Kronologi Kematian Rheza Mahasiswa Amikom Jogja

Kronologi Kematian Rheza Mahasiswa Amikom Jogja

Tim detikJogja - detikJogja
Senin, 01 Sep 2025 15:21 WIB
Pemakaman mahasiswa Amikom Jogja, Rheza Sendy Pratama (21) di Mlati, Sleman, Minggu (31/8/2025).
Pemakaman mahasiswa Amikom Jogja, Rheza Sendy Pratama (21) di Mlati, Sleman, Minggu (31/8/2025). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja
Jogja -

Rheza Sendy Pratama, mahasiswa Amikom Yogyakarta, meninggal dunia usai mengikuti aksi di sekitar Mapolda DIY. Berikut ini kronologi kematian Rheza Mahasiswa Amikom Jogja, dihimpun dari pemberitaan detikJogja.

Sabtu, 30 Agustus

Ayah Rheza, Yoyon Surono, mengatakan sebelum pergi meninggalkan rumah pada Sabtu (30/8) malam, anaknya pamit mau ngopi bersama temannya.

Menurut Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Amikom, Alvito Afriansyah, pihaknya mendapat informasi bahwa Rheza ikut aksi unjuk rasa pada Sabtu (30/8) hingga Minggu (31/8) pagi. Dia juga menduga Rheza sempat terekam kamera dan videonya beredar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya perihal itu bahwa memang betul itu adalah korban yang kita sama-sama lihat di video pada saat aparat melemparkan gas air mata dan mungkin insiden itu terjadi pada saat itu. Ya dari motor dan itu kami dapatkan informasi dari teman sekelas bahwa yang memvalidasi bahwa benar memang itu saudara Rheza," kata Alvito di Sleman, Minggu (31/8/2025).

Pemakaman mahasiswa Amikom Jogja, Rheza Sendy Pratama (21) di Mlati, Sleman, Minggu (31/8/2025).Pemakaman mahasiswa Amikom Jogja, Rheza Sendy Pratama (21) di Mlati, Sleman, Minggu (31/8/2025). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja

Minggu pagi, 31 Agustus

Penjelasan RSUP Dr Sardjito

Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan mengatakan Rheza tiba di rumah sakit pada Minggu (31/8) pukul 06.30 WIB. Rheza saat itu dalam kondisi tidak sadarkan diri.

ADVERTISEMENT

"Pasien masuk di kami jam 06.30 WIB, masuk sudah dalam kondisi jelek begitu. Kemudian tim medis kami melakukan namanya RJP, resusitasi jantung. Secara maraton, sekitar 30 menit, namun demikian jam 07.06 WIB kami menyatakan beliau meninggal dunia," kata Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan kepada wartawan, Senin (1/9/2025).

Banu mengatakan, keluarga Rheza tidak berkenan dilakukan visum.

"Kebetulan pula kemarin dari pihak keluarga juga tidak berkenan untuk dilakukan visum lebih lanjut. Sehingga diagnosa cardiac arrest ini masih kita tegakkan dengan cardiac arrest. Penyebab kematian ya cardiac arrest (henti jantung) itu," ujarnya.

Putri Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi dan GKR Bendara, melayat ke rumah Rheza Sendy Pratama, di Jaten, Mlati, Sleman, Minggu (31/8/2025).Putri Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi dan GKR Bendara, melayat ke rumah Rheza Sendy Pratama, di Jaten, Mlati, Sleman, Minggu (31/8/2025). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja

Kesaksiaan Ayah Rheza

Pada Minggu pagi itu, Yoyon mendapat kabar dari tetangganya kalau Rheza dirawat di RSUP Dr Sardjito.

"Saya ke sana (rumah sakit), anaknya sudah terbujur gitu," kata Yoyon saat ditemui awak media di rumah duka, Minggu (31/8/2025).

Yoyon menjelaskan, saat memandikan jenazah, di sekujur tubuh Rheza terdapat banyak luka memar. Leher Rheza juga patah, serta ada bekas pijakan sepatu di tubuh Rheza. Tapi dia tidak bisa memastikan kejadiannya dan dari mana luka tersebut bisa didapat.

"Tadi aku sudah melihat dan ikut mandikan, yang sini (leher kiri) kayak patah, pas dikucir kepala (yang dislokasi) juga harus di-krek (dikembalikan) sama yang di sana. Cuma yang paling kelihatan kan bekas-bekas sepatu PDL itu sini (perut bagian kanan), sama bekas sayatan-sayatan (memar pukulan). Sayatan kayak bekas digebuk itu loh. Bocor (kepalanya) itu," jelas Yoyon, kemarin.

