Seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta bernama Rheza Sendy Pratama (21) menjadi perhatian. Pasalnya, ia meninggal dengan kondisi tubuh penuh luka.
Jenazahnya dimakamkan di Padukuhan Jaten, Sendangadi, Mlati, Sleman, Minggu (31/8) sore. Kematiannya menjadi atensi, di mana Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, meminta polisi untuk mengusutnya.
Berikut sejumlah hal yang terungkap dari kasus meninggalnya Rheza, seperti dirangkum detikJogja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sempat Pamit Ngopi
Ayah Rheza, Yoyon Surono, mengungkapkan sebelum ditemukan tewas, putranya sempat berpamitan untuk minum kopi. Saat itu, korban mengaku diajak ngopi ke Tugu, Jogja.
"Saya nyari yang ini (mengajak) tapi belum ketemu anaknya. Semalam ngajak ngopi di dekat Tugu itu. Malamnya ngopi minta uang, (yang ngajak) teman SMK," kata Yoyon saat ditemui usai pemakaman, Minggu (31/8).
Minggu pagi, Yoyon menerima informasi bahwa anaknya berada di RSUP Dr Sardjito karena terpapar gas air mata. Saat itu, tetangganya memberi tahu sembari menunjukkan KTP Rheza.
Dari informasi yang didapatnya, Yoyon menerangkan, petugas unit kesehatan Polda DIY mengantar ke RSUP Dr Sardjito. Setiba di rumah sakit, Yoyon justru mendapati anaknya sudah terbujur.
"Saya ke sana (Sardjito), anaknya sudah terbujur kayak gitu," katanya.
Yoyon mendapat kabar Rheza wafat pada Minggu pukul 07.00 WIB di RSUP Dr Sardjito. Dari kabar tersebut, Yoyon mengatakan, Rezha diduga terlibat aksi massa yang berlangsung ricuh di sekitar Polda DIY saat itu meski belum bisa dipastikan keterlibatan putranya dalam aksi tersebut.
"Iya kejadiannya pagi, di depan Polda (DIY) kayaknya," imbuhnya.
2. Tubuh Penuh Luka-Leher Patah
Yoyon melanjutkan, saat hendak dimandikan, dia melihat jenazah anaknya dipenuhi luka memar. Bahkan, kondisi leher korban patah.
Namun begitu, Yoyon tidak dapat memastikan kejadian yang menimpa anaknya hingga mengakibatkan luka-luka tersebut.
"Tadi aku sudah melihat dan ikut mandikan, yang sini (leher kiri) kayak patah, pas dikucir kepala (yang dislokasi) juga harus di-krek (dikembalikan) sama yang di sana. Cuma yang paling kelihatan kan bekas-bekas sepatu PDL itu sini (perut bagian kanan), sama bekas sayatan-sayatan (memar pukulan). Sayatan kayak bekas digebuk itu loh. Bocor (kepalanya) itu," ungkap Yoyon.
3. Tak Ingin Jenazah Diautopsi
Yoyon pun tak ingin mendiang anaknya diautopsi. Dia menerima insiden tersebut sebagai musibah.
"Enggak, saya enggak mau otopsi soalnya, tadi harusnya sampai sini jam 1, kita sudah masuk awal tadi ada kendala dari kepolisian minta autopsi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
"Cuma kita dari keluarga sudah pasrah. apapun yang terjadi ini musibah gitu aja. Jadi kita enggak mau autopsi," lanjutnya.
Yoyon tak ingin ada demonstrasi yang ricuh hingga menyebabkan korban jiwa.
"Ya harapannya penginnya sih demo-demo yang damai. Maksudnya untuk meminimalisir kan setidaknya pengamanannya itu gimana ya kan rata-rata yang demo itu kan ada campuran mahasiswa dan ini setidaknya pengamanan jangan terus apa-apa main gebuk apa-apa main gebuk gitu. Kan kasihan itu nanti orang-orang," ujarnya.
4. RSUP Sardjito Ungkap Kondisi Rheza Sudah Kritis
Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan, menuturkan saat itu rumah sakit menerima 29 pasien yang mengikuti demo di Polda DIY. Satu di antaranya, yakni Rheza, meninggal.
"Yang meninggal dunia, dari 29 itu 1 meninggal dunia," kata Banu kepada wartawan, Senin (1/9/2025).
"(Iya) Tidak sadar (saat tiba di Sardjito)," ujarnya.
Pihak rumah sakit pun terus berupaya untuk melakukan penanganan medis kepada Rheza.
"Ya kita selalu upayakan itu waktu itu. Ada tanda yang masih melemahkan itu ya posisinya," jelas dia.
Tenaga medis rumah sakit sudah berupaya maksimal. Namun, kondisi Rheza tidak bisa selamat dan dinyatakan meninggal dunia.
"Pasien masuk di kami jam 06.30 WIB, masuk sudah dalam kondisi jelek begitu. Kemudian tim medis kami melakukan namanya RJP, resusitasi jantung. Secara maraton, sekitar 30 menit, namun demikian jam 07.06 WIB kami menyatakan beliau meninggal dunia," jelas dia.
Dia menjelaskan terkait dengan penyebab kematian Rheza, pihaknya masih menegakkan diagnosis henti jantung. Mengingat keluarga Rheza enggan untuk dilakukan visum lebih lanjut.
"Kebetulan pula kemarin dari pihak keluarga juga tidak berkenan untuk dilakukan visum lebih lanjut, sehingga diagnosa cardiac arrest ini masih kita tegakkan dengan cardiac arrest. Penyebab kematian ya cardiac arrest (henti jantung) itu," ujarnya.
![]() |
5. Sultan HB X Minta Kasus Kematian Rheza Diusut
Sultan HB X meminta Polda DIY segera mengusut tuntas meninggalnya Rheza.
"Saya sudah menyampaikan ke Pak Kapolda untuk melakukan identifikasi, penelitian yang lebih lanjut, gitu aja. Karena mereka yang punya kewajiban," kata Sultan saat ditemui di Kompleks Kepatihan Kota Jogja, Minggu (31/8) malam.
Keraton Jogja sendiri diwakili GKR Bendara dan GKR Mangkubumi melayat ke rumah duka.
"Mewakili Kasultanan ngaturaken (menyampaikan) belasungkawa, mugi (semoga) Mas Rezha dilancarkan dalam perjalan menuju rumah Tuhan," kata GKR Mangkubumi ditemui di rumah duka, Minggu (31/8/2025).
Mangkubumi berharap tidak ada korban lagi dalam aksi demo. Dia meminta semua pihak menjaga kondisi DIY.
"Kami terus berharap tidak ada korban yang seperti ini. Jadi mudah-mudahan kita sama-sama menjaga Daerah Istimewa Yogyakarta dan juga tentunya menjaga masyarakat," ujarnya.
Soal kasus ini, GKR Mangkubumi menyebut orang tua Rheza telah legawa.
"Dari keluarga tadi sudah legawa, maksudnya nggih (ya) karena kita juga memikirkan Mas Rezha-nya supaya juga bisa tenang," katanya.
6. Tanggapan Mabes Polri
Dilansir detikNews, Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan saat ini penanganan kasus tersebut dalam proses inventarisir dan konsolidasi.
"Dalam proses inventarisasi dan kemudian konsolidasi, termasuk kalau tidak salah, itu di kejadian di Polda DIY. Pak Kapolda DIY (Irjen Anggoro Sukartono) sudah melakukan kegiatan tindakan penyelidikan," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/9/2025).
"Juga mendatangi orang tua korban untuk memberikan perkembangan apa langkah-langkah yang dilakukan," imbuhnya.
Trunoyudo belum menyebutkan rincian penanganan kasus itu. Perkembangan penanganan kasus tersebut akan disampaikan oleh Polda DIY.
"Tentu itu nanti akan disampaikan lebih lanjut. Namun demikian, proses itu sudah dilakukan penyelidikan oleh Polda. Termasuk beberapa hal lainnya, kita tentu melakukan konsolidasi dan kemudian melihat dari apa kejadian-kejadian ini," jelas Trunoyudo.
"Kita tunggu perkembangan nya secara utuh. Nanti Polda-Polda juga secara akuntabilitas juga akan menyampaikan," tegasnya.
7. Kapolda DIY Melayat ke Rumah Duka
Kapolda DIY, Irjen Anggoro Sukartono, diketahui juga melayat ke rumah duka. Kapolda didampingi Danrem 072/Pamungkas, Kajati DIY, Bupati Sleman, dan Kapolresta Sleman saat melayat ke rumah duka.
"Kedatangan kami semua untuk belasungkawa, turut berduka cita atas meninggalnya almarhum saudara Rheza Pratama. Keluarga (korban) menerima kami dan menyampaikan telah menerima dan ikhlas atas kematian, meninggalnya putra beliau," kata Irjen Anggoro dalam keterangan video yang diterima wartawan, Minggu (31/8).
Dalam pertemuan dengan keluarga almarhum Rheza, Anggoro menyampaikan pihaknya akan melakukan penyelidikan dan penyidikan jika keluarga korban menghendaki peristiwa ini diproses hukum. Akan tetapi, dalam pertemuan itu keluarga korban disebut telah menerima peristiwa itu.
"Kami juga sudah menyampaikan maksud kedatangan apabila keluarga akan mempertanyakan sampai kepada proses hukum dari meninggalnya kami siapkan semua proses itu mulai dari penyelidikan, penyidikan. Namun proses awal keluarga menolak untuk melakukan ekshumasi dan keluarga menerima," katanya.
Meski demikian, Anggoro tetap membuka diri kepada keluarga korban jika nantinya berubah pikiran dan ingin agar kasus ini diusut.
"Kalau nanti keluarga di kemudian hari berubah pikiran dan ingin mempertanyakan proses hukum terhadap meninggalnya saudara Rheza kami siap untuk melakukan penyidikan," tegasnya.
Saksikan Live DetikPagi:
Simak Video "Video: Tewasnya Mahasiswa Amikom Jogja yang Penuh Luka"
[Gambas:Video 20detik]
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan