Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul mengungkap hasil uji laboratorium sampel makanan dan air dari SPPG Sumberejo yang diduga menyebabkan belasan murid keracunan. Hasilnya, ditemukan bakteri dan jamur pada air dan sampel makanan tersebut.
Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono, mengatakan berdasarkan hasil uji laboratorium kimiawi dari sampel sisa makanan dan air bersih tidak ditemukan adanya unsur sianida. Begitupun dengan phosphor maupun arsenik.
"Untuk hasil pemeriksaan biologi sampel sisa makanan dan air bersih ditemukan jenis bakteri dan kapang/khamir (jamur) yang diduga menjadi faktor penyebab keracunan makanan," katanya saat dihubungi wartawan, Jumat (3/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perlu diketahui, khamir adalah kelompok mikroorganisme yang mudah dijumpai pada produk fermentasi, tanah, air, jaringan tanaman, daun, bunga dan buah-buahan.
Sedangkan kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal dan tidak berfilamen. Di mana dapat menyebabkan kerusakan pada daging atau sayur-mayur dalam penyimpanan dingin.
"Karena itu kita sudah minta kepada SPPG untuk segera memproses SLHS (sertifikat syarat laik higiene sanitasi) sesuai SE (surat edaran) Kemenkes," ucapnya.
Selain itu, agar kejadian serupa tidak terjadi, Ismono meminta proses pemilihan bahan makanan harus sesuai dengan SOP. Begitu pula dengan proses pemasakan, penyajian, dan distribusi harus sesuai dengan SOP.
"Dan memperhatikan kesehatan lingkungan, memakai APD sesuai SOP, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir hingga perbaikan kualitas air bersih dengan koordinasi dengan petugas kesehatan lingkungan seperti Puskesmas setempat," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, belasan murid dari tiga sekolah dengan berbagai jenjang diduga keracunan makanan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG). Namun saat ini belasan murid itu sudah masuk ke sekolah seperti biasa, sedangkan Dinkes tengah menguji laboratorium sampel makanan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Ismono menjelaskan bahwa dugaan keracunan makanan itu terjadi di Sumberejo, Semin, Gunungkidul kemarin, Senin (15/9). Di mana saat itu murid-murid selesai menyantap menu MBG.
"Hari ini kami sudah melakukan penyelidikan epidemiologi dan hasilnya 19 murid yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 13 orang perempuan mengalami sakit dengan gejala keracunan pangan," katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (16/9).
(apl/alg)
Komentar Terbanyak
Aktivis Jogja Muhammad Fakhrurrazi alias Paul Ditangkap Polda Jatim
Istri Diplomat Arya Daru Muncul ke Publik, Serukan Ini ke Presiden dan Kapolri
Rumah Tua Milik Eks Bupati Gunungkidul Terbengkalai, Warga Tak Berani Bersihkan