Meski demikian pihak keluarganya enggan untuk dilakukan autopsi. Yoyon mengaku pasrah dan menganggapnya musibah.

"Enggak, saya enggak mau autopsi soalnya, tadi harusnya sampai sini jam 1, kita sudah masuk awal tadi ada kendala dari kepolisian minta autopsi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Yoyon

"Cuma kita dari keluarga sudah pasrah. apapun yang terjadi ini musibah gitu aja. Jadi kita enggak mau autopsi," imbuhnya.

Kapolda DIY Irjen Anggoro Sukartono melayat ke rumah Rheza Sendy Pratama (21), mahasiswa Amikom Yogyakarta yang meninggal penuh luka di Sleman, Minggu (31/8/2025).Kapolda DIY Irjen Anggoro Sukartono melayat ke rumah Rheza Sendy Pratama (21), mahasiswa Amikom Yogyakarta yang meninggal penuh luka di Sleman, Minggu (31/8/2025). Foto: Dok. Polda DIY

Minggu sore, 31 Agustus

Jenazah Rheza dimakamkan pada Minggu (31/8) sore di Padukuhan Jaten, Sendangadi, Mlati, Sleman.

Kemarin, Wakil Rektor Universitas Amikom Yogyakarta, Dr Achmad Fauzi, mengaku belum mengetahui kronologi kejadiannya secara pasti dan dalam waktu dekat akan melakukan investigasi terkait kejadian itu.

"Harapan kami tentunya meskipun ini mahasiswa, sebagai mahasiswa Amikom, harapannya adalah pihak kepolisian bisa memberikan informasi yang lengkap kepada kami. Peristiwa yang terjadi seperti apa. Meskipun ini sudah di luar pantauan dan kendali kami, tapi bahwa ini (korban) adalah mahasiswa dan ini sehingga ini juga harus kita lakukan investigasi," kata Fauzi, Minggu (31/8/2025).

Minggu Malam, 31 Agustus

Putri Keraton Melayat

Ratusan pelayat datang ke rumah duka, termasuk Putri Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi dan GKR Bendara. Mangkubumi menyampaikan duka cita atas meninggalnya Rheza. Dia juga menyebut keluarga Rheza sudah legawa.

"Mewakili Kasultanan ngaturaken (menyampaikan) belasungkawa, mugi (semoga) Mas Rezha dilancarkan dalam perjalan menuju rumah Tuhan," kata GKR Mangkubumi ditemui di rumah duka, Minggu (31/8/2025).

Sultan HB X Minta Diusut

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta Polda DIY untuk mengusut tuntas kasus meninggalnya mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama (21).

"Saya sudah menyampaikan ke Pak Kapolda untuk melakukan identifikasi, penelitian yang lebih lanjut, gitu aja. Karena mereka yang punya kewajiban," kata Sultan di Kompleks Kepatihan Kota Jogja, Minggu (31/8/2025) malam.

Kapolda DIY Siap Selidiki

Kapolda DIY Irjen Anggoro Sukartono juga melayat ke kediaman Rheza Sendy Pratama (21) di Mlati, Sleman, pada Minggu (31/8) malam. Kapolda didampingi Danrem 072/Pamungkas, Kajati DIY, Bupati Sleman, dan Kapolresta Sleman saat melayat ke rumah duka.

"Kedatangan kami semua untuk belasungkawa, turut berduka cita atas meninggalnya almarhum saudara Rheza Pratama. Keluarga (korban) menerima kami dan menyampaikan telah menerima dan ikhlas atas kematian, meninggalnya putra beliau," kata Irjen Anggoro dalam keterangan video yang diterima wartawan, Minggu (31/8/2025).

Dalam pertemuan dengan keluarga almarhum Rheza, Anggoro menyampaikan pihaknya akan melakukan penyelidikan dan penyidikan jika keluarga korban menghendaki peristiwa ini diproses hukum.

"Kami juga sudah menyampaikan maksud kedatangan apabila keluarga akan mempertanyakan sampai kepada proses hukum dari meninggalnya, kami siapkan semua proses itu mulai dari penyelidikan, penyidikan. Namun proses awal keluarga menolak untuk melakukan ekshumasi dan keluarga menerima," katanya.

Meski demikian, Anggoro tetap membuka diri kepada keluarga korban jika nanti berubah pikiran dan ingin agar kasus ini diusut.

"Kalau nanti keluarga di kemudian hari berubah pikiran dan ingin mempertanyakan proses hukum terhadap meninggalnya saudara Rheza kami siap untuk melakukan penyidikan," tegasnya.




(dil/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads