Cerita Pembuat Mural 'Awas Intel' Sempat Debat Saat Dihampiri Polisi

Cerita Pembuat Mural 'Awas Intel' Sempat Debat Saat Dihampiri Polisi

Adji G Rinepta - detikJogja
Rabu, 03 Sep 2025 16:16 WIB
Mural di bangunan kosong Jokteng Wetan simpang empat Jalan Brigjen Katamso, Kota Jogja, Selasa (2/9/2025) malam.
Mural di bangunan kosong Jokteng Wetan simpang empat Jalan Brigjen Katamso, Kota Jogja, Selasa (2/9/2025) malam. Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja
Jogja -

Pembuat mural bertulisan 'Awas Intel' dan 'Reset System' sempat dibentak oleh polisi sesaat sebelum berdebat. Momen itu terjadi usai pembuatan mural di sebuah bangunan kosong di Pojok Beteng (Jokteng) Wetan, simpang empat Jalan Brigjen Katamso, Kota Jogja.

Salah satu pembuat mural dengan nama samaran Kinky20 mengatakan momen itu terjadi pada Senin (1/9) malam. Saat itu rombongannya yang hampir menyelesaikan karya muralnya didatangi sejumlah orang berpakaian preman. Tak lama, muncul rombongan polisi dengan membawa truk polisi.

"Sekitar jam 7 atau setengah 8, kami didatangi segerombol orang yang berpakaian preman, kami awalnya juga tidak sadar. Setelahnya itu ada, mereka bergerombol banyak sekali," jelasnya saat dihubungi, Rabu (3/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka mengaku polisi, tapi memang polisi, wong ada truknya polisi juga kok," ujar Kinky20.

Kinky20 melanjutkan, saat beberapa orang itu datang, sudah ada bentuk intimidasi dengan bentakan keras. Selain itu, rombongan polisi itu juga berkata akan menggeledah dan meminta identitas. Namun pihak Kinky20 menolak itu.

ADVERTISEMENT

Kinky20 bilang, pihaknya saat itu mencoba tenang. Alih-alih memberikan respons yang berlebihan, pihaknya malah mengajak mereka berdialog.

"Datang ke kami, dan mengintimidasi kami dengan suara yang agak emosi. Kami mencoba untuk tidak terpancing suasana, jadi kami berdialog tentang tujuan kami membuat karya kreatif di Jokteng Wetan itu," ungkap Kinky20.

"Karena kami tidak berbuat kriminal, mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Dan mereka bicara geledah, mana identitas. Kok enak sekali mereka bicara seperti itu, geledah identitasnya mana, memang mereka mau bikinin kami BPJS atau apa gitu?," sambungnya.

Perdebatan pun terjadi. Meski begitu, dialog berlangsung dengan tensi yang tidak terlalu tinggi. Pasalnya, ia membeberkan dasar hukum yang menjelaskan jika kegiatan berkesenian di jalan tidak melanggar hukum.

"Di sana juga ada karya juga tentang polisi menindas, polisi menggilas, Mereka tersinggung dengan tulisan-tulisan itu. Jadi waktu saya bilang, di mana tulisan, di mana karya yang membuat tersinggung, dia lalu menunjuk tulisan itu," ujar Kinky20.

"Saya bicara tentang pasal-pasal juga, bahwa aksi yang kami lakukan itu sudah dilindungi oleh hukum. Dan mereka diam saja karena saya bicara tentang itu," imbuhnya.

Usai perdebatan mereka, kata Kinky20, oknum pembentak di awal kedatangan juga telah meminta maaf. Setelah dialog hampir selesai, datang lagi beberapa orang yang membuat dialog semakin panjang.

"Dia (pembentak) sudah minta maaf sebenarnya, ketika dia bersuara keras itu, emosi itu," terang Kinky20.

"Kan ada truk polisi juga, yang mungkin akan menjemput kami, tapi karena kami bisa berdialog dan mereka juga mati kutu juga, akhirnya ada 3 lagi yang datang, bilang ayok kita jaga jogja," lanjutnya.

Kinky20 mengaku tidak terkejut dengan kedatangan polisi dan intimidasi itu. Setelah dialog antar kedua kubu itu, ia dan rombongannya pun memutuskan pulang.

"Kami sudah mengantisipasi itu, makanya kami tenang aja. Teman-teman kami tidak ada yang lari, tidak ada yang takut. Kami menghadapi bersama-sama," pungkas Kinky20.




(afn/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads