Bagi umat Katolik, renungan harian Katolik hari ini adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Allah. Renungan Katolik tersebut biasanya disertai dengan bacaan dan doa.
Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, 14 September 2025 merupakan Pesta Pemuliaan Salib Suci. Dengan orang kudus Santo Yohanes Gabriel Dufresse, Martin. Kemudian, warna liturgi hari ini adalah putih.
Mengangkat tema tentang makna salib, mari simak renungan Katolik hari Minggu, 14 September 2025 yang dihimpun detikJogja dari buku "Inspirasi Pagi" oleh S Advent Novianto SJ. Renungan harian Katolik berikut juga dilengkapi dengan bacaan Injil dan doa Katolik hari ini sebagai penutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Renungan Katolik Hari Ini Minggu, 14 September 2025
Bacaan Injil Katolik 14 September 2025
Bil. 21:4-9
- Bil 21:4 Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
- Bil 21:5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."
- Bil 21:6 Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.
- Bil 21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.
- Bil 21:8 Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup."
- Bil 21:9 Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Mzm. 78:1-2.34-35,36-37,38;
- Mzm 78:1 Nyanyian pengajaran Asaf. Pasanglah telinga untuk pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku.
- Mzm 78:2 Aku mau membuka mulut mengatakan amsal, aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala.
- Mzm 78:34 Apabila Ia membunuh mereka, maka mereka mencari Dia, mereka berbalik dan mengingini Allah;
- Mzm 78:35 mereka teringat bahwa Allah adalah gunung batu mereka, dan bahwa Allah Yang Mahatinggi adalah Penebus mereka.
- Mzm 78:36 Tetapi mereka memperdaya Dia dengan mulut mereka, dan dengan lidahnya mereka membohongi Dia.
- Mzm 78:37 Hati mereka tidak tetap pada Dia, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya.
- Mzm 78:38 Tetapi Ia bersifat penyayang, Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan murka-Nya dan tidak membangkitkan segenap amarah-Nya.
Flp. 2:6-11;
- Flp 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
- Flp 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
- Flp 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
- Flp 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
- Flp 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
- Flp 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Yoh. 3:13-17.
- Yoh 3:13 Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
- Yoh 3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
- Yoh 3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
- Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
- Yoh 3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Renungan Harian Katolik Hari Ini
Menurut kita, apakah salib itu? Pertanyaan ini mungkin mudah, namun juga bisa merupakan pertanyaan yang sulit untuk kita jawab. Beberapa waktu lalu, saya memberikan retret untuk beberapa suster. Ada salah satu suster yang selalu membawa salib di sakunya.
Lalu, saya bertanya kepadanya, "Mengapa suster selalu membawa salib di saku?" Suster ini menjawab dengan sederhana, bahwa salib merupakan kekuatannya.
Tanpa salib, dia bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Salib membuatnya kuat dalam melayani, dalam menjalankan panggilan, dan juga membuatnya kenang.
Pada hari ini, saya juga hendak mengajukan pertanyaan yang sama kepada kita semua: Bagaimana kita memaknai salib untuk diri kita? Tentu, yang diharapkan bukan sekadar jawaban dari pikiran, melainkan jawaban dari sebuah kesadaran yang melibatkan hati, pikiran, dan tindakan kita.
Pernahkah kita memandang salib dan bertanya, "Tuhan Yesus, mengapa Engkau rela disalibkan?" Kalau kita melakukan itu, kita membuka selual dialog dan bercakap-cakap dengan Yesus sendiri.
Dalam tradisi Igentian, St Ignatius melalui Latihan Rohani selalu mengajak orang untuk masuk ke dalam sebuah dialing dengan pribadi Yesus. Dialog ini adalah tindakan dua arah antara diri orang itu dan Tuhan.
Sebagai seorang Yesuit, saya pun melakukan percakapan itu di dalam doa. Saya berkontemplasi di depan salib, berdialog dengan Yesus tersalib, dan bertanya kepada-Nya mengapa la rela disalibkan.
Jawaban-Nya sederhana, tetapi sungguh membuat saya meneteskan air mata, "Advent, Aku melalukan ini karena Aku mencintaimu." Air mata saya keluar dengan tiba-tiba, perasaan saya pun menjadi campur aduk.
Yesus secara personal melakukan itu untuk saya yang berdosa! Kemudian, Yesus juga mengatakan, "Jangan takut. Lakukan juga untuk yang lain seperti yang Aku lakukan untukmu."
Salib menjadi sebuah kisah pengalaman iman yang personal. Kita jangan hanya menaruh salib tanpa sebuah pengalaman iman. Di dalam salib, ada kasih, namun juga ada ajakan untuk turut ambil bagian dalam pengalaman-Nya.
Kita tentu berbahagia karena sudah diselamatkan, tetapi kita juga wajib menjadi penyelamat bagi yang lain seperti yang telah dilakukan Yesus kepada kita.
Saudara-saudari, apa makna salib bagi Anda? Jadikanlah salib lebih bermakna dengan melihat itu dari pengalaman iman Anda. Punyakah Anda pengalaman Iman atas salib?
Doa Penutup
Ya Allah, menurut rencana-Mu Putra-Mu menanggung salib untuk menyelamatkan umat manusia. Semoga kami di dimia mengakui karya-Nya yang mulia, dan kelak di surga menikmati ganjaran penebusan-Mu.
Sebab Dialah pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
Demikian renungan harian Katolik hari ini Minggu, 14 September 2025 dengan bacaan Injil dan doa penutup. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita. Amin.
(sto/dil)
Komentar Terbanyak
Siasat Anggun Sopir Bank Pencuri Rp 10 M Hilangkan Jejak Selama Buron
Gelagat Anggun Sopir Bank Gondol Rp 10 M Sebelum Ditangkap
Penjelasan Menkeu Purbaya soal Postingan Anaknya 'Lengserkan Agen CIA'