Pesawat yang ditumpangi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengambil rute yang tidak biasa dan lebih panjang dalam penerbangan ke New York, Amerika Serikat (AS), pada Kamis (25/9) waktu setempat.
Untuk diketahui, Netanyahu dijadwalkan berpidato di Sidang Umum PBB pada Jumat (26/9) waktu AS. Dia juga akan melakukan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pekan depan.
Dilansir AFP dan Al Arabiya Jumat (26/9/2025), seperti dikutip detikNews, diduga rute tak biasa itu diambil karena Netanyahu menghindari risiko ditangkap berdasarkan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada AFP, sumber diplomatik Prancis mengungkapkan otoritas Paris memang mengizinkan Israel melewati wilayah udara mereka. Namun, data pelacakan menunjukkan pesawat sang PM Israel itu justru bertolak ke selatan.
Pesawat Netanyahu itu, menurut data pelacakan penerbangan pada Kamis (25/9), terbang melintasi Yunani dan Italia, kemudian berbelok ke jalur selatan melintasi Selat Gibraltar sebelum melanjutkan penerbangan ke Atlantik.
Diketahui, Prancis bersama Inggris dan Portugal merupakan negara yang memberikan pengakuan resmi kepada Palestina pekan ini. Langkah tersebut jelas ditentang keras oleh Bibi, panggilan Netanyahu.
Irlandia dan Spanyol sudah menyatakan pengakuan kepada Palestina sebagai negara berdaulat sejak Mei lalu.
Laporan media lokal Israel menyatakan, pesawat Netanyahu mengambil rute memutar supaya tidak mendarat di negara-negara yang meratifikasi Statuta Roma. Sebagai informasi, negara yang menandatangani dan meratifikasi Statuta Roma bisa mengeksekusi surat perintah penangkapan yang dikeluarkan ICC jika pihak yang hendak ditangkap berada di wilayahnya.
ICC pada November tahun lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang yang dilakukan selama serangan militer Israel di Jalur Gaza.
Pekan lalu, Spanyol mengumumkan bakal mendukung penyelidikan ICC dan memberikan bantuan dengan membentuk tim khusus untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Jalur Gaza. Madrid juga menyebutnya sebagai bagian dari upaya lebih lanjut supaya Tel Aviv mengakhiri perang di Gaza.
(apu/dil)












































Komentar Terbanyak
Termasuk Roy Suryo, Ini Daftar 8 Tersangka Kasus Tudingan Ijazah Palsu Jokowi
Peran Roy Suryo cs Tersangka Kasus Ijazah Jokowi: Editing-Manipulasi Digital
Museum Soeharto Gelar Doa Bersama Jelang Pengumuman Gelar Pahlawan