada tahun 1794, ia resmi diangkat sebagai Demang di daerah baru tersebut dengan nama Abhiseka Mas Ngabehi Astrotruno. Dari titik inilah Bondowoso mulai berkembang menjadi kota yang ramai dan berpengaruh.

Penetapan Bondowoso sebagai Wilayah Mandiri

Perkembangan pesat Bondowoso membuat pemerintah Hindia Belanda meliriknya sebagai daerah strategis. Pada 17 Agustus 1819, atau Selasa Kliwon, 25 Syawal 1234 H, Adipati Besuki R Aryo, atas kepercayaan Gubernur Hindia Belanda, memutuskan menjadikan Bondowoso sebagai wilayah mandiri dengan status Keranggan.

Raden Bagus Assra pun diangkat sebagai penguasa wilayah dan pemimpin agama, serta diberi gelar Mas Ngabehi Kertonegoro dengan predikat Ronggo I. Simbol kekuasaan itu diperkuat dengan penyerahan Tombak Tunggul Wulung sebagai pusaka pemerintahan.

Wilayah kekuasaannya kala itu mencakup Bondowoso dan Jember. Masa kepemimpinan Raden Bagus Assra berlangsung dari tahun 1819 hingga 1830.

Wafatnya Ki Ronggo dan Warisan Sejarah

Pada 11 Desember 1854, Ki Ronggo wafat dan dimakamkan di bukit kecil di Kelurahan Sekarputih, Kecamatan Tegalampel, Bondowoso. Lokasi ini menjadi makam keluarga besar Ki Ronggo dan salah satu situs sejarah penting di Bondowoso.

Warisannya tidak hanya dalam bentuk wilayah, tetapi sistem pemerintahan dan nilai-nilai kepemimpinan yang tetap dihargai hingga kini. Kepemimpinan Ki Ronggo menjadi tonggak sejarah berdirinya Kabupaten Bondowoso.

Asal-usul Nama "Bondowoso"

Mengutip situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, nama Bondowoso awalnya berasal dari kata "Wanawasa" yang berarti "hutan belukar". Ketika pertama kali ditemukan oleh Raden Bagus Assra, wilayah tersebut memang merupakan hutan lebat yang dikelilingi pegunungan.

Karena pengaruh dialek dan bahasa daerah, nama "Wanawasa" berubah menjadi "Bandawasa", hingga akhirnya menjadi "Bondowoso" seperti yang kita kenal sekarang. Nama ini mencerminkan sejarah transformasi wilayah dari tempat sunyi tak berpenghuni menjadi kota yang kini ramai dan berkembang.

Mengapa Hari Jadi Bondowoso Diperingati Setiap 17 Agustus?

Penetapan tanggal 17 Agustus 1819 sebagai hari jadi Kabupaten Bondowoso bukan kebetulan. Tanggal ini merupakan momen resmi pengangkatan Raden Bagus Assra (Mas Ngabehi Astrotruno) sebagai pemimpin wilayah Bondowoso oleh otoritas kolonial Belanda.

Uniknya, tanggal tersebut kemudian bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, yakni 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, setiap tahun Bondowoso merayakan dua momentum penting, yaitu hari jadi daerah dan Hari Kemerdekaan bangsa secara bersamaan. Tahun ini, Bondowoso memasuki usia ke-206.

Merayakan hari jadi pada 17 Agustus menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Bondowoso. Selain memperingati kemerdekaan bangsa, mereka juga mengenang perjalanan panjang daerah yang kini terus berkembang.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads