Penyebab Early Warning System (EWS) Tsunami yang tiba-tiba meraung hingga membuat panik warga di Karangwuni, Wates, Kulon Progo, masih jadi misteri. Bersamaan dengan itu, muncul kabar miring yang mengaitkan kejadian tersebut dengan hal-hal mistis.
"Ya, memang ada masyarakat yang bilang bahwa di Balai Desa Karangwuni (lokasi EWS) sering ada penampakan makhluk halus, jadi EWS itu diduga dibunyikan oleh wujud gaib," ujar Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, yang juga Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Karangwuni, Sunardi saat dimintai konfirmasi wartawan, Selasa (16/9/2025).
Sunardi mengatakan kabar ini muncul setelah informasi soal tidak ditemukan adanya kerusakan fisik yang nampak pada EWS berkembang di masyarakat. Ini diperkuat dengan sistem EWS yang sebenarnya baru bisa dibunyikan apabila ada yang memencet tombol khusus. Sehingga, dugaan penyebab EWS bisa bunyi sendiri mengarah pada hal tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi meski kondisinya aktif, EWS ini perlu ada yang menekan tombolnya agar bisa berbunyi. Sementara saat pengecekan kemarin, tidak ada yang mengotak-atik dan panel boksnya dalam kondisi tertutup rapat. Sehingga berkembang cerita di masyarakat tentang sosok gaib yang diyakini membunyikan EWS," terangnya.
Lurah Karangwuni, Anwar Musadad, tak menampik adanya kabar tersebut. Dia mengatakan salah satu alasan kabar ini bisa muncul karena saat pemasangan EWS untuk pertama kalinya di Balai Kalurahan Karangwuni tidak disertai dengan acara adat seperti doa bersama.
"Iya, kalau dari masyarakat memang ada yang (meyakini) begitu. Jadi berkembang bahwa yang membunyikan itu semacam demit atau mahluk halus," ujarnya.
Meski begitu, kabar ini belum dapat dipastikan kebenarannya. Setidaknya sampai pihak vendor bisa menemukan penyebab pasti erornya EWS Tsunami di Karangwuni. "Untuk pastinya tetap harus nunggu hasil pemeriksaan," ujar Anwar.
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, Rehabilitasi dan Konstruksi BPBD Kulon Progo, Muh Juaini, menjelaskan EWS dari hasil pengadaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia tahun 2025 itu baru terpasang pada Agustus dan belum secara resmi diserahterimakan kepada BPBD Kulon Progo. Oleh karena itu, EWS masih jadi kewenangan pihak penyedia untuk memperbaikinya.
"Jadi Masih tanggung jawab penyedia, penyerahan di pemerintah menunggu berita acara serah terima kedua hibahnya ke Pemda Kulon Progo belum," ujarnya.
Juaini mengatakan pasca kejadian kemarin, EWS tsunami di Karangwuni telah dinonaktifkan hingga waktu yang belum ditentukan. Langkah ini ditempuh untuk mengantisipasi kejadian serupa.
"Dikhawatirkan kalau bunyi lagi bikin masyarakat tidak respect terhadap bunyi-bunyian sirene (EWS)," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya sirine dari alat Early Warning System (EWS) Tsunami yang terpasang di Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates, Kulon Progo, tiba-tiba berbunyi pada Sabtu (6/9/2025). Hal ini sempat bikin heboh masyarakat karena khawatir akan terjadinya bencana hingga ada yang memutuskan mengungsi. Namun ternyata, kemunculan bunyi tersebut karena sistem EWS sedang eror.
Kabar ini dibenarkan oleh Lurah Karangwuni, Anwar Musadad. Dia menjelaskan bunyi sirine dari EWS di Karangwuni pertama kali muncul pada Sabtu (6/9/2025) sekitar pukul 23.15 WIB.
"Iya, bunyinya lumayan kencang sampai bikin masyarakat kaget," ucapnya saat dimintai konfirmasi wartawan Minggu (7/9/2025).
Anwar menyebut bunyi sirine itu membuat kaget warga yang tinggal di wilayah Karangwuni. Tak sedikit warga yang akhirnya mengungsi karena khawatir terjadi bencana alam.
"Bahkan ada warga yang sudah pergi evakuasi diri ke tempat aman," ujarnya.
Selain mengungsi, beberapa warga juga mendatangi kantor Balai Kalurahan Karangwuni, tempat di mana sirine itu terpasang. Mereka, lanjut Anwar, datang untuk mengecek apa yang sebenarnya terjadi.
"Ya, ada cukup banyak yang datang ke sini buat memastikan karena memang bunyi sirine tak kunjung mati. Akhirnya kami telepon BPBD untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi," jelasnya.
Usut punya usut, sirine EWS Tsunami di Karangwuni berbunyi karena ada sistem yang eror. "Bunyi sirine peringatan tsunami muncul akibat eror sistem. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 23.15 WIB hingga 23.35 WIB," ungkap
Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kulon Progo, Sunardi.
Sunardi mengatakan penyebab sistem eror ini masih dalam investigasi. Namun yang pasti, pihaknya menyatakan tidak ditemukan adanya aktivitas kegempaan maupun tanda-tanda potensi tsunami di perairan wilayah Kulon Progo.
"Untuk penyebab masih menunggu hasil pemeriksaan oleh vendor penyedia EWS," ujarnya.
(aap/sip)
Komentar Terbanyak
Pakar UII Tak Percaya Ada Beking di Kasus Ijazah Jokowi: Ini Perkara Sepele
Siapa Beking Isu Ijazah yang Dicurigai Jokowi?
Tari Incling Khas Kulon Progo, Konon Jadi Alat Pergerakan Lawan Kolonialisme