Uniknya Festival Rambanan Kulon Progo, Ada Fashion Show Ternak-Lomba Ngarit

Uniknya Festival Rambanan Kulon Progo, Ada Fashion Show Ternak-Lomba Ngarit

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Sabtu, 06 Sep 2025 19:38 WIB
Aksi kambing dan domba yang tampil dalam fashion show hewan serta peserta lomba ngarit dalam Festival Rambanan 2025 di Girimulyo, Kulon Progo, Sabtu (6/9/2025).
Aksi kambing dan domba yang tampil dalam fashion show hewan serta peserta lomba ngarit dalam Festival Rambanan 2025 di Girimulyo, Kulon Progo, Sabtu (6/9/2025). (Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja)
Kulon Progo -

Ada festival unik bernama Rambanan 2025 di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Festival ini menghadirkan fashion show hewan ternak hingga lomba ngarit atau mencari rumput.

Festival Rambanan 2025 digelar di Glimpang Glamping Kampung Pramuka, Purwosari, Girimulyo, Kulon Progo, Sabtu (6/9/2025). Dalam festival ini ada fashion show nyeleneh karena pesertanya bukan manusia, melainkan kambing dan domba.

Kambing dan domba peserta fashion show itu sudah didandani dengan kostum unik. Ada yang memakai baju tradisional, ada pula yang mengenakan busana modern necis laiknya model profesional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak mau kalah, para peternak juga memakai busana cetar nan menarik saat mendampingi kambing dan domba miliknya tampil di panggung catwalk. Mulai dari cosplay petani komplit dengan capingnya, sampai jadi emak-emak sosialita full make-up. Walhasil, gelak tawa dan keriuhan penonton menyelimuti acara tersebut.

Dalam Festival yang disokong Dana Keistimewaan DIY ini juga digelar lomba ngarit atau mencari rumput. Pesertanya kaum wanita yang mayoritas adalah emak-emak.

ADVERTISEMENT

Ketika bunyi start dibunyikan, para peserta beradu cepat mengumpulkan rumput serta dedaunan sebagai pakan ternak di area perkebunan yang ada di sekitar lokasi acara. Tak sedikit dari peserta itu berlari hingga terjerembab ke tanah karena kontur kebun yang berundak.

Berbekal sabit dan kain ataupun tali pengikat, para peserta hanya diberi waktu 15 menit untuk mengumpulkan rumput sebanyak-banyaknya. Rumput yang terkumpul selanjutnya dinilai oleh juri dan ditimbang untuk mencari siapa pemenangnya. Peserta dengan perolehan rumput terbanyak ditetapkan sebagai jawara.

Paniradya Pati Keistimewaan DIY, Aris Eko Nugroho menjelaskan Rambanan merupakan akronim dari Paniradya Ambangun Kalurahan. Festival ini digelar untuk melestarikan budaya, dan potensi di tingkat kalurahan.

Aksi kambing dan domba yang tampil dalam fashion show hewan serta peserta lomba ngarit dalam Festival Rambanan 2025 di Girimulyo, Kulon Progo, Sabtu (6/9/2025).Aksi kambing dan domba yang tampil dalam fashion show hewan serta peserta lomba ngarit dalam Festival Rambanan 2025 di Girimulyo, Kulon Progo, Sabtu (6/9/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja

Sehingga dalam acara tersebut juga ditampilkan pelbagai kearifan lokal setempat seperti kirab budaya, tradisi siram ternak, kembul bujana, baritan, dan diakhiri fashion show hewan serta lomba ngarit. Purwosari sendiri merupakan kampung peternak sekaligus sentra kambing dan domba sehingga konsep acaranya tak jauh dari dua hal itu.

"Rambanan ini merupakan akronim dari Paniradya Ambangun Kalurahan, karena kita berharap dari awal dulu atas saran Ngarso Dalem bahwa reformasi Kalurahan merupakan bagian penting di dalam prosesi mewujudkan visi misi Gubernur DIY. Lewat cara ini kami ingin melestarikan budaya dan potensi setempat," ujarnya.

Terkait fashion show hewan, Aris menyebut jika kegiatan ini adalah bentuk apresiasi peternak terhadap kambing dan domba. Lewat acara ini, diharapkan peternak bisa memperlakukan ternaknya dengan baik.

"Jadi salah satu rangkaiannya itu berkaitan dengan fashion atau kita memberikan penghargaan bagi binatang, entah pakaian, entah itu berupa aksesoris yang mana hewan-hewan itu betul-betul kita hargai sebagaimana bukan sekedar hewan tapi bagian dari keseharian dari kita," terangnya.

Sementara itu salah satu peternak yang ikut dalam fashion show, Edi Sulis merasa senang bisa terlibat dalam kegiatan ini. Edi mengaku tidak ada persiapan untuk tampil, sehingga ini semua hanya bermodal nekat. Edi sendiri tampil bersama anak kambing miliknya yang didandani pakai daster.

"Karena tadi sebenarnya bukan saya, tapi anak saya. Karena anak saya capek habis pentas, akhirnya bapaknya yang mewakili, jadi seadanya ini," ucapnya.

Edi mengatakan festival ini jadi ajang silaturahmi sekaligus pembuktian bahwa kegiatan berternak juga bisa mendulang kesuksesan. Dia pun berharap generasi muda tidak lagi malu jadi peternak seperti dirinya.

"Semoga peternak bisa semakin bersyukur dan semakin greget karena usaha ternak ini begitu menghasilkan. Semoga lebih maju, peternak muda jadi lebih banyak, buang gengsimu, mari ngarit bersamaku," ujarnya.




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads