21 Ciri-ciri Alergi Udang dan Cara yang Tepat Mengobatinya

21 Ciri-ciri Alergi Udang dan Cara yang Tepat Mengobatinya

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Minggu, 19 Okt 2025 11:49 WIB
21 Ciri-ciri Alergi Udang dan Cara yang Tepat Mengobatinya
Ilustrasi alergi udang. Foto: Getty Images/PonyWang
Jogja -

Pernah merasa gatal, mual, atau sesak napas setelah makan udang? Bisa jadi itu tanda tubuhmu mengalami alergi udang, salah satu jenis alergi makanan laut yang paling umum. Kondisi ini bisa dialami siapa saja, bahkan oleh orang yang sebelumnya tidak pernah bermasalah saat makan seafood.

Reaksi alergi udang bisa muncul dalam bentuk ringan seperti ruam dan gatal, hingga parah seperti kesulitan bernapas atau pingsan akibat tekanan darah turun. Tidak hanya itu, cara mendeteksinya pun perlu langkah medis khusus agar tidak salah diagnosis antara alergi dan intoleransi makanan.

Kalau kamu ingin tahu apa saja ciri-ciri alergi udang dan bagaimana cara mengobatinya dengan benar, simak penjelasan lengkap yang dihimpun dari American College of Allergy, Asthma, & Immunology, serta Cleveland Clinic berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Poin utamanya:

  • Alergi udang terjadi karena sistem imun bereaksi berlebihan terhadap protein dalam udang.
  • Gejalanya bisa ringan seperti gatal dan mual, hingga berat seperti sesak napas dan anafilaksis.
  • Diagnosis pasti dilakukan lewat tes kulit, tes darah, atau tes makan langsung di bawah pengawasan dokter.

ADVERTISEMENT

Ciri-ciri Alergi Udang

Alergi udang terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein tertentu yang terdapat dalam udang. Tubuh menganggap protein tersebut sebagai zat berbahaya dan melepaskan histamin untuk melawannya. Reaksi inilah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala alergi, mulai dari ringan hingga berat.

Berikut ini adalah ciri-ciri atau gejala alergi udang yang bisa muncul:

  1. Mual
  2. Muntah
  3. Sakit perut atau kram perut
  4. Gangguan pencernaan (indigestion)
  5. Diare
  6. Gatal-gatal pada kulit
  7. Munculnya ruam merah atau bentol
  8. Pembengkakan pada bibir, lidah, atau tenggorokan
  9. Rasa kesemutan pada bibir, lidah, atau tenggorokan
  10. Suara serak
  11. Tenggorokan terasa sesak atau kencang
  12. Sulit bernapas atau napas terasa berat
  13. Mengi (wheezing)
  14. Batuk berulang
  15. Dada terasa sesak
  16. Nadi terasa lemah
  17. Pusing atau kepala terasa melayang
  18. Bingung atau disorientasi
  19. Kulit tampak pucat atau kebiruan
  20. Pingsan akibat tekanan darah turun
  21. Reaksi berat berupa anafilaksis, yaitu kondisi darurat yang mengancam nyawa karena menyerang beberapa bagian tubuh sekaligus (seperti kulit, paru-paru, saluran pencernaan, dan jantung).

Cara Mengobati Alergi Udang

Setelah mengetahui berbagai ciri-ciri alergi udang, penting juga memahami bagaimana cara menanganinya. Alergi ini tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, tetapi dapat dikendalikan dengan pengelolaan yang tepat. Tujuannya adalah mencegah paparan, meredakan gejala, dan menghindari reaksi berat yang berisiko mengancam nyawa. Berikut ini beberapa cara mengobati dan mengelola alergi udang:

1. Hindari Udang dan Makanan yang Mengandung Udang

Langkah utama adalah menghindari semua bentuk udang dan produk olahannya. Ini termasuk makanan seperti saus seafood, surimi, sushi, kaldu ikan, atau seafood flavoring yang mungkin mengandung ekstrak udang.

Saat membeli makanan kemasan, baca label dengan cermat. Di Amerika Serikat, misalnya, aturan FDA mewajibkan produsen mencantumkan bahan alergen seperti "contains shellfish" pada label produk. Kebiasaan ini membantu mencegah reaksi alergi yang tidak disengaja.

Selain itu, berhati-hatilah saat makan di restoran. Udang sering disimpan atau dimasak bersama makanan laut lainnya, sehingga risiko kontaminasi silang tetap ada. Bahkan uap masakan dari dapur bisa memicu reaksi pada individu yang sangat sensitif.

2. Gunakan Epinefrin untuk Reaksi Berat

Jika alergi menimbulkan gejala berat seperti sesak napas, bengkak pada tenggorokan, atau tekanan darah menurun, epinefrin adalah pengobatan utama yang harus segera diberikan. Dokter biasanya akan meresepkan auto-injector epinefrin dan mengajarkan cara penggunaannya.

Gunakan suntikan epinefrin segera bila muncul gejala seperti napas pendek, batuk berulang, denyut nadi lemah, atau kombinasi gejala kulit dan pencernaan seperti gatal disertai muntah atau diare. Setelah itu, segera hubungi layanan darurat agar tim medis dapat memberikan dosis tambahan bila dibutuhkan.

Epinefrin bekerja cepat untuk membuka saluran napas dan menstabilkan tekanan darah. Meski memiliki efek samping ringan seperti gemetar atau cemas, manfaatnya jauh lebih besar dibanding risikonya dalam situasi darurat.

3. Konsumsi Antihistamin untuk Gejala Ringan

Untuk reaksi ringan seperti gatal, ruam, atau rasa tidak nyaman di perut, dokter bisa menyarankan obat antihistamin. Obat ini membantu mengurangi efek histamin yang menyebabkan peradangan dan gatal. Namun, penting diingat bahwa antihistamin tidak dapat menggantikan epinefrin saat terjadi reaksi berat atau anafilaksis.

4. Siapkan Rencana Darurat Alergi

Orang dengan alergi udang sebaiknya memiliki rencana tindakan darurat tertulis dari dokter atau alergolog. Dokumen ini berisi panduan tentang kapan dan bagaimana menggunakan obat seperti epinefrin atau antihistamin. Untuk anak-anak, rencana ini juga perlu diserahkan ke sekolah atau pengasuh agar mereka tahu cara bertindak cepat jika gejala muncul di luar rumah.

5. Lakukan Konsultasi dan Edukasi Alergi Secara Berkala

Berkonsultasilah secara rutin dengan dokter spesialis alergi. Mereka dapat membantu memantau kondisi, memberikan panduan diet aman, serta mengarahkan ke sumber dukungan seperti kelompok pasien atau ahli gizi. Walaupun alergi udang umumnya bertahan seumur hidup, pemantauan medis membantu memastikan penanganan yang selalu sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Bagaimana Cara Mengetahui Alergi Udang?

Untuk mengetahui apakah seseorang alergi udang, perlu dilakukan pemeriksaan medis yang terarah karena gejalanya bisa mirip dengan reaksi terhadap makanan lain. Berdasarkan informasi di atas, berikut penjelasannya.

Setelah seseorang mengalami gejala seperti gatal, mual, ruam, atau sesak napas setelah makan udang, langkah pertama adalah berkonsultasi dengan dokter atau ahli alergi (allergist). Dokter akan menanyakan secara detail tentang riwayat reaksi tubuh setelah makan makanan laut, termasuk:

  • Apa yang dimakan dan berapa banyak.
  • Berapa lama setelah makan gejala muncul.
  • Jenis gejala yang dirasakan.
  • Berapa lama gejala berlangsung.

Setelah itu, dokter akan melakukan tes alergi makanan untuk memastikan apakah benar reaksi tersebut disebabkan oleh udang atau makanan laut lainnya.

1. Tes Kulit (Skin Prick Test)

Tes ini dilakukan di klinik atau rumah sakit. Dokter akan meneteskan cairan yang mengandung ekstrak udang di kulit lengan atau punggung, kemudian kulit akan ditusuk ringan dengan jarum kecil agar cairan masuk sedikit ke bawah kulit. Jika muncul bentol kecil seperti gigitan nyamuk dan terasa gatal dalam waktu 15-30 menit, berarti hasil tesnya positif yang menandakan tubuh bereaksi terhadap protein udang.

2. Tes Darah (Blood Test)

Tes ini mengukur kadar antibodi Immunoglobulin E (IgE) yang spesifik terhadap udang di dalam darah. Hasil tes biasanya keluar dalam 1-2 minggu dan berupa angka tertentu. Makin tinggi nilai IgE terhadap udang, makin besar kemungkinan seseorang memiliki alergi terhadapnya.

3. Oral Food Challenge (Tes Makan Langsung di Bawah Pengawasan Dokter)

Jika hasil dua tes sebelumnya belum pasti, dokter bisa melakukan tes tantangan makanan. Pasien akan diberi makan udang dalam jumlah sangat kecil dan bertahap di bawah pengawasan ketat. Tes ini hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis terlatih karena bisa menimbulkan reaksi alergi berat.

Tes-tes ini membantu memastikan apakah seseorang benar-benar alergi terhadap udang atau hanya memiliki intoleransi ringan. Dengan diagnosis yang tepat, dokter bisa memberikan rencana penanganan dan pencegahan yang sesuai agar pasien tetap aman dalam aktivitas sehari-hari.

Kalau kamu sering mengalami gejala setelah makan udang, jangan anggap sepele. Coba perhatikan reaksinya dan segera konsultasi ke dokter untuk memastikan penyebabnya. Langkah kecil itu justru bisa menyelamatkanmu dari reaksi alergi berat di kemudian hari.




(par/par)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads