Abrasi yang melanda kawasan Pantai Trisik, Kapanewon Galur, Kulon Progo, kian parah. Sejumlah warung hingga rumah warga dilaporkan rusak akibat diterjang gelombang laut yang kini semakin mendekati daratan.
Video kondisi kerusakan bangunan di sekitar Pantai Trisik itu diunggah oleh akun Instagram resmi Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Kulon Progo, @sarglagah, hari ini. Dalam video itu terlihat bangunan yang semula difungsikan sebagai warung dan hunian telah porak poranda.
"Kondisi terkini abrasi di Pantai Trisik Banaran Galur Kulon Progo yang terjadi beberapa hari ini mengakibatkan 3 Bangunan warung dan 1 rumah huni pengelola Penangkaran Penyu rusak berat dan hancur. Nihil korban," tulis akun tersebut seperti dilihat detikJogja, Jumat (7/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abrasi yang merusak sejumlah bangunan di Pantai Trisik, Galur, Kulon Progo, Jumat (7/11/2025). Foto: Dok. SRI Wilayah V Kulon Progo |
Koordinator SRI Wilayah V Kulon Progo, Aris Widyatmoko membenarkan informasi tersebut. Dia mengatakan total ada 4 properti yang rusak parah imbas gelombang pasang, terdiri dari 3 warung dan 1 bangunan yang dihuni pengelola penangkaran penyu sekitar Trisik.
"Ya, yang kena abrasi sekarang ada 3 bangunan warung dan 1 bangunan rumah hunian," ujarnya saat dimintai konfirmasi wartawan lewat pesan singkat, siang ini.
Abrasi yang merusak sejumlah bangunan di Pantai Trisik, Galur, Kulon Progo, Jumat (7/11/2025). Foto: Dok. SRI Wilayah V Kulon Progo |
Aris menjelaskan, kerusakan tersebut dilaporkan oleh masyarakat pada hari ini. Hal ini menambah daftar panjang jumlah kerusakan properti di Pantai Trisik efek abrasi. Sebelumnya, joglo beserta tempat penangkaran penyu di Trisik sudah terlebih dulu rusak.
"Untuk yang Joglo Edukasi Penyu, kemudian tempat penangkaran penyu itu sudah duluan, sudah hancur. Terus ini menyusul lagi. Informasi rekan yang di Trisik, dalam satu tahun ini cukup cepat untuk abrasinya," terangnya.
Aris mengatakan, abrasi di Pantai Trisik tergolong cukup parah dalam satu tahun terakhir. Hal ini terlihat dari kian dekatnya area dataran dengan bibir pantai. Yang semula berjarak 200 meter, kini menyusut tinggal kisaran 50 meter.
"Iya ini cukup parah. Kalau dulu itu dari jalan ke pantai jaraknya kisaran 200 meter, sekarang paling cuma 50 meter, atau malah nggak sampai segitu," terangnya.
Aris menyatakan pihaknya telah melaporkan kondisi ini ke stakeholder terkait. Selain itu sisa-sisa kerusakan bangunan yang sempat mengotori kawasan wisata tersebut telah diberesi.
"Kami setiap hari melakukan patroli dan pengamanan pantai. Kami juga infokan ke beberapa stakeholder terkait adanya abrasi, dan membantu rekan Trisik untuk kerja bakti amankan barang yang masih bisa dimanfaatkan di rumah yang terdampak abrasi," ujarnya.
Aris juga mengimbau wisatawan untuk tidak mendekati area yang terkena abrasi demi keamanan.
"Dan juga kami imbau pengunjung untuk menjauhi area berbahaya khususnya area palung laut yang kondisi bibir pantai ada cekungan dan abrasinya," pungkasnya.
(dil/alg)














































Komentar Terbanyak
Apa Bedanya Hamengku Buwono, Paku Alam, Paku Buwono, dan Mangkunegara?
Pandji Pragiwaksono Dituntut 50 Kerbau gegara Candaan Adat Pemakaman Toraja
Ignasius Jonan Ungkap Isi Pertemuan 2 Jam dengan Prabowo