Bagi umat Katolik, renungan harian Katolik hari ini adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Allah. Renungan Katolik tersebut biasanya disertai dengan bacaan dan doa.
Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, 23 Oktober 2025 merupakan Peringatan Wajib Yohanes dr Kapistrano. Dengan orang kudus Santo Yohanes Kapistrano, Pengaku Iman; Suster-suster Ursulin dari Valenciennes, Martir. Kemudian, warna liturgi hari ini adalah hijau.
Mengangkat tema tentang damai Yesus, mari simak renungan Katolik hari Kamis, 23 Oktober 2025 yang dihimpun detikJogja dari buku "Inspirasi Pagi" oleh Bernardus Bria Seran Pr. Renungan harian Katolik berikut juga dilengkapi dengan bacaan Injil dan doa Katolik hari ini sebagai penutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Renungan Katolik Hari Ini Kamis, 23 Oktober 2025
Bacaan Liturgi 23 Oktober 2025
Bacaan Pertama Rm. 6:19-23;
- Rm 6:19 Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.
- Rm 6:20 Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.
- Rm 6:21 Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu ialah kematian.
- Rm 6:22 Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.
- Rm 6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Bacaan Mazmur Mzm. 1:1-2,3,4,6;
- Mzm 1:1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
- Mzm 1:2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
- Mzm 1:3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
- Mzm 1:4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
- Mzm 1:6 sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Bacaan Injil Luk. 12:49-53
- Luk 12:49 "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!
- Luk 12:50 Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!
- Luk 12:51 Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.
- Luk 12:52 Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga.
- Luk 12:53 Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya."
Bacaan Ofisi Hab. 2:5-20
- Hab 2:5 Orang sombong dan khianat dia yang melagak, tetapi ia tidak akan tetap ada; ia mengangakan mulutnya seperti dunia orang mati dan tidak kenyang-kenyang seperti maut, sehingga segala suku bangsa dikumpulkannya dan segala bangsa dihimpunkannya."
- Hab 2:6 Bukankah sekalian itu akan melontarkan peribahasa mengatai dia, dan nyanyian olok-olok serta sindiran ini: Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya?berapa lama lagi? ?dan yang memuati dirinya dengan barang gadaian.
- Hab 2:7 Bukankah akan bangkit dengan sekonyong-konyong mereka yang menggigit engkau, dan akan terjaga mereka yang mengejutkan engkau, sehingga engkau menjadi barang rampasan bagi mereka?
- Hab 2:8 Karena engkau telah menjarah banyak suku bangsa, maka bangsa-bangsa yang tertinggal akan menjarah engkau, karena darah manusia yang tertumpah itu dan karena kekerasan terhadap negeri, kota dan seluruh penduduknya itu.
- Hab 2:9 Celakalah orang yang mengambil laba yang tidak halal untuk keperluan rumahnya, untuk menempatkan sarangnya di tempat yang tinggi, dengan maksud melepaskan dirinya dari genggaman malapetaka!
- Hab 2:10 Engkau telah merancangkan cela ke atas rumahmu, ketika engkau bermaksud untuk menghabisi banyak bangsa; dengan demikian engkau telah berdosa terhadap dirimu sendiri.
- Hab 2:11 Sebab batu berseru-seru dari tembok, dan balok menjawabnya dari rangka rumah.
- Hab 2:12 Celakalah orang yang mendirikan kota di atas darah dan meletakkan dasar benteng di atas ketidakadilan.
- Hab 2:13 Sesungguhnya, bukankah dari Tuhan semesta alam asalnya, bahwa bangsa-bangsa bersusah-susah untuk api dan suku-suku bangsa berlelah untuk yang sia-sia?
- Hab 2:14 Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan, seperti air yang menutupi dasar laut.
- Hab 2:15 Celakalah orang yang memberi minum sesamanya manusia bercampur amarah, bahkan memabukkan dia untuk memandang auratnya.
- Hab 2:16 Telah engkau kenyangkan dirimu dengan kehinaan ganti kehormatan. Minumlah juga engkau dan terhuyung-huyunglah. Kepadamu akan beralih piala dari tangan kanan Tuhan, dan cela besar akan meliputi kemuliaanmu.
- Hab 2:17 Sebab kekerasan terhadap gunung Libanon akan menutupi engkau dan pemusnahan binatang-binatang akan mengejutkan engkau, karena darah manusia yang tertumpah itu dan karena kekerasan terhadap negeri, kota dan seluruh penduduknya itu.
- Hab 2:18 Apakah gunanya patung pahatan, yang dipahat oleh pembuatnya? Apakah gunanya patung tuangan, pengajar dusta itu? Karena pembuatnya percaya akan buatannya, padahal berhala-berhala bisu belaka yang dibuatnya.
- Hab 2:19 Celakalah orang yang berkata kepada sepotong kayu: "Terjagalah!" dan kepada sebuah batu bisu: "Bangunlah!" Masakan dia itu mengajar? Memang ia bersalutkan emas dan perak, tetapi roh tidak ada sama sekali di dalamnya.
- Hab 2:20 Tetapi Tuhan ada di dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di hadapan-Nya, ya segenap bumi!
Renungan Harian Katolik Hari Ini
Ketika mendengar kata "damai", pikiran kita langsung tertuju pada ketenangan, kerukunan, dan tidak adanya konflik. Kita pun mengenal Yesus sebagai Raja Damai yang lahir membawa kabar baik bagi dunia. Namun, hari ini kita mendengar perkataan Yesus yang mengejutkan, "Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan."
Yesus seakan-akan justru membalikkan apa yang kita pahami. Sebelumnya, Ia bahkan berkata, "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!"
Ucapan Yesus ini muncul dalam perjalanan-Nya menuju Yerusalem, menjelang penderitaan dan salib. Ada tiga hal penting di balik perkataan-Nya itu. Pertama, api dalam ajaran Yesus melambangkan penghakiman dan pemurnian. Dalam Perjanjian Lama, api sering dipakai sebagai lambang kuasa Allah yang menguji dan menyucikan umat-Nya (Mal. 3:2-3; Yes. 66:15-16).
Kehadiran Yesus di dunia berarti tibanya waktu penghakiman. Iman yang sejati akan nyata, sedangkan kepalsuan akan terbakar habis. Api itu bukan simbol kehancuran, melainkan sarana penyucian agar manusia hidup dalam kebenaran.
Kedua, ketika Yesus berbicara tentang baptisan, Ia menunjuk pada penderitaan salib yang harus Ia hadapi. Baptisan itu adalah penyerahan diri-Nya sepenuhnya demi misi penyelamatan umat manusia.
Karena itulah Yesus berkata bahwa hati-Nya susah sampai semua itu digenapi. Penderitaan ini bukan kebetulan, melainkan bagian dari rencana Allah yang mendatangkan keselamatan.
Ketiga, kehadiran Yesus membawa pertentangan sebagai konsekuensi Injil. Banyak orang Yahudi abad pertama berharap Mesias datang untuk membawa perdamaian politis dan membebaskan Israel dari penjajahan Romawi.
Namun, Yesus menegaskan bahwa kedatangan-Nya justru menghadirkan pilihan yang memecah belah, antara menerima atau menolak Dia. Di dalam keluarga sendiri bahkan bisa muncul perpecahan karena keputusan mengikut Kristus.
Karena itu, iman kepada Kristus selalu menuntut pilihan yang tegas. Injil bukan hanya pesan damai yang nyaman, melainkan juga panggilan untuk berani mengambil sikap. Kesetiaan kepada Kristus bisa membuat kita berbeda dengan orang lain, bahkan menimbulkan konflik dengan orang terdekat.
Mengikut Kristus juga tidak selalu berarti berjalan di jalan yang mudah. Sama seperti Yesus melewati baptisan penderitaan, murid-murid-Nya pun harus siap menghadapi tantangan, penolakan, dan konflik demi kebenaran.
Meski demikian, api Kristus adalah api pemurnian, bukan penghancuran. Api itu membakar dosa, menguji kesetiaan, dan menyalakan semangat baru dalam diri kita.
Sebagai murid, kita dipanggil untuk hidup murni, berani, dan setia, meskipun dunia tidak selalu mendukung pilihan kita. Dengan demikian, hidup kita menjadi saksi bahwa penghakiman Allah justru membawa keselamatan bagi kita.
Yesus datang bukan untuk memberi damai yang semu, melainkan damai yang sejati, damai yang hanya bisa dirasakan setelah hati dimurnikan oleh api kasih dan kebenaran-Nya. Pertentangan mungkin akan kita alami, bahkan di tengah keluarga sendiri.
Namun, jangan takut, api Kristus yang bekerja dalam hidup kita bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk memurnikan dan meneguhkan kita.
Doa Penutup
Allah yang kekal dan kuasa, pada pagi hari ini kami panjatkan doa ke hadapan hadirat-Mu. Semoga kegelapan dosa Kaulenyapkan dari hati kami, supaya kami sampai kepada Cahaya Sejati.
Demi Yesus Kristus, Putra-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
Demikian renungan harian Katolik hari ini Kamis, 23 Oktober 2025 dengan bacaan Injil dan doa penutup. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita. Amin.
(sto/afn)
Komentar Terbanyak
Sultan HB X soal Keracunan MBG di SMA Teladan: Saya Kan Sudah Bilang...
Jokowi Hadiri Acara Dies Natalis Fakultas Kehutanan UGM
Kenapa Harimau Takut sama Kucing? Simak Faktanya