Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di sekitar kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) bikin pusing Rektor UGM Ova Emilia. Ova sampai 'sambat' ke Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hal itu disampaikan Ova saat memberikan sambutan di acara 'Kuliah Umum Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan yang Strategis bagi Pembangunan Nasional dengan Keynote speaker Menko Bidang infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan' di FT UGM.
Saat memberikan sambutan, Ova menyinggung soal wajah Jogja sebagai kota pelajar dan wisata. Menurutnya di kota wisata perlu dilakukan penataan terhadap para PKL agar tidak terkesan kumuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami punya masalah yang, saya ini bukan orang teknik, saya orang kesehatan. Tapi saya melihatnya konsep tentang PKL yang saya kira ini perlu juga dirangkul, dipikirkan. PKL, bukan kita tidak menyukai tetapi PKL pun harus diatur," kata Ova saat memberikan sambutan di auditorium SGLC FT UGM, Rabu (9/10/2025).
Ova bilang, yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi UGM adalah menertibkan PKL yang berada di sekitar kampus.
"Kemudian yang masih menjadi PR ini di Jalan Kaliurang yang kalau malam luar biasa, ini kalau Pak Menko sempat malam lihat nah di situ ramai sekali PKL-nya," ujarnya.
Dalam perencanaannya, Ova bilang sudah sempat berkoordinasi dengan Pemkab Sleman untuk proses penataan PKL tersebut. Selain itu sudah ada lokasi yang diperuntukkan bagi PKL tersebut.
"Dan ini menjadi salah satu PR karena sebetulnya dalam perencanaan ini kami pernah berkoordinasi dengan Kabupaten Sleman akan memindahkan ke Manggung daerah utara Ring Road," ujar dia.
"Nah ini mohon untuk nanti mungkin berkenan untuk bisa memberikan dukungannya untuk kesejahteraan kita semua dan keindahan dan juga kebahagiaan kita semua," imbuh dia.
Dia mencontohkan penertiban PKL bisa dilakukan seperti di Malioboro, dengan para PKL itu dipindah ke lokasi baru. Pun demikian dengan PKL vermak jeans di sekitar UGM yang kini direlokasi ke Pasar Terban.
"Jadi saya kira ini bentuk-bentuk yang harus kita lihat tanpa harus meminggirkan, tapi saya kira kehadiran pemerintah untuk bisa merangkul semuanya," ungkap dia.
Menko AHY merespons ajakan kolaborasi itu. Dia bilang akan segera menindaklanjuti hal tersebut.
"Tentunya saya dengarkan, saya catat, dan insyaallah akan segera kita follow up. Termasuk Pasar Terban kemudian juga bagaimana saudara-saudara kita, masyarakat para pelaku PKL ini bisa terus direvitalisasi agar tetap baik bahkan semakin mendapatkan rezeki," ujar AHY dalam sambutannya, merespons permintaan Ova Emilia.
AHY menekankan, penertiban bukan berarti kemudian digusur.
"Tertib bukan berarti kemudian digusur ke sana kemari tetapi tetap harus menjaga kesehatan, semakin higienis dan semakin memiliki daya tarik," kata dia.
Respons Pemkab Sleman
Pemkab Sleman melalui Satpol PP menyebut proses penataan PKL menunggu keluarnya regulasi.
Kepala Seksi Operasional Ketenteraman dan Ketertiban Satpol PP Sleman, Didi Setio Nugroho menyebut proses penataan PKL yang menempati trotoar di Jalan Persatuan tepatnya berada di sebelah gedung pusat UGM sudah dilakukan sejak lama.
Dia bilang, pada prosesnya, para PKL di sana sudah ditawari untuk pindah ke eks Pasar Manggung yang berada di Ring Road. Hanya saja, para PKL menolak karena khawatir sepi pembeli.
"Itu sempat ditempuh juga. Sempat mau dialihkan ke eks Pasar Manggung itu. Tapi dari PKL kan tidak mau, karena posisinya juga di pinggir Ring Road kan otomatis jauh dari mahasiswa kan," kata Didi saat dihubungi wartawan, Kamis (9/10/2025).
Didi mengatakan proses penataan PKL masih menunggu keluarnya regulasi baru. Penataan PKL tersebut bukan hanya untuk yang berada di Jalan Persatuan namun di seluruh Sleman.
Adapun saat ini Pansus DPRD Sleman tengah memperbarui Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2004 tentang Pedagang Kaki Lima. Aturan itu nantinya yang menjadi dasar untuk penertiban para PKL.
"Kemudian saat ini kan baru kita di pansus DPRD. Ini baru kita proses perda PKL. Jadi perda penataan dan pemberdayaan PKL," jelas dia.
"Nah ini masih diproses untuk perda PKL itu. Tapi titik-titiknya kan nanti tentunya ada aturan yang lebih lanjut," imbuh dia.
Soal PKL yang berada di sekitar UGM, untuk sementara masih berjualan di sana. Sembari menunggu hasil kajian dan pengesahan perda terbaru
Pantauan detikJogja, Kamis (9/10) malam, para PKL itu menggunakan trotoar di sisi kanan maupun kiri Jalan Persatuan. Pada setiap lapak mereka melapisi dengan terpal agar minyak dari tungku penggorengan tidak mengotori dan membuat licin trotoar.
Mereka sudah bersiap mendirikan tenda lapak sejak pukul 4 sore. Beberapa hingga pukul 6 sore masih ada yang bersiap. Meski begitu tampak para pembeli mulai semakin ramai di beberapa tenda.
(dil/apl)
Komentar Terbanyak
Pegawai Bank Korupsi Rp 24 M buat Beli Mobil-Tas Louis Vuitton
Sugeng Ambal Warsa ke-269 Kota Jogja!
Awal Mula Terbongkarnya Skandal Naturalisasi Palsu Pemain Malaysia