Ratusan warga Dusun Telaga, Desa Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Banjarnegara menggelar tradisi saparan. Dalam tradisi ini, warga makan bersama di sendang hingga mengambil air suci.
Dengan membawa nasi tumpeng lengkap dengan lauk-pauk, warga Dusun Telaga ini berduyun-duyun mendatangi Sendang Krama Teleng. Sendang ini hanya berjarak sekitar 50 meter dari permukiman warga.
Usai dibacakan doa, warga kemudian makan bersama. Sebelum pulang, warga mengambil air 'suci' dari sendang tersebut. Air ini diyakini warga akan membawa keberkahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tradisi saparan. Tadi makan bersama, kemudian ini mengambil air dari sendang. Ya harapannya bisa membawa keberkahan," kata Tarmi, salah satu warga Dusun Telaga, Desa Gumelem Kulon, usai mengikuti tradisi Saparan, Kamis (7/8/2025).
Sementara itu, Kepala Desa Gumelem Kulon, Arief Machbub, mengatakan tradisi saparan merupakan kearifan lokal yang sudah dilakukan sejak dulu. Hanya, baru dikemas oleh Pokdarwis sejak empat tahun lalu.
"Sebenarnya tradisi Saparan ini sudah ada sejak dulu, turun-temurun. Tetapi memang bari dikemas oleh Pokdarwis empat tahun terakhir. Ini memang tradisi kearifan lokal di sini, terutama di Dusun Telaga," jelasnya.
Ia menjelaskan, tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur warga. Harapannya akan menambah rasa damai dalam menjalani kehidupan.
![]() |
"Tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur warga, dan diyakini bisa menambah keberkahan. Mana kala mensyukuri nikmat, maka nikmat akan ditambah," ujarnya.
Adapun sendang Krama Teleng ini, Arief menyampaikan, jika salah satu tempat bersejarah. Warga percaya jika sendang ini adalah petilasan Ki Tunggul Manik.
"Jadi sendang ini merupakan petilasan dari Ki Tunggul Manik. Sebenarnya di Gumelem ini banyak petilasan lain. Nah salah satunya di sendang ini," kata dia.
Ia berharap, ke depan tradisi ini bisa menjadi potensi wisata. Terlebih bisa terhubung dengan daerah lain. Seperti Klampok, dan Desa Pagak.
"Jadi di Banjarnegara kan tidak hanya Dieng. Untuk di wilayah barat itu ada Gumelem, nanti bisa terhubung dengan kota lama di Klampok, atau dengan desa wisata di Pagak," imbuhnya.
(apu/apl)