Mahasiswa Amikom Jogja Gelar Aksi 1.000 Lilin untuk Rheza Sendy Pratama

Mahasiswa Amikom Jogja Gelar Aksi 1.000 Lilin untuk Rheza Sendy Pratama

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Kamis, 04 Sep 2025 18:58 WIB
Aksi 1.000 lilin dari mahasiswa Amikom Jogja untuk Rheza Sendy Pratama, Kamis (4/9/2025).
Aksi 1.000 lilin dari mahasiswa Amikom Jogja untuk Rheza Sendy Pratama, Kamis (4/9/2025). Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja
Sleman -

Mahasiswa Amikom Jogja menggelar aksi 1.000 lilin untuk mendiang Rheza Sendy Pratama. Aksi ini sebagai bentuk doa untuk mendiang

Pantauan detikJogja di lokasi, mahasiswa Amikom mulai berkumpul di lapangan basket kampus sekitar pukul 15.30 WIB. Mereka mengenakan pakaian serba hitam dipadu dengan jas almamater berwarna krem.

Pukul 16.30 WIB, beberapa mahasiswa tampak melakukan salat gaib. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari perwakilan mahasiwa dilanjutkan Wakil Rektor III Amikom, dr Ahmad Fauzi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Acara dilanjutkan dengan tausiyah oleh Ustaz Mulyadi Erman. Kemudian, beberapa pimpinan Amikom menyalakan lilin dan memberikan bunga di sebuah meja yang terpampang foto Rheza Sendy sebagai bentuk doa untuknya.

ADVERTISEMENT

Ahmad Fauzi menyampaikan aksi ini sebagai bentuk solidaritas dan doa untuk Rheza Shendy.

"Civitas Amikom menyampaikan bela sungkawa dan duka cita mendalam. Semoga almarhum diampuni dosa dan keluarga diberi ketabahan," kata Ahmad saat sambutan.

Aksi 1.000 lilin dari mahasiswa Amikom Jogja untuk Rheza Sendy Pratama, Kamis (4/9/2025).Aksi 1.000 lilin dari mahasiswa Amikom Jogja untuk Rheza Sendy Pratama, Kamis (4/9/2025). Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja

"Sore ini adalah kegiatan refleksi seluruh civitas sebagai ungkapan bela sungkawa dalam rangka untuk mendoakan Rheza adalah bagian dari simbol bagian perjuangan mahasiswa dalam mencari kejujuran dan menegakkan hukum," jelasnya.

Sementara itu, Ketua BEM Amikom, Alvito Afriansyah, juga menyampaikan tuntutan sikap mahasiswa terkait meninggalnya Rheza Sendy. Lalu, juga terkait aksi demonstrasi.

"Mengecam keras tindakan represif saat pengamanan demonstrasi hingg jatuh korban. Aparat harusnya menjadi pelindung rakyat bukan penindas," kata Alvito.

Kemudian, mereka juga menuntut kepolisian untuk mengusut tuntas penyebab wafatnya Rheza Sendy dan segala bentuk kekerasan aparat di lapangan. Proses pengusutan harus transparan.

"Mendesak pemerintah RI bertanggung jawab penuh terhadap korban jiwa dalam aksi demo dan memberikan jaminan perlindungan hak konstitusional rakyat. Sebagaimana dijamin dalam UUD 1945," tutupnya.

Acara selesai pukul 17.15 WIB, seluruh mahasiswa tampak tetap berdiri di depan foto mendiang sambil memberikan doa dan setangkai bunga.

Untuk diketahui, Rheza meninggal hari Minggu (31/8) kemarin. Ayah almarhum Rheza, Yoyon Surono mengatakan anaknya pamit ngopi bersama temannya dini hari Sabtu malam.

Yoyon terkejut ketika mendapat kabar anaknya tewas. Dia kemudian melihat di sekujur tubuh Rheza terdapat banyak luka memar. Selain itu, leher Rheza juga patah, serta ada bekas pijakan sepatu di tubuh Rheza. Tapi dia tidak bisa memastikan kejadiannya dan dari mana luka tersebut bisa didapat.

"Tadi aku sudah melihat dan ikut mandikan, yang sini (leher kiri) kayak patah, pas dikucir kepala (yang dislokasi) juga harus di-krek (dikembalikan) sama yang di sana. Cuma yang paling kelihatan kan bekas-bekas sepatu PDL itu sini (perut bagian kanan), sama bekas sayatan-sayatan (memar pukulan). Sayatan kayak bekas digebuk itu loh. Bocor (kepalanya) itu," ungkap Yoyon.




(apu/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads